Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Memori Pembalap MotoGP tentang Lomba Perdananya

Momen debut selalu melekat dalam ingatan para atlet. Kali ini, beberapa pembalap MotoGP mengenang situasi pertama kali berlomba.

mini bike challenge

Semua rider memulai kiprahnya sejak dini. Suasana, pengalaman pahit atau manis serta hasil yang diperoleh tak pernah terlupa.

Calon juara dunia MotoGP 2021, Fabio Quartararo, diarahkan ke dunia motor sejak usia empat tahun. Ia mulai mengadu kemampuan beberapa bulan kemudian.

“Itu lomba kelas 50cc di kejuaraan nasional. Trek sangat sempit dan kami hanya ada delapan atau sembilan pembalap. Saya tidak yakin posisi mana saya potong. Saya bertanya pada ayah dan dia mengatakan bahwa saya menang. Rasanya menyenangkan,” tutur pembalap Yamaha Factory Racing.

“Tapi memori yang saya miliki pada balapan perdana dilakukan saat hujan. Itu terjadi sangat dekat dengan kampung halaman saya, Nice, dan saya berusia empat atau lima tahun. Dalam tiga lap, saya jatuh tiga kali dan membuat motor rusak. Sungguh menyenangkan kadang ingat itu ketika Anda tahu di mana posisi kami sekarang.”

Baca Juga:

Juara bertahan MotoGP, Joan Mir, juga melakoni balap pertamanya di tengah hujan lebat. Berbeda dengan Quartararo, ia baru mulai berkompetisi di usia sekitar 10 tahun.

“Saya harus mengakui kalau mulai balapan relatif terlambat. Saya pikir 2007 atau 2008, lomba pocket bike. Dimulai dalam kondisi hujan lebat, tapi kami tidak punya ban hujan untuk motor kecil ini.

“Hujan jarang turun di Mallorca. Jadi saya harus mengemudi dalam trek basah dengan ban slick. Hasilnya sama denga tahun ini di Le Mans. Saya kecelakaan, tanpa cedera. Entah kenapa, kondisi seperti itu tak cocok dengan saya,” ia mengungkapkan.

Pemenang Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, peringkat ketiga Joan Mir, Tim Suzuki MotoGP

Pemenang Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, peringkat ketiga Joan Mir, Tim Suzuki MotoGP

Foto oleh: Dorna

Jack Miller lahir di Townsville, Australia, pada 1995. Pembalap Ducati itu menghirup atmosfer kompetisi pada usia tujuh tahun. Menariknya, ia tak naik mini bike atau pocket bike.

“Saya mengikuti balapan pertama pada 2002. Saya berusia tujuh tahun saat itu. Itu adalah balap motocross dan saya naik KTM. Trek memiliki double jump yang belum pernah dicoba siapa pun di kelas saya. Saya mencoba dan saya jatuh di hidung pada setiap lap,” ia mengisahkan.

“Saya kira ada tiga balapan, pada bagian akhir, saya berhasil menguasai titik ini tanpa crash. Saya berakhir di peringkat tiga, sepertinya.”

Jack Miller, Ducati Team

Jack Miller, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap yang akan segera berpisah dengan Yamaha, Maverick Vinales, malang melintang di kejuaraan jauh lebih muda daripada Mir atau Miller. Orang tuanya terpaksa memalsukan umur.

“Saya berumur empat tahun ketika berkendara di balapan pertama. Itu ajang motocross. Karena usia minimum untuk elas ini adalah enam tahun, maka keluarga mendaftarkan saya dengan usia enam tahun,” ucapnya.

“Jadi saya diizinkan untuk berpartisipasi, tapi saya paling kecil dibanding lainnya. Pertama kali, menanjak saya langsung jatuh. Ketika memikirkan hal itu sekarang, saya tertawa.”

Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sementara itu, Miguel Oliveira mencoba mengadu kemampuan pertama kali dengan motor 70cc di lintasan tak jauh dari rumahnya. Ia pun mengalami insiden memalukan.

“Trek dekat dengan rumah orang tua saya di Portugal. Saya ingat gemetaran karena saya sangat gugup. Saya bertanya kepada ayah bagaimana melakukannya. Dia hanya mengatakan tarik kopling, akselerasi dan biarkan kopling masuk secepat mungkin.

“Itu terdengar sederhana tapi jelas apa yang terjadi. Saya melakukan wheelie besar dan jatuh di pantat. Kemudian dalam balapan, saya jatuh lagi tapi berhasil finis di posisi keempat dari empat peserta,” ujarnya sambil tertawa.

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Runner-up klasemen MotoGP, Johann Zarco, bahkan masih ingat bagaimana ia dikalahkan tapi lupa identitasnya.

“Itu terjadi pada 2000. Saya bahkan belum 10 tahun. Trek di selatan. Kami melakoni dua balapan hari itu. Saya tidak ingat hasil dari lomba pertama, tapi pada putaran kedua, saya finis kedua. Saya tidak tahu siapa yang menang. Saya ingat posisinya di atas motor, bagaimana wajahnya atau siapa dia, tapi saya tidak ingat,” katanya.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Gerloff Tegaskan Petronas SRT Tak Pernah Ajukan Penawaran
Artikel berikutnya Pabrikan Gagal dalam Sejarah MotoGP

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia