Michele Pirro: Dulu Tak Ada yang Mau, Sekarang Ducati Jadi Referensi
Ducati berhasil menjadi kekuatan baru dalam kompetisi balap motor. Bagi Michele Pirro, situasi itu terasa aneh mengingat sekitar satu dasawarsa lalu mereka dipandang sebelah mata.
Musim ini, pabrikan yang bermarkas di Borgo Panigale tersebut mendominasi dalam MotoGP. Para pembalapnya kerap berada di grup depan.
Francesco Bagnaia jadi penantang juara dunia MotoGP. Sayangnya, karena terjatuh pada Grand Prix Emilia Romagna, peluangnya kandas sehingga Fabio Quartararo yang keluar sebagai pemimpin klasemen.
Mereka menjadi juara konstruktor dan tim. Pramac Racing dinobatkan sebagai tim independen terbaik, Johann Zarco pembalap independen terbaik serta Jorge Martin Rookie of the Year.
Di World Superbike (WSBK), pamor Ducati juga meningkat di tengah ketangguhan Yamaha dan Kawasaki. Ini berkat performa apik Scott Redding. Musim depan, bersama Aruba.it, mereka kembali ke kancah World Supersport (WSSP) setelah 15 tahun.
Prestasi tersebut menjadikan Ducati sebagai acuan. Bahkan KTM membajak dua sosok penting yang berhubungan dengan pabrikan itu.
Bahkan, Honda diketahui meniru beberapa komponen milik Ducati. Perkembangan situasi tersebut disadari oleh Pirro, sang pembalap tes.
Di antara para rider yang ada dalam skuad itu, dia boleh dibilang paling senior. Pria Italia itu menyudahi debut di MotoGP bersama FTR pada 2012, dengan keputusan pensiun.
Pirro menerima pinangan Ducati sebagai pembalap tes sekaligus cadangan mulai 2013. Sejak saat itu, ia mengikuti transformasi Desmosedici GP dan Panigale.
“10 tahun, ketika saya tiba di Ducati, tak ada yang menginginkan motor kami. Sebaliknya, sekarang kami menjadi referensi, bahkan tim-tim Jepang mulai menyerap petunjuk dan meniru,” ujarnya, dikutip dari GPOne.
“Sungguh indah melihat motor menjadi mirip dengan Ducati, mengonfirmasi pekerjaan yang kami lakukan. Awalnya, mungkin Ducati adalah motor yang dibuat hanya untuk satu pembalap, seperti Casey Stoner. Sekarang bisa untuk siapa saja.”
Dalam tes di Sirkuit Jerez, Pirro mampu menggeber motornya dari 0 km/jam ke 100 km/jam dalam tempo dua detik. Bagnaia dan kawan-kawan juga merasa puas dengan performa GP21
Mereka pun memberi respons positif terhadap prototipe motor MotoGP 2022. Dengan penyempurnaan yang diusung dalam tes pramusim mendatang di Sepang, bukan tak mungkin Ducati dapat merajai ajang balap premier kembali.
“Saya hanya melihat fakta, tidak lebih. Di Ducati, penanggung jawab tahu apa yang dilakukan dalam periode ini dan tidak perlu menambah lainnya. Secara pribadi, saya gembira karena Ducati jadi acuan di trek dan itu membanggakan,” tutur Pirro.
“Lalu ada tantangan besar, seperti kejuaraan dunia, di mana targetnya adalah menaklukkan itu. Kami harus lanjut bekerja karena tidak tahu apa yang dilakukan tim-tim lain.
Francesco Bagnaia, Ducati Team
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
“Yang terpenting adalah bangkit dari posisi di mana kami menyelesaikannya, mengingat motor tak perlu dirombak. Pastinya, tes di Sepang akan menarik.
“Kami kembali ke sana setelah dua tahun dan saya penasaran membandingkan data terakhir tampil di sana dengan yang kami miliki saat ini. Tentunya ada sesuatu yang baru.”
Pirro juga ikut dalam tes WSBK yang diikuti Alvaro Bautista. Melihat bagaimana aksi sang pembalap baru di atas Panigale V4, ia optimistis dengan prospek musim depan.
“Saya lihat Alvaro kembali dengan senyuman. Dia gembira dan bersenang-senang. Dia mengemudi dengan baik dalam tes di Jerez dan saya yakin kalau dia akan bertarung untuk gelar WSBK 2022,” katanya.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Top Comments
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.