Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Statistik

Krisis berkepanjangan, ada apa dengan Yamaha?

Telah melalui 23 balapan tampa kemenangan, paceklik kemenangan Yamaha sangat memperihatinkan, namun bagaimana jika dibandingkan krisis terdahulu?

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Gold and Goose / Motorsport Images

Minggu, 25 Juni 2017, Valentino Rossi melintasi garis finis pertama di Assen, unggul 0,063 detik atas kompatriotnya Danilo Petrucci. Ini merupakan kemenangan pertama The Doctor musim lalu, sekaligus kemenangan keempat Yamaha pada delapan balapan awal musim tersebut.

Siapa yang tahu, bahwa hari itu adalah kemenangan terakhir pabrikan garpu tala sampai saat ini, dan telah memecahkan rekor paceklik kemenangan Yamaha, yakni 22 balapan antara musim 1996 hingga 1998.

Masalah elektronik seolah menjadi momok bagi YZR-M1, sampai mengubah motor yang tampaknya dominan pada paruh awal 2017, menjadi tak berdaya di tengah dominasi RC213V-Marquez dan Desmosedici GP18.

Baca Juga:

Berbagai solusi dipertimbangkan Yamaha, termasuk mengganti layout mesin inline 4, yang telah menjadi basis pengembangan YZR-M1 sejak diciptakan, menjadi konfigurasi V4.

Minimnya pembaruan signifikan terhadap paket YZR-M1 juga menjadi penyebab lain terpuruknya Yamaha. Menurut pengakuan Rossi di Aragon, ia tidak lagi mendapatkan update besar dari Iwata sejak 2015.

Hijrahnya Jorge Lorenzo ke Ducati juga menambah luka Yamaha, terlebih Vinales sejauh ini belum bisa menggantikan peran X-Fuera dalam pengembangan YZR-M1.

Rapor Yamaha setelah Assen 2017:

Tahun

Balapan

Rossi

Vinales

Zarco

Folger

2017

Jerman

5

4

9

2

2017

Ceko

4

3

12

10

2017

Austria

7

6

5

-

2017

Silverstone

3

2

6

Absen

2017

San Marino

Absen

4

15

9

2017

Aragon

5

4

9

6

2017

Jepang

-

9

8

- (Nozane)

2017

Australia

2

3

4

22 (Parkes)

2017

Malaysia

7

9

3

16 (Van der Mark)

2017

Valencia

5

12

2

17 (Van der Mark)

 

 

Rossi

Vinales

Zarco

Syahrin

2018

Qatar

3

6

8

14

2018

Argentina

19

5

2

9

2018

Austin

4

2

6

-

2018

Jerez

5

7

2

16

2018

Prancis

3

7

-

12

2018

Italia

3

8

10

12

2018

Catalunya

3

6

7

-

2018

Belanda

5

3

8

18

2018

Jerman

2

3

9

11

2018

Ceko

4

-

7

14

2018

Austria

6

12

9

16

2018

San Marino

7

5

10

19

2018

Aragon

8

10

14

18

Apakah krisis Yamaha separah itu? Jika dibandingkan dengan paceklik pada dekade 90-an, YZR-M1 masih bisa meramaikan persaingan di baris depan selama 23 balapan terakhir.

Sejak kemenangan Norick Abe di Jepang tahun 1996, hingga Simon Crafar pada GP 500cc Inggris 1998, Yamaha hanya menorehkan satu pole position, satu fastest lap, dan tujuh podium selama 22 balapan.

Sementara itu, YZR-M1 telah mengantarkan para pembalapnya 18 kali mengisi podium, tujuh pole position, serta menorehkan lap tercepat pada tujuh dari 23 balapan terakhir.

Masa depan, zona abu-abu Yamaha

Yamaha belum mampu memecahkan masalah terbesar mereka selama dua tahun terakhir, dan tampaknya masa depan juga tidak lebih baik bagi skuat Iwata.

Di saat pabrikan lain telah memiliki basis motor musim depan, Rossi bertanya-tanya bagaimana progress pengembangan YZR-M1. Bukannya jawaban yang didapat, The Doctor justru mendapat ketidakpastian dari manajemen, termasuk arah pengembangan motor tahun depan.

Baca Juga:

“Kami berada dalam krisis, untuk menatap musim 2019 kami melakukan tes di Aragon untuk menguji mesin baru,” ungkap manajer tim, Lin Jarvis, di Motorland.

“Sulit untuk mengatakan kapan motor baru akan tiba, namun tes selanjutnya akan berlangsung di Valencia.

“Kami tidak bisa menatap musim depan dengan kondisi seperti ini, jadi kami masih memiliki empat atau lima bulan untuk mengembangkannya. Saya tak bisa mengatakan kami melakukan revolusi seperti tahun 2004, ini adalah kasus berbeda.

“Kami harus melakukan investasi besar, dan memerlukan gagasan baru, yang berarti kami juga akan merekrut teknisi baru.”

Laporan tambahan oleh Carlos Guil Iglesias

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Tekad Zarco pulihkan performa di Asia
Artikel berikutnya Dulang poin, Syahrin bidik Morbidelli

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia