Komentari krisis Yamaha, Lorenzo: Mereka akan bangkit
Jorge Lorenzo menganggap keterpurukan Yamaha adalah bagian dari siklus MotoGP, dan percaya mantan timnya akan kembali kompetitif.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bergabung dengan skuat garpu tala pada 2008, Lorenzo memenangi tiga titel juara dunia bersama Yamaha sebelum hijrah ke Ducati pada akhir 2016.
Posisinya digantikan Maverick Vinales, yang memenangi dua balapan pertamanya menunggangi YZR-M1, namun tak lagi memuncaki podium sejak Valentino Rossi berjaya di Assen, Juni 2017.
Puncaknya terjadi di Aragon, skuat garpu tala telah menyentuh 23 balapan tanpa kemenangan. Merupakan rekor puasa kemenangan Yamaha di MotoGP, memecahkan rekor 22 balapan antara tahun 1996 hingga 1998.
Mengomentari krisis yang dialami mantan timnya, Lorenzo yakin Yamaha akan segera bangkit. Lebih jauh, Lorenzo menambahkan MotoGP memiliki siklus unik, yang identik seperti yang terjadi pada dua raksasa sepakbola Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.
“Saya pikir MotoGP sedikit sama seperti sepakbola, di mana ada siklus yang terjadi. [Contohnya] Barcelona, atau Real Madrid dapat memiliki tiga atau empat tahun-tahun sulit, dan cepat atau lambat mereka akan kembali,” papar Lorenzo.
“Yamaha memiliki sejarah untuk bangkit, dan saya pikir cepat atau lambat mereka akan tiba [di baris depan].”
Pada balapan di Aragon, Rossi membeberkan bahwa Yamaha terakhir kali memberi update signifikan pada musim 2015. Musim di mana skuat Iwata mendominasi, kala itu Lorenzo mengungguli The Doctor.
Jorge Lorenzo, Ducati Team, Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Photo by: Gold and Goose / LAT Images
Ketika disinggung apakah ia melihat tanda-tanda penurunan Yamaha telah muncul pada musim terakhirnya di Yamaha, Lorenzo menjawab: “2016 adalah tahun sulit, karena kami memulai dengan kuat pada elektronik, kemudian Honda membaik sedikit demi sedikit, dan mereka mengejar kami.
“Kami sedikit inkonsisten ketika balapan, tapi kami sangat kuat pada beberapa balapan. Saya menang empat kali, tapi jelas kami lebih kuat pada 2015.
“Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, ini adalah siklus, dan mereka [Yamaha] akan kembali cepat atau lambat.”
Krisis yang terjadi membuat para pembalap Yamaha tidak berharap banyak skuat Iwata dapat mengubah peruntungannya tahun ini, Rossi sendiri mengatakan dirinya butuh keajaiban untuk menang, sementara Vinales kehilangan motivasinya untuk sisa 2018.
Bukan hanya itu, The Doctor juga telah mengungkapkan keraguannya terhadap motor musim depan, sementara Vinales tak tahu apa yang akan terjadi tahun depan.
“Saya tak ingin memikirkan tahun depan, sebaliknya itu akan buruk, saya akan finis ke-15,” ujar Vinales di Aragon.
“Saya perlu konsentrasi untuk tahun ini, saya lakukan yang terbaik untuk mempercayai motor, kepercayaan kami bisa melakukan langkah berikutnya.
“Dan saya perlu siap saat motornya lebih baik, saya bisa lebih baik. Itu saja, saya belum ingin memikirkan tahun depan.”
Laporan tambahan oleh Oriol Puigdemont
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments