Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Masukan Dua Legenda Kunci di Balik Kemenangan Francesco Bagnaia

Francesco Bagnaia mengungkapkan apa saja trik yang dilakukannya untuk memenangi lomba MotoGP Inggris di Sirkuit Silverstone, Minggu (7/8/2022).

Francesco Bagnaia, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

50 berbanding 8. Itulah perbandingan perolehan poin Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) dengan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) dalam dua balapan terkhir MotoGP antara sebelum jeda dan awal paruh kedua musim.

Alhasil, Bagnaia mampu memangkas gap sangat signifikan dengan pimpinan klasemen MotoGP tersebut. Dari 91 poin sebelum GP Belanda menjadi tinggal 49 poin setelah GP Inggris.

Dengan maksimal 200 poin yang bisa direbut dalam delapan balapan tersisa musim ini, jelas peluang Bagnaia untuk merebut gelar juara dunia kembali membesar.

Kemenangan-kemenangan fantastis di trek-trek yang selama ini bukan favorit Ducati – seperti yang dibuat Bagnaia di Assen dan Silverstone – menambah kepercayaan diri pabrikan asal Borgo Panigale, Bologna, Italia, itu, untuk merebut gelar MotoGP tahun ini.  

Di Inggris, Bagnaia terlihat mampu lepas, seperti tidak tertekan. Alhasil, kendati hanya start dari grid kelima, satu per satu lawan berhasil dilibasnya, termasuk Quartararo.

Power impresif Ducati Desmosedici GP22 mampu dimaksimalkan Bagnaia meskipun Sirkuit Silverstone tidak banyak memiliki trek lurus panjang.

Francesco Bagnaia, Ducati Team

Francesco Bagnaia, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Bagnaia pun menjadi pembalap ketujuh berbeda yang mampu memenangi GP Inggris setelah Marc Marquez (Honda), Valentino Rossi (Yamaha), Maverick Vinales (Suzuki), Andrea Dovizioso (Ducati) masing-masing pada 2014-2017.

Lalu, Alex Rins (Suzuki) dan Quartararo melakukannya pada 2019 dan 2021. GP Inggris 2018 dibatalkan karena cuaca buruk. Sedangkan pada 2020 tidak digelar karena pandemi Covid-19.

“Jujur, akhir pekan GP Inggris ini tidak mudah. Terlepas dari kejadian di FP1, kami sangat ksulitan sepanjang akhir pekan di Silverstone. Secara umum, saya tidak mampu mendapat feeling bagus, baik untuk ban depan maupun belakang,” tutur Bagnaia usai balapan.

“Pagi ini (saat sesi warm up), saya menemukan feeling bagus dengan ban belakang keras (hard). Dari sisi pengendalian, saya sebetulnya lebih suka ban depan lunak (soft). Namun, saya mudah merusaknya. Akhirnya kami memilih medium untuk depan.”

Dengan ban belakang keras, Bagnaia tahu harus sangat berhati-hati saat start. Menurut Bagnaia, satu-satunya keunggulan dirinya memakai komposisi ban itu adalah saat pengereman.

“Sementara saat keluar dari tikungan, saya kalah dari pembalap lain karena ban keras ini cukup licin. Namun, saya sangat senang dengan hasil lomba di Silverstone ini. Ini salah satu kemenangan terbaik dalam karier saya,” ucap Bagnaia yang baru sekali memenangi GP Inggris dari seluruh kelas.

Seperti dikutip Sky Sport, Francesco Bagnaia mengaku bila kemenangan di Silverstone tak lepas dari masukan dua legenda MotoGP, Valentino Rossi yang merupakan mentornya di VR46 Riders Academy, serta Casey Stoner, juara dunia pertama (2007) dan satu-satunya dari Ducati hingga kini.

Baca Juga:

“Rossi sangat dekat dengan saya sepanjang akhir pekan ini. Kami berhubungan lewat voice messages, dan saya sangat berterima kasih untuk itu,” ucap Bagnaia.

“Jumat lalu, saya bertanya apakah ia masih ingat cara agar mampu lebih cepat di Silverstone. Pertanyaan susah memang. Tetapi seperti biasa, ia berusaha keras membantu saya,” kata Bagnaia tentang mantan pembalap dengan kemenangan terbanyak kelas premier di GP Inggris – 500cc 2000, 2001; MotoGP 2002, 2004, 2005, 2015 – itu.

“Casey Stoner mengirim pesan singkat pada Minggu pagi dan saya sangat menghargai itu. Mendapat bantuan dari pembalap sekaliber mereka jelas menjadi keuntungan besar.”

Pecco Bagnaia juga berterima kasih kepada Carlo Casabianca, pelatihnya di VR46 Riders Academy, yang memberinya sejumlah trik.

“Saya langsung menekan habis sejak lap-lap awal, mengerahkan seluruh 100% kemampuan di sepanjang balapan. Tidak satu pun lap saya berada di belakang,” tutur Bagnaia.

“Di Assen, saya mampu mengatur kecepatan. Di Silverstone, saya harus full speed sepanjang balapan. Saya tahu pentingnya kemenangan di sini. Tetapi saya juga bisa menerima jika tidak menang.

“Namun, jujur, masukan dari Vale soal pemakaian ban yang lebih baik, benar-benar sangat membantu saya,” kata pembalap yang sudah memenangi empat race dari 12 yang sudah digelar di MotoGP 2022 itu.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Klasemen Usai MotoGP Inggris: Bagnaia Pangkas Jarak
Artikel berikutnya Miguel Oliveira: Aprilia Sedikit Lebih Stabil daripada Ducati

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia