Michelin Siapkan Ban Khusus untuk MotoGP Indonesia

Tes pramusim Mandalika menjadi pembelajaran bagi Michelin untuk mempelajari karakter aspal demi mempersiapkan ban yang tepat pada gelaran MotoGP Indonesia.

Michelin Siapkan Ban Khusus untuk MotoGP Indonesia

Sesi uji coba di Mandalika menjadi sangat penting bagi semua pihak, baik pembalap, pabrikan, promotor lokal, dan juga pemasok ban tunggal Michelin.

Sirkuit baru membuat Michelin harus mengumpulkan banyak informasi dalam menentukan jenis ban yang tepat untuk gelaran balapan pada 20 Maret bulan depan.

Kompon ban soft bekerja dengan baik di Pertamina Mandalika Circuit, meski kondisi permukaan lintasan tidak begitu baik akibat banyaknya debu.

Namun, suhu yang sangat panas membuat ban lebih cepat habis di satu sisi. Ini membuat Michelin harus mempersiapkan ban khusus pada MotoGP Indonesia.

“Setelah pengujian hari kedua, kami mulai menemukan ide yang lebih jelas. Kemarin trek sangat kotor dan tak begitu baik, jadi datanya bukan tak begitu bisa diandalkan,” kata Manager Michelin Two Wheels Motorsport, Piero Taramasso, kepada Motorsport.com.

“Hari ini, kondisinya lebih baik dan kami telah melihat bahwa solusi yang kami bawa untuk ban depan bekerja dengan baik dengan karakteristik trek dan suhu tinggi ini.

“Ban medium dan ban soft bekerja dengan baik, itu adalah ban yang sama seperti yang kami bawa ke Sepang. Bagian depan tidak terlalu tertekan di sirkuit ini.”

Baca Juga:

Pilihan ban yang ditawarkan oleh Michelin memang bekerja dengan bagus di Sirkuit Mandalika. Tapi produsen ban asal Prancis itu juga harus merevisi ban belakang.

Ban soft jadi kompon yang paling efisien, namun menghasilkan suhu yang sangat tinggi di sisi kanan karena konfigurasi trek dan aspal.

Sementara ban medium menunjukkan kinerja yang sangat bagus, termasuk dalam simulasi balapan.

“Sejauh menyangkut bagian belakang, kami memiliki ban lunak yang sangat efisien dan dapat dilihat seiring berjalannya waktu,” ujar Taramasso.

“Ini adalah kompon yang cukup konsisten, yang memungkinkan kami melakukan lebih dari 25 lap dengan waktu lap yang tak begitu buruk.

“Masalahnya adalah ban menghasilkan suhu panas di sisi kanan. Kami telah melihat dari simulasi bahwa ini akan menjadi aspek kritis pada rangkaian dengan konfigurasi ini.

“Anda harus ingat bahwa aspal itu baru dan permukaan baru selalu menghasilkan suhu tinggi atau keausan tinggi.

“Titik kritis di sini adalah suhu. Ini sedikit mengingatkan saya pada Silverstone pada 2019, ketika dipasang aspal baru dan kami melihat banyak goresan yang terbentuk dalam balapan karena suhu tinggi.

“Ini adalah solusi yang sangat mumpuni, tetapi saat ini tidak cocok untuk balapan. Jadi kami harus meninjaunya sedikit sebelum kembali ke sini untuk balapan.

“Sedangkan untuk ban soft, kami harus menemukan kompon yang dapat bertahan dalam suhu yang lebih tinggi.

“Ban medium menawarkan grip yang lebih sedikit, tetapi performa yang lebih konsisten dan dengan suhu yang selalu berada di kisaran yang tepat. Jadi, ini bisa menjadi solusi untuk balapan.”

Memastikan temperatur ban

Memastikan temperatur ban

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Namun, Michelin belum mendapatkan data yang tepat seperti yang didapatkan oleh World Superbike (WSBK) pada November 2021 lalu.

Oleh karena itu, dua kompon ban hard mungkin diperlukan untuk solusi darurat agar siap menghadapi segala kemungkinan.

“Kami belum mencapai suhu 60 derajat celcius atau lebih di permukaan aspal, seperti yang terjadi saat WSBK balapan di sini pada November lalu,” ucap Taramasso.

“Ini adalah kondisi yang bisa terjadi di wilayah ini, untuk alasan keselamatan kami membutuhkan solusi ban hard baik depan maupun belakang.”

dibagikan
komentar

Marshal Mandalika Lulus Simulasi Penanggulangan Ceceran Oli

Honda Dipercaya Bakal Update Mesin di Qatar