Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Lorenzo bertekad keluar dari situasi tak kompetitif

Tiga kali juara dunia MotoGP, Jorge Lorenzo, menyadari tekanan akan performa dirinya yang tak kompetitif di Ducati. Ia pun bertekad untuk segera keluar dari situasi ini.

Jorge Lorenzo, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

MotoGP 2017

Siapakah yang akan menjadi juara dunia MotoGP 2017? Valentino Rossi, Maverick Vinales, Marc Marquez, Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, atau yang lainnya?

Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team

Delapan seri telah berlalu, Lorenzo menempati peringkat kedelapan dengan torehan 60 poin. Hasil terbaiknya sejauh ini adalah podium ketiga di Jerez.

Pembalap Spanyol itu mengalami akhir pekan terburuk di Assen. Raihan kualifikasi membawa ia harus start ke-21 dan ia juga hanya mampu finis ke-15. Bahkan, Lorenzo sempat di-overlap mantan rekan setim Valentino Rossi saat balapan.

“Saya punya banyak pengalaman untuk menjadi setenang mungkin. Saya di sini karena passion. Saya ingin tetap di sini karena passion, bukan karena kewajiban apapun. Saya perlu berkendara, dengan paksa.

“Tentunya, banyak perusahaan dan sponsor yang telah menginvestasikan banyak uang untuk membuat saya kompetitif di atas motor ini, di mana keinginan semua orang. Saya mengerti, dan jelas sayalah yang paling menginginkannya.

“Saya tidak merasa hebat dalam situasi ini (tak kompetitif). Saya ingin keluar dari situasi ini sesegera mungkin.”

Ketika tampil di Mugello dan Catalunya, Lorenzo sempat memimpin di depan, serta memberikan perlawanan sengit kepada para rival. Namun, performanya menurun pada pertengahan balapan.

Kelemahan dan lambat di tengah tikungan menjadi kelemahan utama sang pembalap. Hal yang dulu merupakan kekuatannya kala membesut Yamaha YZR-M1.

“Di sisi lain, saya tahu punya banyak kemampuan dan talenta. Dan ketiga saya merasa bagus di atas motor, saya mampu melakukan hal hebat,” tandasnya.

“Sekarang saya tidak merasa baik. Saya mencoba yang terbaik dalam semua kondisi.

“Saya bekerja untuk merasa sebaik mungkin di atas motor dan bekerja dengan engineer, untuk menggabungkannya dengan saya berkendara dan lebih kompetitif.”

Laporan tambahan oleh David Gruz

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Data dan fakta jelang MotoGP Jerman
Artikel berikutnya Lowes hanya butuh waktu untuk membuktikan dirinya

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia