Marc Marquez Klaim Quartararo Belum Punya Mental Juara
Fabio Quartararo menjalani musim yang sulit pada MotoGP 2020. Dari favorit juara, ia hanya finis di urutan kedelapan. Marc Marquez tahu apa kesalahan rider Yamaha tersebut.
Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT, Marc Marquez, Repsol Honda Team
Gold and Goose / Motorsport Images
Banyak pihak melihat konsistensi sebagai persoalan utama Quartararo. Sedangkan sang rider mengklaim dirinya kesulitan karena faktor motor dan ban yang tidak ideal.
Tetapi, Marc Marquez melihat semua itu terjadi karena pembalap berjuluk El Diablo tersebut tidak bisa mengatasi tekanan, terutama setelah memenangi dua balapan awal di Jerez.
Musim ini, Marquez memang lebih banyak mengamati rival-rivalnya sebab dirinya harus absen gara-gara cedera yang dialamai pada seri pembuka, MotoGP Spanyol, 19 Juli 2020.
Pembalap Tim Repsol Honda ini awalnya memprediksi Quartararo sebagai kandidat kuat juara. Namun regresi performa membuatnya perlahan kehilangan posisi di puncak klasemen.
Menurut Marquez, didapuk sebagai favorit peraih titel kelas premier justru menjadi beban bagi Quartararo, meski hal itu tidak diakui oleh rider Petronas Yamaha SRT.
Tak seperti Joan Mir (Suzuki Ecstar), yang akhirnya menjadi juara dunia MotoGP 2020, El Diablo tidak pernah berada dalam situasi di mana dirinya bersaing meraih titel.
Mir telah merasakan atmosfer bertarung memperebutkan gelar pada 2017. Ketika itu, pembalap asal Spanyol tersebut sukses menjadi kampiun di kelas Moto3.
Sementara pencapaian terbaik Quartararo sebelum promosi ke MotoGP adalah peringkat ke-10 Moto2 2018 dan Moto3 2015. Marquez merasa itu pangkal masalah El Diablo.
"Tahun ini semuanya tidak berjalan sesuai prediksi. Quartararo tidak pernah berjuang untuk menjadi juara dunia, di semua kategori," kata Marquez kepada DAZN.
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, ketika mengalami crash dalam MotoGP Valencia 2020.
Foto oleh: Motogp.com
"Dan di MotoGP, ketika Anda punya sedikit saja keraguan, maka Anda akan jatuh lebih cepat daripada di kelas lain. Di sini lebih sulit karena tekanannya jauh lebih besar."
Mentalitas menjadi hal yang tidak kalah penting daripada kemampuan balap atau motor yang cepat. Karena faktor itu pula, Marquez mampu juara di setiap kelas yang diikutinya.
"Filosofi saya adalah menjadi juara. Saya selalu berjuang keras meraih gelar di kategori mana pun. Musim ini, hal itu saya lihat ada pada Joan (Mir)," tutur Marquez.
Quartararo memang lebih banyak memetik kemenangan musim ini dibandingkan Mir. Namun soal konsistensi dan mentalitas, jelas kompatriot Marquez itu lebih baik.
El Diablo menyabet tiga kemenangan, dua di Jerez (MotoGP Spanyol dan MotoGP Andalusia) dan satu di Barcelona (MotoGP Catalunya). Tetapi selebihnya, ia gagal podium.
Sebaliknya, Mir total mengumpulkan tujuh podium di mana hanya satu di antaranya sebagai pemenang. Kendati demikian, itu sudah cukup untuk membawanya meraih gelar.
Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, sukses menjadi juara dunia MotoGP 2020 berkat performa solid dan konsisten.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments