Momen Terberat Quartararo di Paruh Pertama MotoGP 2021
Pembalap Yamaha, Fabio Quartararo, mengungkapkan dua momen terberatnya pada paruh pertama musim ini, tapi ia menegaskan itu tak memengaruhi konsentrasinya.
Foto oleh: Dorna Sports
Quartararo saat ini memimpin klasemen sementara MotoGP 2021 setelah mendapatkan enam podium, termasuk empat kemenangan dari sembilan balapan pertama.
Namun, pembalap asal Prancis itu mengatakan dirinya memiliki momen sulit yang membuatnya gagal meraih hasil maksimal.
Momen tersebut adalah Grand Prix Spanyol di Jerez, dan GP Catalunya. Di mana, Quartararo gagal meraih podium, padahal memiliki akhir pekan yang sangat bagus.
Di Jerez, pembalap 22 tahun itu memiliki masalah pada arm pump di perlombaan yang membuatnya gagal mempertahankan kecepatan karena menahan rasa sakit di lengan kanannya saat sedang memimpin lomba.
Itu membuatnya harus puas finis di posisi ke-13. Untuk menghindari masalah serupa terjadi di kemudian hari, ia pun langsung memutuskan menjalani operasi.
Sedangkan di Barcelona, race suit Fabio Quartararo terbuka, yang membuatnya kehilangan fokus karena berusaha memperbaikinya.
Pada balapan tersebut, Quartararo dikenai dua sanksi, pertama melanggar track limit dan kedua race suit yang terbuka saat balapan berlangsung. Itu membuatnya turun ke posisi keenam dari posisi ketiga.
“Jerez jadi momen yang paling sulit bagi saya. Itu merupakan salah satu balapan di mana Anda merasa sangat mudah untuk melaluinya, karena Anda merasa sangat bagus sepanjang akhir pekan,” kata Quartararo seperti dilansir Speedweek.
“Itu masalah saya. Saya tidak bisa berbuat banyak di atas motor. Hanya, saya tidak bisa membiarkan lengan saya terus dalam kondisi seperti itu.”
Di GP Catalunya, Fabio Quartararo juga merelakan kemenangan begitu saja kepada pembalap KTM, Miguel Oliveira, karena hilang fokus akibat race suit yang bermasalah.
“Saya sangat kecewa dengan balapan di Barcelona,” ujarnya.
“Memang sulit untuk mendapatkan kemenangan karena Miguel sangat kuat di balapan. Tapi rasanya posisi kedua sangat memungkinkan.
“Saya mengunjungi race control dan melihat beberapa orang di sana tidak senang dengan cara saya finis tanpa race suit yang tertutup. Lalu saya berusaha mencairkan suasana.
“Saya bergurau degan mengatakan, ‘Awalnya saya dinyatakan finis keempat, tiga jam kemudian keenam, dan mungkin keesokan hari saya ada di posisi terakhir’.
“Tapi, dua momen buruk itu tidak memberikan dampak negatif pada saya secara pribadi.”
Momen tersebut memang tidak memengaruhi konsentrasi Fabio Quartararo, tetapi ia mengaku merasa tertekan setelah meraih empat kemenangan.
Pasalnya, banyak orang yang menganggap dirinya bisa mengembalikan kesuksesan Yamaha seperti yang dilakukan oleh Valentino Rossi di masa lalu.
Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments