Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Luca Marini Usulkan Tombol Red Flag di Motor MotoGP

Pembalap Mooney VR46 Racing Team, Luca Marini, mengungkapkan agar motor MotoGP memiliki tombol bendera merah, guna memungkinkan untuk mengirim informasi ke Race Direction saat balapan.

Red flag

Red flag

Gold and Goose / Motorsport Images

Sesi FP1 Moto2 Australia diwarnai sejumlah insiden kecelakaan. Bendera merah bahkan sempat dikibarkan oleh Marshal dalam kualifikasi kedua (Q2), setelah dua ekor angsa tanjung tandus melintasi Phillip Island Grand Prix Circuit.

Marini lalu ditanya perihal langkah yang harus dihadapi, atau adakah upaya bagi Race Direction mendapat informasi tentang kondisi trek dari para pembalap. Dia pun menjelaskan kemungkinan pengadaan tombol bendera merah.

“Dengan angin seperti ini, mengerem di Tikungan 1, Anda keluar dari lintasan. Dan setelah kecelakaan, bendera merah. Ini sulit,” tuturnya mengutip MotoGP.com.

“Sulit juga untuk mengambil keputusan ini. Ini bukan pekerjaan mudah bagi mereka (Race Direction), karena mereka tidak berada di trek, mereka ada di sini, dan dari sini Anda tidak merasakan angin.

“Jadi kami meminta mereka, juga di Komisi Keselamatan, untuk memiliki tombol seperti untuk menekan dan mungkin jika 80% dari grid menekan tombol ini, dalam perlombaan misalnya, bendera merah bisa dikibarkan.

“Ini hanya untuk mengirim informasi lebih lanjut. Karena jika Anda melihat balapan dari TV, Anda tidak melihat apa-apa.”

Luca Marini, VR46 Racing Team

Luca Marini, VR46 Racing Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Saat ini, sinyal yang digunakan pembalap untuk memberikan informasi red flag kepada Race Direction adalah dengan mengangkat tangan. Itu seperti yang terjadi pada perlombaan Moto2 Thailand di Sirkuit Chang, Buriram.

Sinyal tersebut memberi tahu Race Direction bahwa pembalap yang mengangkat tangan merasa balapan atau sesi harus dihentikan.

Marini sendiri percaya keberadaan tombol bendera merah di setang motor merupakan solusi yang jauh lebih baik, terutama dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh kejuaraan dunia Grand Prix.

“Saya kira sekarang teknologinya jauh lebih baik, dan ketika Anda mengangkat tangan, Anda hanya melihat tiga atau empat orang di depan,” kata adik tiri Valentino Rossi tersebut.

“Ini membuat pembalap lain yang di belakang berpikir, bahwa mereka yang mengangkat tangan pada saat itu ingin memiliki sebuah keunggulan.”

Baca Juga:

Situasi akan berbeda ketika 80% pembalap, atau bahkan yang posisi terakhir, menekan tombol bendera merah. Jika hampir semuanya mengirimkan sinyal, maka Race Direction mendapat informasi soal kondisi berbahaya.

“Ini seperti pemungutan suara. Ini seperti situasi politik. Saya pikir akan lebih mudah bagi mereka jika kami dapat mengirimkan informasi kepada mereka. Seperti di F1, tapi mereka bisa berbicara,” ujar Marini.

“Terlalu sulit untuk berbicara, tetapi menekan sebuah tombol, kami dapat melakukannya dengan mudah karena kami sedang menempuh lap.

“Jadi, berkurang lagi satu masalah. Kami juga terbuka untuk hal-hal lain, tapi ini (tombol red flag yang paling mudah.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Bukan Lagi Pemuncak, Fabio Quartararo Siap Menyerang di Sepang
Artikel berikutnya Jadwal Balapan Akhir Pekan Ini: Match Point untuk Bagnaia

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia