Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Miguel Oliveira: Harusnya Pemimpin Proyek Mengerti Problem Motor

Miguel Oliveira tak bisa lagi menahan komentarnya. Pembalap KTM tersebut kesal dengan timnya yang tak berani berinovasi supaya lebih kompetitif di MotoGP.

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Seiring dengan bergulirnya musim 2022, pria Portugal tersebut kian frustrasi menatap rapornya. Setelah menang di MotoGP Indonesia, ia hanya sekali tembus lima besar dan harus berusaha keras masuk ke 10 besar. Oliveira menduduki P9 dalam empat balapan terakhir.

Akibat pencapaian itu, tak ada peluang baginya memperkuat tim pabrikan Austria karena mereka sudah merekrut Jack Miller. Harapan untuk bergabung dengan Gresini Racing pun kandas. Opsi yang paling terbuka adalah turun ke tim satelit Tech3 atau melamar ke RNF Racing.

Oliveira mengaku kalau situasi sulit justru membuatnya pantang menyerah dan berupaya menjaga motivasi.

“Saya hanya menuju ke akhir pekan dengan keinginan untuk menang. Saya tahu tidak mungkin sepanjang waktu tapi kami harus belajar mengelola ekspektasi. Terlepas dari hasilnya, kami tidak menyerah dan lanjut menyerang meski kami berada di urutan ke-16 atau 15 kualifikasi,” ujarnya dilansir situs MotoGP.

“Kami selalu ambisius dan kami ingin menjadi bagus dalam balapan karena kami ingin berkendara dan kami ingin lebih baik. Kadang sulit membuat orang-orang mengerti ada yang lebih rumit dari itu.”

Pembalap 27 tahun tersebut menilai kinerja RC16 buruk karena menyalip jadi aktivitas yang rumit.

“Jelas bahwa kami ingin melakukan yang lebih baik, tapi ketika Anda terlalu sering berkendara di batas dan pada saat yang sama, mencoba sekencang mungkin, itu sangat sulit. Jadi tidak ada jendela untuk kami sejenak mengatakan bahwa Anda dapat menghirup udara segar ketika mendapat hasil bagus,” ia melanjutkan.

Baca Juga:

“Sangat berat dalam kategori ini, semua dihubungkan dengan posisi dalam kualifikasi. Meski pace Anda lebih cepat, Anda tidak bisa naik karena sangat sulit menyalip, temperatur dan tekanan ban sebelum meningkat dan semua faktor ini berujung pada balapan sulit. Itu realitas sebenarnya.”

Oliveira menegaskan kalau ia sering mengambil risiko demi merebut poin besar, meski kadang hasilnya tidak seperti harapan.

“Kadang Anda mengambil risiko, kadang sedikit kurang dan hasilnya tidak berubah. Barcelona jelas merupakan contoh itu. Saya mencoba menyalip Brad tapi saya melebar di tikungan pertama dan dia jauh dari yang saya pikirkan, mungkin saya bisa memacu 0,25 atau 0,3 detik lebih kencang tapi saya berakhir di kerikil dan hasil tidak berubah,” tuturnya.

“Sulit memperkirakan dan menerima karena saya tahu bisa bertarung untuk mendapatkan posisi lebih baik.”

Ia mendesak KTM mencari solusi agar kompetitif dalam kualifikasi. Bagaimana pun posisi dalam sesi tersebut punya peran besar dalam menentukan hasil balapan.

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pengembangan yang tersendat ditambah dengan tidak adanya perangkat baru dituding sebagai salah satu penyebab utama, di samping salah strategi.

“Tentu sekarang sangat mudah mengatakan bahwa mungkin itu bukan strategi yang tepat tapi jelas penting bahwa pemimpin proyek mengerti masalah motor dan menganalisis apa yang terjadi selanjutnya, alih-alih terus membawa perangkat yang mereka inginkan untuk menemukan apa yang bisa mempengaruhi motor. Saya kira itu proses belajar untuk mereka,” ia menandaskan.

“Olahraga ini tidak sederhana, ini merupakan evolusi yang konstan dan kami tidak bisa hanya memperhitungkan diri sendiri. Kami punya lawan yang mengalami kemajuan setiap musim dan banyak.

“Kadang sulit mengejar pace itu. Jika kami sedikit hati-hati, itu mungkin yang paling tepat. Bagi kami, itu strategi terbaik untuk maju.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Nasib Franco Morbidelli di Yamaha Bisa seperti Maverick Vinales
Artikel berikutnya Massimo Meregalli Tegaskan Yamaha Tak Butuh Revolusi

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia