Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Schwantz: MotoGP zaman sekarang lebih baik

Legenda GP 500cc, Kevin Schwantz, mengatakan level kompetisi MotoGP lebih baik dibandingkan eranya dulu. Saat ini, setiap pembalap memiliki peluang memimpin di depan.

Wayne Rainey, Yamaha, Kevin Schwantz, Suzuki

Gold and Goose / Motorsport Images

Schwantz membalap di kejuaraan dunia Grand Prix sejak 1988, dan kemudian pensiun awal 1995. Era disebut-sebut sebagai puncak kejayaan kelas 500cc.

Pria asal Amerika Serikat (AS) ini mengendarai Suzuki sepanjang kariernya di kelas utama dan berhasil menjadi juara dunia 1993. Gelar perdana Suzuki sejak Franco Uncini memenangkan kejuaraan musim 1982.

Dibandingkan eranya ketika balap didominasi Yamaha dan Honda, Schwantz yakin level kompetisi MotoGP saat ini membuat kejuaraan lebih dinikmati penggemarnya.

Lihat saja bagaimana tim satelit dapat kompetitif bersama-sama dengan tim pabrikan Yamaha, Honda dan Ducati sepanjang 2017.

Bagaimana duet Yamaha Tech, Johann Zarco dan Jonas Folger, Cal Crutchlow [LCR Honda], serta Danilo Petrucci [Pramac Racing] berhasil meraih podium musim ini. Zarco bahkan berhasil pole position di Assen.

Andrea Iannone [Suzuki] dan Aleix Espargaro [Aprilia] juga beberapa kali menunjukkan kemampuannya. Dengan pembalap Aspar Team, Karel Abraham, mengejutkan semua pihak saat start kedua di kualifikasi MotoGP Argentina.

Bagi Schwantz, situasi tidak bisa ditebak ini membuat hampir semua pembalap memiliki peluang bertarung di depan. Menjadikan MotoGP saat ini begitu menghibur.

“Dari sisi perspektif fans, saya pikir saat ini lebih baik. Semua motor, kecuali KTM, memiliki kemampuan. Semua pembalap pun mendapatkan peluang untuk berada di depan,” ucapnya.

“Saya tidak tahu apakah Aprilia membuat kemajuan tahun ini, atau kemampuan berkendara Aleix yang menjadi faktor. Tapi pada kasus Ducati, [Alvaro] Bautista, [Hector] Barbera, Petrucci, [Loris] Baz...”

“Maksud saya, semua orang berhasil berada pada posisi depan sepanjang musim. Bagi saya, inilah yang membuat balap begitu menyenangkan.”

Persaingan ketat munculkan banyak kesalahan

Schwantz sampai berkomentar seperti ini akibat level kompetisi musim ini yang begitu ketat. Keempat pembalap pada posisi teratas hanya memiliki selisih 10 poin saat paruh musim.

Ini karena hampir semua keempat pembalap pernah keluar trek pada sembilan seri pertama. Bahkan Marc Marquez dan Maverick Vinales pernah dua kali terjatuh. Dengan pembalap lain setidaknya satu kali tersingkir dari balapan.

“Untuk mendapatkan kejuaraan seketat seperti saat ini, biasanya banyak pembalap yang pernah melakukan kesalahan. Saya begitu senang atas apa yang akan terjadi pada paruh musim kedua nanti,” tambah Schwantz.

“Lihat apa terjadi di Sachsenring. Hanya terdapat selisih dua detik dari depan ke belakang. Salah sedikit, Anda bisa langsung berada pada posisi ke-15.”

“Inilah mengapa begitu banyak pembalap melakukan kesalahan. Karena berada pada tekanan tinggi pada setiap putaran. Ini bukan akhir pekan di mana saya bisa bersantai-santai dengan motor biasa saja dan berada pada posisi keempat. Tidak, Anda akan berada pada posisi ke-14 hanya dalam kedipan mata.”

Laporan tambahan oleh David Gruz

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya GALERI: Liburan para pembalap MotoGP
Artikel berikutnya Data dan fakta jelang MotoGP Rep. Ceko

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia