Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Laguna Seca 2005: Hari ketika Nicky Hayden tak terkalahkan

Sepekan usai kepergian Nicky Hayden, Jamie Klein merefleksikan kemenangan terbaik dari sang mendiang pada ajang MotoGP, tepatnya saat beraksi di Laguna Seca musim 2005.

Nicky Hayden, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Ketika mengenang Hayden, yang langsung terbayang adalah ia mengendarai motor Repdol Honda, membawa bendera Amerika Serikat (AS) dan menangis setelah mengalahkan Valentino Rossi di MotoGP Valencia 2006. Balapan yang sungguh tak terlupakan.

Namun, performa impresif The Kentucky Kid sepanjang karier Grand Prix justru saat ia merengkuh kemenangan perdana di Laguna Seca pada 10 Juli 2005 silam – hari di mana Hayden menunjukkan kelas dan tak terkalahkan.

Nicky Hayden, Repsol Honda Team
Nicky Hayden, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Musim 2005 merupakan tahun ketiga Hayden di MotoGP, dan yang tidak diawali dengan baik. Repsol Honda dalam kondisi tergoncang menyusul kepindahan Rossi ke Yamaha pada akhir 2013. Mereka belum menang sejak saat itu, walaupun skuad satelit Pons dan Gresini mampu menutupi kekurangan.

Pembalap veteran Alex Barros direkrut untuk menggantikan Rossi pada 2014, dan ia berada di depan Hayden dalam perolehan poin. Tak hanya tertutup oleh Barros, juara AMA Superbike itu juga dibayang-bayangi pembalap veteran yang lain, Max Biaggi.

Dari tujuh balapan, Hayden finis tidak lebih baik dari posisi keempat, dan turun di peringkat ketujuh dalam klasemen sementara jelang Laguna Seca – atau terpaut 27 poin di belakang Biaggi, pembalap yang jadi senjata utama Honda untuk mengalahkan Rossi dan Yamaha.

Namun, balap di Laguna Seca rupanya menyajikan cerita berbeda. Sirkuit di California ini telah absen dari kalender MotoGP sejak 1994, yang berarti hanya pembalap berpengalaman yang mampu menaklukkan trek tersebut. Hayden tercatat satu kali memenangi balap AMA pada 2000 dan finis keempat ketika wild card di World Superbike 2002.

Duo pembalap Troy Bayliss dan Colin Edwards juga mengenal trek Laguna Seca, tapi Rossi belum pernah balapan di sana. The Doctor sendiri telah mengoleksi enam kemenangan dari tujuh balapan pertama MotoGP 2005.

Adalah pembalap Pons Honda, Bayliss yang memimpin Free Practice 1 dengan keunggulan 0,092 detik atas Hayden. Mulai sesi Free Practice 2, Hayden mendominasi.

Pembalap kelahiran Owensboro, Kentucky itu berhasil merebut pole position perdana, usai mengalahkan mantan rekan setim Rossi dengan selisih 0,354 detik. Barros melengkapi start baris depan, atau lebih lambat 0,6 detik dari Hayden. Posisi start lima besar dilengkapi Bayliss dan Edwards.

Pada hari balapan, Bayliss menjadi penantang Hayden untuk posisi terdepan. Namun, pembalap bernomor motor #69 ini mampu mengambil alih status pimpinan balapan di tikungan hairpin Andretti dan kemudian membuat jarak dari para rivalnya.

Nicky Hayden, Repsol Honda Team
Nicky Hayden, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Hayden unggul satu detik pada akhir lap pembuka, Rossi menyalip Bayliss untuk posisi kedua. Gap kedua pembalap terpaut 2,6 detik pada akhir Lap 10.

Pada saat ini, Edwards naik di posisi ketiga dan mendekati Rossi. Saat memasuki Lap 16, pembalap Amerika itu menyalip Rossi di Corkscrew untuk merebut posisi kedua.

Edwards tampak akan muncul sebagai rival utama Hayden pada saat ini, dan tiga lap berikutnya, ia memangkas jarak menjadi 1,8 detik.

Akan tetapi, Hayden merespons dengan meningkatkan kecepatannya. Ia pun akhirnya berhasil keluar sebagai pemenang balapan dengan keunggulan 1,9 detik – sekaligus merengkuh kemenangan pertama bagi Repsol Honda usai era Rossi.

“Laguna Seca 2005 seperti mimpi bagi saya, karena segalanya berjalan sempurna,” tukas Hayden kepada MotoGP.com.

“Dalam balapan, kemenangan tidak selalu seperti mimpi. Tapi pekan itu, segalanya sempurna. Motor bekerja baik dari latihan pertama. Setiap perubahan yang kami lakukan hanya membuat motor lebih baik.

“Saya ingat di sana memimpin balapan. Pikiran saya lalu membayangkan ketika keluar dari Tikungan 3. Saya ingat melihat ke atas tower (informasi posisi pembalap) selama balapan, saat berada di depan dan saya seharusnya fokus.

“Pikiran saya tenang. Saya melihat siapa yang ada di posisi kedua dan ketiga. Saya merebut pole position, saya mencetak lap tercepat dan memenangi balapan. Pada hari itu, saya merasa tak terkalahkan.”

Nicky Hayden, Repsol Honda Team celebrate
Nicky Hayden, Repsol Honda Team celebrate

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Laguna Seca menjadi titik balik karier Hayden pada 2005. Ia berhasil dua kali pole position lagi dan mencetak lima podium dalam delapan balapan terakhir. The Kentucky Kid naik ke peringkat ketiga di klasemen, di belakang Rossi dan Marco Melandri. Tapi yang krusial adalah ia di depan Biaggi.

Pada 2006, Biaggi digantikan Pedrosa di Repsol Honda. Namun, pembalap Spanyol itu belum siap untuk menjadi penantang gelar juara. Alhasil, Hayden muncul sebagai pembalap nomor satu tim dan mendapatkan tugas untuk mengembangkan motor berkapasitas 800cc, yang nantinya menggantikan RC211V pada 2007.

Dan pada 2006 pula, Hayden meraih dua kemenangan, yang lalu mengantarkannya sebagai juara dunia di seri pamungkas Valencia. Kemenangan pertama adalah di Assen. Duel sengit melawan Edwards hingga lap terakhir, yang berakhir dengan sang rival terjatuh di tikungan terakhir. Kemenangan kedua mengulangi pencapaian di Laguna Seca, di mana Hayden mengalahkan Chris Vermeulen (Suzuki).

Mantan crew chief Rossi, Jeremy Burgess, pernah melontarkan ingin bekerja sama dengan Hayden pada 2004. Tapi ketika pria Australia itu diberi tahu akan ditugaskan mendampingi Barros jika setia bersama Honda, Burgess pun mengikuti jejak Rossi yang hengkang ke Yamaha.

Semusim berikutnya, HRC memboyong engineer legendaris Erv Kanemoto untuk mengembalikan kejayaan pabrikan Jepang di MotoGP. Namun, ia justru ditugaskan sebagai crew chief Biaggi dan bukannya Hayden.

10 Juli 2005 di Laguna Seca, Hayden menunjukkan bagaimana Honda seharusnya setia kepadanya usai sepeninggalan Rossi.

Nicky Hayden, Repsol Honda Team celebrate

Nicky Hayden, Repsol Honda Team celebrate

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Nicky Hayden dimakamkan di kota kelahirannya, Owensboro
Artikel berikutnya Iannone desak Suzuki perbaiki masalah roda belakang

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia