Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia
Breaking news

Livio Suppo Kritik Pola Rekrutmen Pembalap Honda

Mantan Team Manager Repsol Honda, Livio Suppo, menyayangkan pabrikan berlogo Sayap Kepak itu melepas kesempatan menarik tiga pembalap muda berbakat: Joan Mir, Jack Miller, dan Franco Morbidelli.

Livio Suppo, Team Principal of the Repsol Honda Team

Absennya Marc Marquez sepanjang MotoGP 2020 membuat Honda tidak mampu memenangi lomba dari 14 balapan yang digelar. Inilah kali pertama sejak kembali ke kelas utama pada 1982, pabrikan asal Jepang itu tidak mampu naik podium teratas selama satu musim penuh.

Apakah Honda terlalu bergantung kepada Marc Marquez hingga tidak terlalu fokus pada pengembangan pembalap untuk generasi berikutnya?

Musim ini, pembalap tim pabrikan Repsol Honda, Alex Marquez, mampu dua kali naik podium kedua. Dengan sedikit keberuntungan, adik kandung Marquez itu seharusnya bisa menang di Le Mans (Prancis) dan Aragon 1 (GP Aragon).

Sementara, pembalap tim satelit LCR Idemitsu, Takaaki Nakagami, mampu membuat pole position di Aragon 2 (GP Teruel) yang secara teori bisa diakhirinya dengan hasil bagus.

Baca Juga:

Hal serupa dialami sebelumnya di Spielberg 2 (GP Styria). Pembalap asal Jepang itu sedang di posisi podium saat lomba dihentikan akibat kecelakaan hebat antara Johann Zarco (Esponsorama Racing-Ducati) dan Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT).

Seandainya Alex Marquez mampu menang di salah satu atau dua lomba tersebut serta Nakagami naik podium, hasil tersebut juga masih mengecewakan bagi pabrikan sekelas Honda.

Livio Suppo menyebut manajemen Honda tidak memikirkan bagaimana membangun pembalap muda untuk melapis Marc Marquez. Suppo pindah dari Ducati ke Honda pada 2010 dengan posisi direktur marketing. Tapi, pada 2013, ia menjadi Team Manager Repsol Honda.

Operasi Joan Mir

Suppo mengungkapkan, saat masih di Honda, dirinya sempat menghubungi Joan Mir karena ia dan Shuhei Nakamoto (salah satu bos Honda Racing Corporation/HRC saat itu) karena mereka berpikir Mir bisa meneruskan Dani Pedrosa.

Pengamatan Suppo dan Nakamoto tidak salah. Pada 2017, Joan Mir mampu menjadi juara dunia Moto3 bersama tim Leopard Racing dengan motor Honda NSF250RW.

Mir mampu memenangi 10 dari 13 balapan musim tersebut, nyaris menyamai rekor Valentino Rossi saat menjadi juara dunia kelas 125 cc pada 1997, 11 kali menang dalam 15 balapan.   

Honda tidak berani menjadikan Joan Mir sebagai pembalap masa depan. Musim ini, pembalap Team Suzuki MotoGP itu mampu juara dunia di kelas tertinggi.

Honda tidak berani menjadikan Joan Mir sebagai pembalap masa depan. Musim ini, pembalap Team Suzuki MotoGP itu mampu juara dunia di kelas tertinggi.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pada November 2017, Suppo mengumumkan pengunduran dirinya dari Honda saat tes di Valencia. Alberto Puig kemudian dipilih menjadi pengganti pria asal Italia tersebut.

“Setelah saya pergi, Puig bilang kepada saya bila Mir sebenarnya bisa dikontrak Honda. Masalahnya, Honda belum tahu ia akan ditempatkan di tim mana,” kata Suppo.

“Namun Joan Mir hanya ingin bergabung dengan tim pabrikan. Karena itu ia memilih Suzuki ketimbang ke Honda bersama tim satelit. Jika pada 2019 memilih Mir ketimbang Jorge Lorenzo, Honda akan mampu bertarung gelar dan masa depan mereka relatif aman.”

Alex Marquez Solusi Sementara

Pada musim dingin 2017-2018, Suzuki juga tertarik terhadap Mir. Lalu, pada 11 Juni 2018, Suzuki berjanji akan membawa Mir pada 2019. Kini, kontrak Mir sudah diperpanjang sampai akhir musim 2022.

Pada 6 Juli 2018, Honda mengumumkan akan mengontrak Jorge Lorenzo untuk musim 2019 dan 2020. Honda sebetulnya berharap besar pada juara dunia MotoGP tiga kali tersebut. Tetapi, baru setahun, Lorenzo mundur karena sering cedera.

Alex Marquez, Repsol Honda Team, dipilih mendadak untuk menggantikan Jorge Lorenzo yang mundur dari tim pabrikan Honda.

Alex Marquez, Repsol Honda Team, dipilih mendadak untuk menggantikan Jorge Lorenzo yang mundur dari tim pabrikan Honda.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Honda pun harus mencari pengganti namun waktu sudah mepet. Alex Marquez yang baru saja menjuarai Moto2 2019 pun menjadi pilihan.

“Alex Marquez mungkin cocok buat masa depan Namun yang harus diingat, ia bisa masuk ke tim pabrikan Honda hanya karena Lorenzo mundur,” kata Suppo.

Alex Marquez sempat kesulitan di atas Honda RC213V yang mengadopsi setelan Marc Marquez. Namun, HRC sudah langsung mengirimnya ke tim satelit, LCR Honda musim depan. Sepertinya Honda kembali tidak siap menghadapi fenomena perubahan pembalap.

Honda juga Tidak Memburu Miller maupun Morbidelli

HRC lalu menunjuk Pol Espargaro (KTM) untuk mendampingi Marc Marquez musim depan. Suppo pun kaget dengan keputusan Honda ini.

“Espargaro bukan tipe pembalap favorit Puig. Ia, sama seperti saya dan Nakamoto, sebetulnya sangat mendukung bila Jack Miller mampu naik kelas dua tingkat dari Moto3 ke MotoGP,” tutur Suppo.

Jack Miller, Marc VDS Racing Honda, sekali memenangi lomba MotoGP bersama Honda di GP Belanda 2016.

Jack Miller, Marc VDS Racing Honda, sekali memenangi lomba MotoGP bersama Honda di GP Belanda 2016.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Honda memang mendukung Jack Miller selama tiga musim dengan memasok motor pada kedua tim yang dibela pembalap Australia itu, CWM LCR Honda (2016) dan EG 0,0 Mrc VDS (2016, 2017).

Tetapi setelah itu Miller – yang sekali menang di MotoGP dengan motor Honda (GP Belanda 2016) – lantas menerima tawaran tim satelit Ducati, Pramac Racing, mulai 2018. Di Ducati, bakat, mentalitas, dan skill Miller bertambah.    

Miller memang belum pernah menang tapi ia mampu sembilan kali naik podium antara 2018-2020 lalu. Kerja keras Miller di Ducati berbuah manis. Di MotoGP 2021 nanti ia – dan rekan setimnya di Pramac, Francesco Bagnaia – akan turun bersama tim pabrikan Ducati.

Satu nama terakhir yang membuktikan kesalahan Honda dalam memantau perkembangan pembalap muda adalah Franco Morbidelli. Suppo cukup geram karena ia berperan membesarkan Morbidelli.

“Saya yang membawa Morbidelli ke Tim Marc VDS saat itu. Tetapi, para bos di Jepang tidak percaya dengan potensinya,” ucap Suppo.

Pada MotoGP 2018, Morbidelli turun bersama Tim EG 0,0 Marc VDS dengan Honda RC213V versi 2017. Pada 2019, Morbidelli menerima pinangan tim satelit Yamaha, Petronas Yamaha SRT hingga musim ini.

Semua tahu, pembalap asal Italia itu berhasil memenangi tiga lomba – plus masing-masing sekali podium kedua dan ketiga – dari 14 balapan di MotoGP 2020 lalu. Franco Morbidelli pun berhasil menjadi runner-up MotoGP 2020 di bawah Mir.

Menurut Livio Suppo, Honda membuang kesempatan membangun tim dengan tiga pembalap muda hebat untuk mendampingi Marc Marquez: Joan Mir, Jack Miller, dan Franco Morbidelli.         

 

  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Lepas Tanggung Jawab, Dorna Depak Brno dari MotoGP 2021
Artikel berikutnya Avintia Racing Rilis Livery Motor Luca Marini

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia