Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mir Pembalap Istimewa, Ini Penjelasan Kepala Krunya

Suzuki telah melihat skill dan potensi Joan Mir sejak hari pertamanya berada dalam tim. Tekanan bukan masalah besar baginya, seperti diungkapkan Frankie Carchedi.

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap Suzuki Ecstar Joan Mir dinobatkan sebagai juara dunia MotoGP pada usia 23 tahun 76 hari. Ini menjadikannya salah satu peraih gelar termuda dalam sejarah.

Memang Mir bukan yang termuda sebab ada enam pembalap lain yang usianya lebih saat menyabet titel di kelas premier: Marc Marquez, Freddie Spencer, Casey Stoner, Mike Hailwood, John Surtees dan Valentino Rossi.

Marquez jadi yang termuda ketika memenangi gelar pada 2013 dalam usia 20 tahun 266 hari di tahun debutnya. Persis di atas Mir, Rossi, yang merengkuh titel pertamanya saat berumur 22 tahun 240 hari pada 2001.

Bergabung dalam daftar peraih gelar MotoGP termuda, membuat kepala krunya di Suzuki, Frankie Carchedi, tak ragu menyebut Mir sebagai pembalap spesial meskipun sempat kesulitan pada musim debut, 2019 lalu.

"Sangat jelas bahwa Joan (Mir) istimewa. Kami sudah tahu itu sejak hari pertama dia ada di dalam tim dan kami selalu jujur dengannya," ujar Carchedi seperti dikutip Motorsport.com.

"Kami melihat berbagai poin dan mengatakan kepadanya bahwa dia harus meningkatkan diri di area-area tertentu. Dia banyak berlatih di rumah. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk bersaing dalam kejuaraan dunia."

Baca Juga:

Meski telah berstatus pembalap elite dan memiliki gelar prestisius, Carchedi tidak percaya kepribadian dan karakter Mir selama dua tahun terakhir berubah.

"Dia tahu apa yang diinginkannya. Saya tidak yakin semua orang percaya kepadanya, namun di sini (Suzuki), kami sangat mempercayainya. Joan selalu fokus sejak awal, salah satu kelebihannya dan itu tidak berubah," tutur Carchedi.

Hal tersebut diperlihatkannya sepanjang MotoGP 2020. Hingga balapan terakhir di Portimao, Mir tidak membuat kesalahan-kesalahan fatal. Progresnya luar biasa dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 2019, Mir tidak pernah merasakan podium. Pencapaian terbaiknya adalah posisi kelima dalam Grand Prix (GP) Australia. Ia finis di peringkat 12 klasemen akhir.

"Pada tahun kedua dia lebih rileks dan itu membantunya, membuat semuanya menjadi lebih baik. Tekanan tentu ada, tapi yang terbesar mungkin karena situasi pendemi," ujar Carchedi.

"Fakta bahwa kami tidak memenangi balapan mungkin juga membantu. Tujuan pertama kami adalah meraih podium dan baru kemudian memenanginya."

"Baru setelah Joan menang untuk kali pertama di Valencia (GP Europa), kami memikirkan tentang meraih gelar juara dunia," Carchedi menjelaskan.

Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, bersama kepala krunya, Frankie Carchedi.

Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, bersama kepala krunya, Frankie Carchedi.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Chicho Lorenzo Sebut Yamaha Sulit Menang Tanpa Restrukturisasi Tim
Artikel berikutnya Petrucci Nantikan Tes Losail meski Kondisi Tak Ideal

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia