Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Mick Doohan: Fabio Quartararo Jadi Pembeda Musim Ini

Legenda MotoGP, Mick Doohan, mengatakan tak ada yang bisa mengimbangi level Fabio Quartararo, sehingga membuatnya jadi pembeda di kelas premier 2021.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Mick Doohan meyakini MotoGP musim 2020 memberikan pelajaran besar bagi rider Yamaha Fabio Quartararo untuk tampil lebih kuat sepanjang tahun ini.

Quartararo saat ini memimpin klasemen dengan keunggulan 52 poin atas Francesco Bagnaia (Ducati) di urutan kedua, menyisakan tiga balapan.

Pembalap asal Prancis itu juga terlihat sangat kuat di semua trek, meski di tahun-tahun sebelumnya Yamaha kesulitan di sirkuit tertentu.

“Fabio melakukan apa yang dibutuhkan untuk memenangi kejuaraan. Dia tidak berada di paling depan setiap akhir pekan, tapi dia tidak terlalu jauh. Itu cukup, terlebih Yamaha memiliki sasis terbaik dibandingkan pabrikan lainnya,” kata Doohan.

“Dia tidak memiliki tenaga besar, tapi dia mampu membuat perbedaan. Dia jadi satu-satunya yang mampu memberikan persaingan ketat dengan Marc Marquez ketika dalam kondisi bugar.

“Saya pikir dia sosok baru dalam hal konsistensi, tidak ada satu pun yang bisa bertahan mengimbangi levelnya di setiap akhir pekan.

“Ketika segalanya berjalan sesuai keinginan, maka Fabio berada di dunianya sendiri. Dia sangat cepat. Jadi, Yamaha harus menemukan sedikit tenaga lebih besar.

“Saya bingung mengapa dalam 30 tahun saya berada di kejuaraan, masih saja ada yang performanya buruk. Seperti Suzuki, sebagai pabrikan yang kembali dan masih berusaha menemukan kekuatan mereka.”

Fabio Quartararo hampir memenangi gelar juara dunia pertamanya musim lalu, tapi tekanan membuatnya gagal mengakhiri musim di posisi pertama.

Namun, pembalap 22 tahun itu saat ini sudah menjadi seorang pembalap yang lebih matang dan mampu mengendalikan tekanan setelah lebih sering mengunjungi psikolog.

“Mungkin dia memiliki masalah dengan tekanan, itu bisa saja diperburuk dengan beberapa hasil mengecewakan dan tekanan dari hasil bagus yang didapatkan sebelumnya,” ujar Doohan.

“Seperti yang Anda tahu, semua orang memiliki pendekatan berbeda. Jelas, dia satu-satunya yang bisa menang, dia tahu itu dan dia memiliki kepercayaan diri. Anda bisa melihat kepercayaan dirinya di atas motor.”

Baca Juga:

Pria asal Australia itu mengatakan dirinya tak pernah merasakan tekanan yang dapat menghilangkan kemampuannya berkendara.

Namun, ia menyadari bahwa setiap orang berbeda dan melihat kasus Fabio Quartararo pada musim 2020, ia memahami bahwa ekspektasi tinggi dapat mengganggu pembalap.

“Kami memiliki tekanan untuk mendapatkan hasil bagus. Itu sebabnya kami memberikan Anda motor, untuk dikedarai dan memberukan tim dan semua orang hasil bagus. Jadi, ada tekanan di sana,” tuturnya.

“Tapi, kebanyakan tekanan datang dari keinginan untuk menang dan menjadi yang terbaik. Pasalnya, semua orang balapan untuk bersenang-senang, tapi juga untuk menang.

“Tidak ada seorang pun yang mengatakan pada dirinya sendiri, ‘tidak apa-apa finis di posisi ketiga’. Jadi, keinginan besar memberikan tekanan pada diri sendiri.

“Saya pikir semua orang memiliki cara berbeda untuk mengatasi tekanan dan memperkuat fokus sebelum balapan.

“Beberapa orang bisa bercanda tapi semua orang memiliki keinginan yang sama, atau setidaknya 50% dari yang ada di grid. Sisanya hanya bersenang-senang di trek.”

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pit Beirer Sebut KTM Belum Bisa Imbangi Level Ducati
Artikel berikutnya Kevin Schwantz Sempat Kira Sachsenring Jadi Titik Balik Marc Marquez

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia