Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Meneropong Kans Jorge Martin dan Bastianini Dampingi Bagnaia

Ducati berada di tengah dilema menentukan calon pendamping Francesco Bagnaia di tim pabrikan. Mereka sedang mempertimbangkan secara matang antara Enea Bastianini dan Jorge Martin agar tidak kecewa di kemudian hari.

Jorge Martin, Pramac Racing, Enea Bastianini, Gresini Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Persaingan Rookie of the Year 2021 berlanjut musim ini. Bukan piala, hadiah kali ini tidak main-main, yakni servis penuh dari pabrikan Borgo Panigale.

Di antara keduanya, Martin tampak paling ngotot mendapatkan tempat tersebut. Ia bahkan berani mengancam kalau tidak dapat Desmosedici GP terbaru setiap musim, maka memilih hengkang ke tim pabrikan lain.

Sebagai pembalap Pramac Racing belum tentu ia mendapat motor mirip pembalap tim utama. Semua tergantung kecukupan dana yang dimiliki tim satelit Ducati itu.

Alasan ia menginginkan GP termutakhir adalah demi mencapai target menengah, yakni juara dunia.

“Pada jangka menengah, saya ingin memenangi Kejuaraan Dunia. Ini tujuan saya dalam hidup. Saya fokus mencapainya,” ia menuturkan.

“Tahun ini, kami belum mulai dengan cara yang kami inginkan, tapi saya banyak belajar. Ini baru tahun kedua.”

Tak cuma itu, rider berjuluk Martinator  tersebut juga sesumbar lebih baik daripada Bastianini. Namun klaimnya bukan sekadar omong kosong.

Dalam empat putaran terakhir, ia rutin mendulang poin meski dalam kondisi tangan kanan kurang maksimal akibat operasi. Ditambah lagi, ada infeksi yang membuatnya harus menggunakan antibiotik dan penghilang rasa sakit.

Martin meraup 42 poin, salah satunya berkat runner-up MotoGP Catalunya. Ia juga memecahkan rekor kecepatan 363,6 km/jam di Mugello.

Sebaliknya, Bastianini jatuh dalam dua kesempatan dan membawa pulang 11 poin. Pembalap Gresini Racing tersebut terlihat menjanjikan di awal setelah secara mengejutkan memenangi MotoGP Qatar. Dibanding Martin, rapor Bastianini sangat fluktuatif.

Setiap kali menang, maka La Bestia akan terperosok ke posisi rendah atau bahkan tak punya poin sama sekali di pekan berikutnya.

Baca Juga:

Pasti dalam hatinya, ia mau mengenakan kostum balap merah musim depan. Hanya saja, inkonsistensi perlu diperhatikan karena bisa menghambatnya untuk sampai gerbang Borgo Panigale.

Berbeda dengan Martin, Bastianini cenderung kalem di luar. Namun, ia sangat agresif dan kadang kurang memperhitungkan risiko.

Tak sedikit yang menganggap juara dunia Moto2 2020 tersebut beruntung karena menunggangi GP21, yang membawa para pembalap yang terafiliasi dengan Ducati ke papan atas. Pecco Bagnaia bisa sampai ke peringkat kedua klasemen MotoGP 2021, Jack Miller dan Johann Zarco berada di P4 dan P5.

Bahkan Martin juga diuntungkan oleh motor tersebut, sehingga memenangi titel debutan paling gemilang. Ia mencatatkan pole position dan kemenangan perdana musim lalu.

Sejak awal, Ducati menegaskan tidak memilih pembalap berdasarkan kewarganegaraan. Mereka sedang memperhitungkan beberapa kelebihan dan kekurangan masing-masing kandidat.

Jika menilik dari prestasi dan sejarah, ada kecenderungan pabrikan itu merekrut Jorge Martin. Ducati mengandalkan Pramac dalam menyuplai pembalap.

Jorge Martin, Pramac Racing, Francesco Bagnaia, Ducati Team

Jorge Martin, Pramac Racing, Francesco Bagnaia, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Francesco Bagnaia, Jack Miller, Danilo Petrucci dan Andrea Iannone berhasil promosi dari Pramac Racing. Selain itu, dengan memboyong pembalap dari Spanyol, maka jumlah dukungan kian meluas. Kemampuan menguasai motor yang tak semumpuni GP21, juga patut diacungi jempol.

Hanya saja, lain ceritanya jika ide memiliki tim yang sangat kental dengan Italia muncul. Bastianini bisa jadi penerus Dovi dan Petrucci. Potensi sudah ada tinggal banyak belajar dan dipoles lagi.

Yang jelas, keduanya mesti bersaing meyakinkan Luigi dall’Igna dan koleganya, dalam dua balapan awal paruh kedua yang dilaksanakan di Inggris dan Austria.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Joan Mir Tak Punya Waktu Pikirkan Honda
Artikel berikutnya Bagnaia Sebut Penunggang Desmosedici GP21 Beruntung

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia