Lorenzo Klaim Dovizioso Cemburu dengan Pencapaiannya
Jorge Lorenzo akhirnya menanggapi pengakuan Andrea Dovizioso soal relasi buruk mereka. Ia mengklaim pembalap Italia itu iri dengan pencapaiannya.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Rivalitas panjang mereka sejak di kelas 125 cc pada 2002 hingga ke MotoGP rupanya sulit dihilangkan. Meskipun mereka pernah jadi rekan satu tim di Ducati selama 2017-2018.
Dalam wawancara dengan DAZN, Dovizioso membuka bahwa Lorenzo membencinya ketika sama-sama memperkuat tim itu karena tidak suka kalah dengan mengendarai motor serupa.
Memanfaatkan media sosial, mantan test rider Yamaha itu menjelaskan versinya kepada para penggemar. Ia mengaku berusaha lebih ramah tapi Dovizioso tapi koleganya menolak.
“Kami berdua tahu, itu tidak terjadi mulai era Ducati. Dovizioso iri kepada saya sejak (berduel) di kelas 250cc, tapi saya ingin memberi kesempatan memperbaiki hubungan kami. Pada awal musim saya dengan Ducati, saya ingat akan memberinya selamat di podium tapi dia malah mengatakan hal-hal buruk kepada saya, tentang apakah metode latihan saya memadai usai hasil buruk atau kecelakaan yang tak disengaja usai kerusakan mesin,” tulis Lorenzo.
“Saya tahu bahwa fakta bahwa Ducati memilih bertaruh kepada seorang juara dan membayar 12 kali lipat lebih banyak darinya, membuatnya terluka. Tapi kenyataannya, saya telah mengalahkannya di kelas 250cc, selama 9 tahun di MotoGP, termasuk ketika kami berdua mengendarai Yamaha serta di tahun kedua, saya memiliki motor yang saya sukai. Saya juga mampu mengalahkannya secara reguler dan menempatkan diri saya lebih depan di kejuaraan.
“Sayangnya, cedera menghentikan proses perkembangan saya di Ducati. Jadi Andrea ‘Sayang’, Anda sangat paham dan dunia juga tahu bahwa saya tidak menyukai Anda karena Anda unggul dari saya di tahun pertama masa adaptasi dengan Ducati. Ini adalah sesuatu yang wajar, seperti ketika Anda menang di tahun-tahun berikutnya jika saya bertahan di Ducati. Selamat Natal!” ia menandaskan.
Sejatinya, pabrikan yang bermarkas di Borgo Panigale itu turut memanaskan situasi dengan kontrak yang tidak adil. Gaji Lorenzo dan Dovizioso sangat timpang.
Rider Spanyol tersebut diberi 12 juta euro (sekitar Rp208 miliar) permusim, sementara bayaran koleganya mengambang berdasarkan prestasi.
Menariknya, gaji yang tak jelas justru membuat Dovizioso terpacu untuk menaklukkan Desmosedici sehingga menorehkan catatan waktu tercepat.
Di tahun perdana jadi partner Lorenzo, ia mempersembahkan enam kemenangan untuk Ducati dan terus menantang Marc Marquez dalam perebutan tampuk juara. Namun, pembalap kelahiran 34 tahun silam tersebut berakhir jadi runner-up selama tiga musim beruntun.
Sebaliknya, pindah ke Ducati jadi awal tenggelamnya pamor Lorenzo. Ia menderita di atas Desmosedici GP17 dan keluar dari tiga besar.
Rider tersebut hanya mampu finis di urutan ketujuh pada tahun debutnya. Rapornya membaik pada 2018, dengan tiga kemenangan sebelum tulang kakinya patah akibat insiden di tikungan pertama MotoGP Aragon, disusul dengan cedera lanjutan. Pada akhir masa bakti kepada Ducati, Lorenzo hanya bertengger di posisi kesembilan.
50 Kemenangan Ducati di MotoGP
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments