Lin Jarvis Mengaku Sulit Pahami Maverick Vinales
Prinsipal Yamaha, Lin Jarvis, mengatakan Maverick Vinales merupakan seorang pembalap bertalenta, tapi pada saat bersamaan bagai sebuah misteri.
Foto oleh: Yamaha MotoGP
Yamaha dan Vinales telah resmi berpisah setelah pembalap asal Spanyol itu memutuskan menghentikan kontraknya lebih awal.
Rencananya, Vinales akan benar-benar meninggalkan Yamaha pada akhir tahun ini, dengan membantu tim meraih gelar konstruktor.
Tapi, sikap Maverick Vinales di MotoGP Styria membuat Yamaha geram, karena dianggap ingin merusak mesin Yamaha YZR-M1 dengan menekan gas hingga putaran mesin mencapai batasnya.
Polemik pun muncul dan Yamaha menjatuhkan skors kepada Vinales dengan melarangnya turun di MotoGP Austria. Baru-baru ini, Aprilia mengumumkan bahwa tahun depan bakal diperkuat oleh pembalap 25 tahun itu.
Hal tersebut membuat Yamaha langsung memutuskan kerja sama dengan Vinales karena khawatir data mereka bocor ke pihak lain.
Lin Jarvis juga tidak ingin membebani sang pembalap jika sudah tak betah bekerja di dalam garasi timnya.
“Saya tidak berada di Sachsenring, jadi saya tidak dapat mengatakan apa yang terjadi di sana. Saya tidak melihat situasinya seperti apa,” kata Jarvis kepada Speedweek.
“Mungkin yang bisa saya katakan di Sachsenring menjelaskan masalah yang dimiliki Maverick sepanjang kariernya.
“Terkadang dia sangat termotivasi, tapi terkadang tak percaya diri. Saya pikir ada masalah pada Achilles tumitnya, titik rentannya.
“Terkadang tak bisa dijelaskan, sulit dimengerti. Itu bisa terjadi antara pagi dan sore hari atau dari satu trek ke trek lainnya.”
Keputusan Maverick Vinales untuk meninggalkan Yamaha juga dikabarkan dirinya tak senang berada di garasi. Selain itu, tim juga mengendalikan semua situasi dalam timnya, seperti mengganti kepala kru tanpa persetujuannya.
Namun, Lin Jarvis mengklaim pergantian tersebut membuat Vinales memiliki performa lebih baik dibandingkan sebelumnya.
“Jelas, Maverick memiliki masalah besar di Sachsenring. Tapi di Catalunya, pada balapan pertamanya bersama Silvano Galbusera, semuanya berjalan baik,” ujarnya.
“Maverick finis di posisi kelima, dan dia juga jadi yang tercepat dalam tes pada keesokan harinya di Montmelo!
“Jadi, dia yang pertama di tesk, lalu finis terakhir di Jerman. Di Belanda, dia memiliki beberapa catatan waktu yang bagus. Itu tidak biasa.”
Bagaimanapun, Lin Jarvis ingin Maverick Vinales tetap termotivasi dan memiliki mentalitas yang bagus. Pasalnya, ia yakin pembalap berjuluk Top Gun itu mampu memperjuangkan gelar juara dunia.
“Maverick seorang pembalap yang sangat bertalenta. Tapi pada saat bersamaan, dia seperti sebuah misteri,” tuturnya.
“Penting baginya untuk tetap merasa nyaman, kuat dan senang. Dia juga harus merasa berada di tempat yang tepat. Lalu, dia bisa menciptakan hasil yang bagus.
“Ketika kami merasa Maverick tak lagi bahagia bersama kami, kami mencari solusi, seperti di masa lalu. Para petinggi kami juga tak ingin memaksa setiap pembalap untuk bertahan.
“Jika seorang atlet tak bahagia, maka lebih baik meninggalkan kami. Itu lebih baik bagi tim, bagi pembalap dan orang-orang yang terlibat.”
Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing harus restart dari pit lane pada MotoGP Styria karena sempat mengalami masalah teknis pada Yamaha YZR-M1.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments