Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Lorenzo: Kado terbaik dan membungkam kritikan

Finis ketiga menjadi kado terbaik bagi Jorge Lorenzo. Tak hanya itu saja, keberhasilan naik podium juga menjawab segala kritikan, bahwa ia akan kesulitan bersama Ducati.

Podium: third place Jorge Lorenzo, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Podium: third place Jorge Lorenzo, Ducati Team
Podium: third place Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team
Jorge Lorenzo, Ducati Team

Hanya dalam empat balapan, pembalap Spanyol itu berhasil finis di podium MotoGP Spanyol, Minggu (7/5). Tentu banyak yang tak mengira, tapi performa Lorenzo memang solid selama sesi latihan, walaupun hasil kualifikasi menempatkannya di posisi start kedelapan.

Sepanjang 27 lap, Lorenzo berhasil menyalip Jack Miller dan mantan rekan setim Valentino Rossi. Posisi ketiga lalu direbutnya ketika menyalip rookie Johann Zarco pada Lap 12.

“Kado terbaik yang pernah ada. Tidak ada yang lebih baik dari kado terbaik untuk ulang tahun ke-30. Ini lebih dari kemenangan bersama Yamaha, karena semua orang tahu bagaimana sulitnya kami untuk kompetitif di trek kering dan di trek seperti Jerez dalam beberapa tahun terakhir,” tandas Lorenzo dalam konferensi pers.

“Jerez adalah salah satu trek favorit saya. Kami sudah cukup kuat dalam semua sesi sepanjang akhir pekan, terlepas dari kualifikasi yang mana kami sedikit kesulitan. Jadi, saya tahu punya kecepatan untuk bertarung. Mungkin bukan untuk podium, tapi posisi kelima atau keenam.

“Lalu, tanpa diduga, saya mulai menyalip para pembalap. Race pace cukup lambat karena cuaca panas. Saya bisa menyalip sedikit demi sedikit dan bertahan di belakang Zarco. Ketika saya menyalip dia, sulit untuk menjauh. Akhirnya, pada lap terakhir, mungkin karena ban sedikit lebih baik, saya bisa menjauh, serta menikmati hasil yang sangat bagus bagi saya dan tim.”

Pembuktian mentalitas

Dibandingkan dengan hasil balapan di tiga balapan sebelumnya (Qatar, Argentina dan Austin), raihan di Jerez jelas peningkatan pesat bagi Lorenzo. Ketika ditanya apa faktor di balik keberhasilan naik podium ini, ia menjawab berkat kombinasi dari banyak hal.

Tentunya, podium ketiga merupakan jawaban atas kritikan semua pihak, terutama mereka yang telah meragukan kemampuan dan mentalitas Lorenzo sebagai seorang pembalap.

“Seperti yang saya katakan sebelumnya, ini kombinasi dari banyak hal. Saya membutuhkan banyak kilometer dengan motor ini, karena ini adalah motor yang istimewa. Ketika saya debut di MotoGP pada 2008, saya langsung cepat karena motor seperti dibuat untuk gaya balap saya,” terangnya.

“Tapi Anda tahu, butuh waktu lama bagi saya untuk memahami hal-hal tertentu di kategori lain dan dengan motor ini sama saja bukan? Anda jangan meragukan tentang gaya balap dan mentalitas saya. Beberapa orang melakukannya.

“Mereka berbicara terlalu awal dan akhirnya mereka harus menjilat ludah sendiri. Anda tidak boleh meragukan setiap pembalap di kejuaraan ini, karena semua pembalap yang datang sangat bagus dan bisa berada di depan, terutama pembalap yang telah memenangi banyak balapan dan gelar juara.”

Rem belakang

Kendati telah berhasil membawa Ducati naik podium, Lorenzo mengaku masih terus beradaptasi dengan tunggangannya, Desmosedici GP17. Ia perlu untuk membiasakan diri akan penggunanaan rem belakang dan gaya balap yang lebih alami.

“Saya merasa belum alami memakai rem belakang. Tapi setiap lap yang saya tempuh terasa lebih alami. Cepat atau lambat, saya akan menjadi alami mengendarai motor seperti ini, karena selama sembilan tahun terakhir tidak memakai rem belakang dan tidak sliding ketika masuk tikungan,” ujarnya.

“Saya perlu membiasakan diri untuk memakai rem belakang sampai mungkin motor berubah. Dan mungkin jika motor berubah, saya akan tetap memakainya.

“Anda harus selalu mencari cara untuk memaksimalkan (potensi) motor, dan setiap motor menuntut cara yang berbeda untuk menjadi kompetitif.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ada Apa dengan Valentino Rossi?
Artikel berikutnya Jack Miller dikenai denda 1.000 euro

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia