KTM berharap pangkas defisit kecepatan lebih besar
Manajer Tim, Mike Leitner, berharap pabrikan KTM dapat memangkas defisit kecepatan lebih besar pada paruh kedua musim ini.
Pol Espargaro, Red Bull KTM Factory Racing
KTM Images
MotoGP 2017
Siapakah yang akan menjadi juara dunia MotoGP 2017? Valentino Rossi, Maverick Vinales, Marc Marquez, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, atau yang lainnya?
Setelah sembilan seri, Pol Espargaro dan Bradley Smith menempati peringkat ke-20 dan ke-21 di klasemen sementara. Kedua pembalap masing-masing mencetak 14 dan delapan poin.
Espargaro berhasil meraih hasil terbaik sejauh ini, ketika ia finis ke-11 di Sachsenring lalu, sementara Smith finis ke-13 di Le Mans.
“Dalam kondisi kering, kami lebih lambat 1,2 detik dibandingkan pembalap pertama selama kualifikasi dan balapan,” ungkap Leitner kepada Motorsport.com.
“Sejujurnya, jika kami mempertimbangkan target yang dihadapi sekarang, dengan tidak ada pengalaman MotoGP, saya kira kami bisa lebih puas dengan hasil yang ada.
“Kami tidak punya data dari tahun-tahun sebelumnya sebagai referensi. Menurut saya, semua pekerjaan yang kami lakukan sangat penting. Kami tiba di beberapa trek dengan hampir tanpa informasi.
“Hanya karena kami telah melewati ini [paruh musim pertama], saya sangat terkesan dengan pekerjaan yang dilakukan. Saya pikir pada saat ini, kami akan tertinggal lebih jauh, seperti lebih lambat dua detik dari pembalap tercepat.”
Walaupun CEO KTM, Stefan Pierer, sebelumnya menyatakan timnya balapan di MotoGP hanya untuk menang, tapi Leitner mengaku sadar akan skala tugas yang ada di depannya.
Mantan crew chief Dani Pedrosa itu juga menambahkan, rekor KTM di kejuaraan motorsport lain, termasuk reli dan Supercross, menunjukkan ia memiliki kemampuan untuk pada akhirnya berhasil di MotoGP.
“Semua pabrikan yang bersaing di sini punya tujuan sama: menang,” tukas Leitner.
“Perbedaan antara bos kami dan bos tim lainnya adalah dia juga pemilik. Kami tahu ini tidak sama di Honda atau Yamaha, karena di sana ada manajemen tim yang mengambil keputusan.
“Dalam kasus kami, KTM adalah perusahaan Pierer. Jadi, dia memutuskan dan bertanya apapun yang dia lakukan, karena dia punya kekuasaan. Sampai saat ini, dia belum menekan apapun kepada kami. Dia ingin menang, tapi dia tahu itu tidak mudah.
“Bagaimanapun, pada awalnya tidak ada yang mengira kami bisa masuk ke Supercross, dan kami telah menunjukkan, bahwa kemenangan itu mungkin. Dan itu bisa terjadi di MotoGP.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments