Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Martin Jadi Pembalap Terbaik dalam Sejarah jika Bisa Kalahkan Marquez

Jorge Martin melihat kembali musim MotoGP 2023 dan mendiskusikan apa yang menantinya pada 2024 dalam presentasi 'Martinator, voluntad de hierro'.

Jorge Martin, Pramac Racing, Marc Marquez, Repsol Honda Team.

Rabu (13/12/2023), runner-up MotoGP 2023 ini menjadi bintang utama dalam presentasi film dokumenter DAZN terbarunya, 'Martinator, voluntad de hierro' (Martinator, kemauan keras), sebuah acara yang dihadiri oleh Motorsport.com.

Karya ini merupakan ulasan yang emosional dan indah tentang jalan menuju kesuksesan pembalap asal San Sebastian de los Reyes ini, dengan fokus pada sisi yang lebih manusiawi. Khususnya, dalam pengorbanan orang tuanya, Angel Martin dan Susana Almoguera, atau saudara laki-lakinya Javier atau pacarnya Maria, dari sudut pandang ekonomi dan sentimental untuk mewujudkan impian menjadi kompetitif di kelas utama.

Baca Juga:

Martin sendiri, yang mengaku "gugup" sebelum pemutaran perdana filmnya, ingin melakukan refleksi di akhir pemutaran film tentang apa yang sudah terjadi pada musim 2023 ini, dan apa yang akan terjadi pada musim depan, di mana ia akan bertarung lagi untuk memperebutkan gelar juara dunia.

Bagi pembalap Spanyol itu, kehilangan mahkota di Valencia dari Francesco Bagnaia bukanlah "akhir dari sebuah tahapan, justru ini baru permulaan". Martin menunjukkan bahwa dia sadar bahwa untuk mencoba memenangi gelar, sehingga harus "memperbaiki diri", karena dia telah menjadi yang terbaik "pada Jumat dan Sabtu, tetapi tidak pada hari Minggu".

Namun, kecil kemungkinan pada 2024, Bagnaia akan menjadi satu-satunya saingan gelarnya. Sebagian besar fokus akan tertuju pada apa yang bisa dilakukan Marc Marquez pada debutnya di Gresini Racing Ducati, setelah debutnya yang fantastis di tes Valencia.

 

Martin yakin bahwa jika dia bisa mengalahkannya, dia akan mengukuhkan dirinya sebagai salah satu pebalap terbaik di Kejuaraan Dunia.

"Target tahun 2024 adalah tiba di Valencia bukan dengan empat belas poin, tetapi dengan margin yang cukup untuk menikmatinya. Saya pikir ini akan menjadi musim yang sangat panjang, kami tidak perlu membuat kesalahan, tetapi jelas bahwa kami memiliki insentif tambahan, yaitu Marc dengan Ducati," katanya.

"Ini akan sangat menarik, bagi saya ini adalah kesempatan yang bagus, karena pada akhirnya, saya memiliki kesempatan untuk balapan melawan salah satu pembalap terbaik dalam sejarah, atau yang terbaik. Jadi jika saya bisa mengalahkannya, saya akan menganggap diri saya sebagai salah satu pembalap terbaik dalam sejarah juga.”

Di antara banyak topik yang dibahas dalam film dokumenter tersebut adalah upayanya untuk naik ke tim pabrikan Ducati pada 2022, menjelang musim ini. Setelah satu musim penuh perjuangan, di mana Martin dan rombongannya mulai dengan jelas bahwa dia akan menjadi orang yang terpilih, setelah tahun yang rumit akhirnya Casa Borgo Panigale akhirnya memilih Enea Bastianini sebagai pendamping Bagnaia.

Sesuatu yang disalahkan oleh pilot Spanyol itu "mungkin karena benderanya", meskipun kemudian menekankan bahwa dia dan rider Italia itu pantas mendapatkan posisi itu.

Namun, pembalap #89 memiliki kesempatan untuk menebus kesalahannya tahun ini, mengingat levelnya yang bagus dan masalah yang dialami La Bestia, berjuang melawan cedera.

Martin mengonfirmasi informasi yang telah dilaporkan Motorsport.com pada Minggu di Valencia, bahwa jika dia menjadi juara dunia. Dia akan secara otomatis naik kelas dari Pramac ke tim pabrikan.

"Saya tidak tahu apakah saya bisa mengatakan ini, tapi pada Minggu di Valencia saya sudah menyiapkan dua overall hitam untuk berjaga-jaga jika saya naik motor lain pada Senin," ia menjelaskan. "Tapi, itu tidak berhasil dan saya tidak peduli lagi.

“Saya berjuang untuk menjadi juara, saya sangat dekat dengan Pecco dan saya melakukannya di Pramac. Saya bangga melanjutkannya dan saya bangga dengan mereka, karena pada akhirnya, jika saya pindah, saya juga takkan kembali ke tim saya, jadi saya rasa mereka layak bertarung untuk kejuaraan dunia lagi dan mereka layak mendapatkannya.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Marquez Klaim Pisah dengan Honda Solusi Terbaik untuk Dua Pihak
Artikel berikutnya Jumlah Penonton MotoGP: Prancis Pecah Rekor, Indonesia Paling Sedikit Keempat

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia