Mengapa terjatuh lagi, Marquez?
Usai sukses mengunci gelar juara dunia MotoGP di Motegi, Marc Marquez justru terjatuh sebanyak dua kali di Phillip Island dan Sepang. Tak pelak muncul pertanyaan tentang apa yang terjadi kepada pembalap Repsol Honda itu.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Marquez, boleh dibilang, merupakan sosok pembalap paling konsisten sepanjang musim 2016. Yang utama karena faktor di mana ia selalu mencetak poin, tentu saja demi upaya memenangi kejuaraan. Pembalap Spanyol itu telah belajar dari kesalahan pada 2015 dan tampil jauh lebih tenang musim ini.
Tak ada lagi Marquez yang agresif dan berani mengambil risiko lebih, walaupun sebenarnya ia juga terjatuh di Le Mans, serta tampil ngotot ketika bertarung melawan Cal Crutchlow dan Valentino Rossi di Silverstone. Terlepas dari hal itu, Marquez sadar bahwa peluang menjadi juara dunia adalah mengamankan poin di klasemen.
Lantas, mengapa ia kini terjatuh? “Hari ini kesalahan yang sama sekali berbeda dibandingkan Phillip Island, karena saya mencoba untuk lebih tenang di atas motor, dan mencoba untuk melakukan balapan yang normal,” tutur Marquez, Minggu (30/10) lalu.
“Saya di sana menunggu, tapi masalahnya adalah kami kehilangan banyak pada akselerasi di dua trek lurus sepanjang akhir pekan.
“Saya hanya sedikit berharap dalam balapan, tapi kami (ternyata) mampu berada di grup depan. Jadi saya mampu bertahan, mencoba untuk mengatasi (masalah) dan menunggu untuk menekan di akhir.
“Tapi saya melakukan sebuah kesalahan kecil – atau tampaknya saya melakukan kesalahan karena saya terjatuh. Tapi saya tidak merasakan hal yang aneh. Saya melewati racing line dan segalanya dengan sama, tapi saya terjatuh.
"Saya lalu kembali (melanjutkan balapan) dan menjadi lebih cepat. Finis ke-11 memang bukan hasil yang bagus, tapi hasil ini tidak begitu buruk," paparnya.
Namun, Marquez mengakui tanpa ia terjatuh pun tetap akan sulit untuk mengalahkan Andrea Dovizioso. Pembalap berusia 23 tahun itu mengatakan posisi finis kedua yang paling memungkinan untuk direbutnya.
“Bagi saya, setelah melihat ritme dan segalanya, saya pikir Dovi lebih cepat daripada kami,” ucap Marquez. “Mungkin jika Anda di sana, Valentino (Rossi) akan menekan, tapi saya pikir kedua atau ketiga – di podium – yang mungkin. Tapi pada akhirnya, saya terjatuh.
“Beruntung kami telah mengamankan kejuaraan, karena kalau tidak itu akan menjadi masalah!”
Kendati telah mengantarkan Marquez sebagai juara dunia, Honda masih menginginkan dua gelar juara dunia: konstruktor dan tim. Untuk konstruktor, mereka jelas berpeluang besar. Tapi untuk gelar juara dunia tim, Repsol Honda harus mengalahkan rival beratnya, Movistar Yamaha – di mana kedua tim terpaut 10 poin.
Ditanya apakah Marquez akan tampil agresif atau memilih kepentingan tim, sang pembalap menjawab: “Ya, ketika Anda menjadi juara dunia, Anda telah banyak tumbuh. Saya merasa sangat baik dengan motor ketika di Phillip Island, tapi di sana saya terlalu percaya diri.
“Satu-satunya masalah adalah saya melakukan kesalahan yang sama, sesuatu yang harus saya perhatikan. Tentu saja saya kecewa, karena kami sedang bertarung untuk gelar juara konstruktor dan tim dengan Yamaha. Dan kami kehilangan Dani (Pedrosa), dia selalu mencetak poin.
“Kami akan coba karena ini penting bagi tim,” pungkasnya.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments