Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Meski Mampu, Mir Tidak Suka Koleksi Mobil Mewah

Fakta bahwa dirinya adalah juara dunia MotoGP tidak serta merta membuat Joan Mir berubah. Sang pembalap mengaku gaya hidup jetset tidak cocok untuknya.

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pada musim keduanya di kelas premier, Joan Mir berhasil meraih apa yang diimpikan oleh semua pembalap MotoGP, yakni menjadi juara dunia.

Kesuksesan tersebut direngkuh pembalap Tim Suzuki Ecstar itu dalam usia 23 tahun, relatif muda untuk ukuran MotoGP dan melakukannya di musim keduanya.

Tak banyak, bahkan tidak ada, yang mengira Mir bakal mampu keluar sebagai kampiun MotoGP 2020. Apalagi ia ada dalam salah satu tim dengan anggaran terendah.

Namun pada akhirnya, pembalap Spanyol itu mampu melewati segala keterbatasan dan rintangan untuk mengejutkan dirinya sendiri dan juga publik MotoGP.

Jika melihat rekam jejak Joan Mir, bukan kali pertama ia menyandang status juara dunia. Sang rider merupakan kampiun kelas Moto3 musim 2017 bersama Honda.

Berarti, seperti para pendahulunya, Mir juga punya potensi besar sebagai kampiun. Yang tidak disangka adalah bahwa ia mampu meraihnya dengan cepat.

Baca Juga:

Terlepas dari prestasi serta hadiah finansial yang didapatnya, kehidupan Mir tidak berubah dalam beberapa bulan terakhir sejak berstatus juara dunia MotoGP.

"Saya belum memanjakan diri sendiri, tidak ada yang berubah. Mungkin sekarang saat saya pergi makan malam beberapa kali, ada yang minta berfoto. Selebihnya, semua masih sama," ujar Mir dalam podcast 'Por Orejas'.

Tetapi, ia mengaku sempat membeli sebuah mobil sport meski tidak lama kemudian kembali menjualnya. Mir merasa tidak suka mengoleksi barang mewah.

"Sebenarnya saya tidak mau mengungkapkan ini, namun saya akan mengatakannya. Saya memiliki kesempatan membeli mobil sport super, tetapi setelah dua minggu saya menjualnya karena tidak suka," kata Mir mengakui.

"Saya tidak akan menyebut brand-nya, namun setelah mencobanya, (mobil mewah) itu tidak sesuai dengan gaya hidup saya," lanjut sang pembalap yang di garasi rumahnya hanya memiliki sebuah Audi RS6 dan Ford Ranger.

Walau tak tertarik mengoleksi mobil mewah, Mir mengaku sangat senang dengan balap roda empat. Bahkan, baru-baru ini ia sempat mengikuti race di rute bersalju.

"Saya benar-benar menyukai dunia balap mobil. Apalagi sejak mencoba balapan di atas es. Saya cukup mahir mengemudikan kendaraan roda empat," ujar Mir sembari tertawa.

 

 

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Titel MotoGP Bukan Jadi Target Utama Quartararo
Artikel berikutnya Mir Merasa Kualifikasi Masih Jadi Masalah Utama Suzuki

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia