Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Lorenzo: Quartararo Butuh Keajaiban, Pecco Pantas Juara

Juara dunia MotoGP tiga kali, Jorge Lorenzo, menilai Fabio Quartararo tinggal menggantungkan diri pada keberuntungan dalam situasi sekarang.

Jorge Lorenzo, MotoGP Legend

Foto oleh: MotoGP

Kans pembalap Yamaha Factory Racing jadi juara dunia berkurang setelah melakukan beberapa kesalahan dalam MotoGP Australia, Minggu (16/10/2022). Quartararo sempat meluncur lurus di tikungan yang membuatnya terlempar dari 10 besar ke bagian belakang.

Pada akhirnya, El Diablo harus mengakhiri balapan di Phillip Island secara prematur karena terjatuh. Hal ini membuatnya berbalik tertinggal 14 poin dari saingan utama, Francesco Bagnaia.

Bertolak belakang dengan rider Ducati yang konsisten menikmati prestasi tinggi di paruh kedua musim ini, Quatararo makin terpuruk sejak insiden di MotoGP Belanda. Pemuda Prancis tersebut tiba di Assen dengan keunggulan 91 poin dari Pecco.

Setelah itu, podium terus berada di luar jangkauannya. Hanya runner-up MotoGP Austria, prestasi terbaik yang didapat dalam kurun waktu tersebut.

Sedangkan, Bagnaia menjadi penghuni rutin podium kecuali di Motegi ketika ia mengalami crash.Sebanyak 4 kemenangan, 1 P2 dan 2 P3  dipersembahkan untuk Ducati sejak seri Belanda.

Dengan berbagai situasi yang muncul, maka tak heran kalau Lorenzo menilai Bagnaia pantas jadi juara dunia MotoGP musim ini. Sedangkan, Quartararo harus berusaha sangat keras untuk mempertahankan titelnya.

“Fabio hanya memimpin karena Bagnaia melakukan kesalahan dan menjalani awal musim yang buruk. Jika tidak, Bagnaia pasti berada di depan,” katanya, dikutup dari Speedweek.com.

“Saya memberi nilai Ducati sangat tangguh di Sepang, tapi tidak terlalu jelas di Australia dan Valencia. Dengan sedikit keberuntungan dan keajaiban, Fabio bisa selamat dalam kejuaraan.

“Namun dari sudut pandang saya, bagaimana pun, Pecco sudah sepantasnya memenangi kejuaraan.”

Baca Juga:

Tak bisa dipungkiri kemajuan Ducati Desmosedici GP berbanding lurus dengan performa pembalapnya. Hal ini yang tidak dimiliki Yamaha.

Hanya Quartararo yang bisa mencari celah tampil apik di atas paket YZR-M1 yang kurang kompetitif. Di Australia, hasil Yamaha Factory Racing nihil karena Franco Morbidelli crash. Kejutan justru diperlihatkan duo RNF Racing, Cal Crutchlow dan Darryn Binder yang tembus zona poin.

“Saya kira kita sekarang melihat versi terbaik Ducati sepanjang masa dan mungkin paling lemah dari Yamaha selama 15 tahun terakhir. Sangat sulit bagi Fabio mempertahankan harapan juara tetap hidup sampai akhir,” kata eks pembalap Yamaha itu.

“Namun, dia mencoba melakukan yang terbaik. Kadang dia tidak terkalahkan di atas motor.

“Sementara, Pecco makin matang tahun ini khususnya ketika Anda melihat dia tidak cukup kencang, Jumat kemarin. Tapi, dengan gairah dan kematangan, dia dan timnya selalu menemukan jalan keluar di momen terakhir. Kadang di FP4 atau kualifikasi.

“Itu menunjukkan bahwa dia sudah berkembang. Kombinasi sangat kuat. Ducati punya motor tangguh dan Pecco salah satu pembalap terkuat bersama Marc dan Fabio.”

Francesco Bagnaia, Ducati Team

Francesco Bagnaia, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Alex Marquez: Wajar jika Miller Marah kepada Saya
Artikel berikutnya Paruh Kedua MotoGP 2022: Pecco Lebih Konsisten dari Fabio

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia