Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Kevin Schwantz Blak-blakan soal Joan Mir

Kevin Schwantz, juara dunia kelas 500 cc 1993 bersama Suzuki, yakin Joan Mir juga mampu berada di barisan depan dengan motor 500 cc 2-tak.

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Gold and Goose / Motorsport Images

Kevin Schwantz menjadi salah satu legenda balap motor dunia yang pertama memberikan selamat kepada Joan Mir seusai finis di posisi ketujuh GP Valencia (Valencia 2), 15 November 2020 lalu.

Hasil itu membuat Mir memastikan gelar juara dunia MotoGP 2020, musim keduanya di kelas utama Kejuaraan Dunia Balap Motor tersebut.

Mir pun menjadi pembalap keenam Suzuki yang mampu merebut gelar di kelas tertinggi setelah Barry Sheene (1976, 1977), Marco Lucchinelli (1981), Franco Uncini (1982), Schwantz (1993), dan Kenny Roberts Jr (2000).

Namun, di antara keenam kampiun Suzuki tersebut, baru Mir yang merebut gelar di era MotoGP (motor 1.000 cc 4-tak sejak 2002).

Baca Juga:

Karena itulah seusai mendapatkan selamat dari Schwantz, Mir menyebut ingin makan malam bersama mantan pembalap asal Amerika Serikat (AS) itu. Mir ingin mengetahui seperti apa rasanya turun dengan motor 500 cc 2-tak yang terkenal liar dan hal lainnya.

“Tentu saya sangat menantikan undangan dari Joan Mir. Sebuah kehormatan bagi saya bisa makan malam bersama juara dunia MotoGP 2020,” tutur Schwantz, 56 tahun.

Schwantz menyebut banyak topik yang bisa dibicarakan bersama Mir. Misal perbedaan persaingan zaman 500 cc dengan MotoGP, motor 500 cc dengan tunggangan Mir musim ini, dan sebagainya.

“Memang butuh adaptasi untuk mengendarai motor 500 cc 2-tak. Namun, Mir sudah menunjukkan kecepatannya di atas motor MotoGP. Ia sangat cepat dan konsisten,” ucap Schwantz, yang merebut gelar juara dunia pada 1993 dengan Suzuki RGV500.

Kevin Schwantz mengagumi teknik dan mentalitas Joan Mir di MotoGP 2020.

Kevin Schwantz mengagumi teknik dan mentalitas Joan Mir di MotoGP 2020.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Dari situlah Schwantz yakin Mir bisa dengan mudah mengendarai motor 500 cc. “Menurut saya, dibanding pembalap lain, Mir akan lebih cepat menemukan feeling dan teknik mengendarai motor 500 cc. Memang butuh beberapa musim adaptasi. Namun, Mir akan lebih cepat melakukannya dan bisa juara dunia,” ucap Schwantz.

Salah satu hal dari Joan Mir yang disukai Schwantz adalah konsistensi dan perhitungan pembalap asal Spanyol itu. Mir pandai mengatur ritme kapan harus cepat untuk merebut poin sebanyak mungkin dan kapan harus bermain aman.

“Mir hanya membuat beberapa kesalahan kecil pada awal musim. Tetapi, ia lalu konsisten merebut poin sebanyak mungkin saat memiliki kesempatan,” ucap Schwantz.

Pada MotoGP 2020 ini, Mir tidak mampu mendapatkan poin di Jerez 1 (GP Spanyol), Brno (GP Rep. Ceko), dan lomba terakhir di Algarve (GP Portugal).

Dari 11 lomba lainnya, Mir sembilan kali finis di lima besar yang tujuh di antaranya podium. Akhirnya, pada klasmen akhir Mir mengantongi 171 poin, unggul 13 poin dari pesaing terdekatnya, Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT).

Cara pembalap Tim Suzuki Ecstar, Joan Mir, mengendalikan Suzuki GSX-RR juga diacungi jempol oleh Kevin Schwantz.

Cara pembalap Tim Suzuki Ecstar, Joan Mir, mengendalikan Suzuki GSX-RR juga diacungi jempol oleh Kevin Schwantz.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Suzuki bekerja sangat bagus dari sisi teknis dan itu sangat membantu Mir sehingga ia tidak mengalami maalah teknis yang memaksanya finis tanpa poin. Saya angkat topi buat kerja Suzuki,” kata Schwantz tentang keandalan Suzuki GSX-RR.

Hanya di Portugal, Mir terpaksa mundur dari lomba karena kerusakan sistem elektronik. Itu pun terjadi setelah dirinya terjatuh dua kali di sesi latihan bebas.

Pembalap yang berkarier sembilan tahun di kelas 500 cc (1986-1995) dan mundur karena cedera itu juga menyebut, kunci keberhasilan Mir merebut gelar adalah saat memenangi GP Eropa (Valencia 1) dan rekan setimnya, Alex Rins, finis kedua.

Podium utama GP Eropa 2020 juga menjadi kemenangan pertama Joan Mir sepanjang karier MotoGP-nya yang baru dimulai pada 2019. Dengan kemenangan itu, Mir mampu memperpanjang selisih poinnya dengan Morbidelli hingga 37 poin sehingga bisa turun lebih tenang di Valencia 2.

“Di Valencia 2, Joan Mir menunjukkan kartu truf-nya untuk mengamankan gelar. Dan, Mir memang pandai mengatur ritme dan emosi dalam lomba yang krusial seperti itu,” kata Kevin Schwantz.      

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lima Musim Terakhir, MotoGP Munculkan 16 Pemenang Berbeda
Artikel berikutnya Rossi Ungkap Penyebab Pembalap Muda Lebih Cepat di MotoGP

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia