Ambisi Menguncup, Morbidelli Pasrah Posisi 10 Besar Klasemen MotoGP
Ambisi rider Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli, mengulang kesuksesan di MotoGP musim lalu mulai menguncup. Kini dia mencoba realistis dan pasrah dengan posisi 10 besar.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Yamaha YZR-M1 Spek-A makin tergerus oleh kemajuan tunggangan pembalap lain yang kian mutakhir. Motor buatan 2019 tersebut memang sudah menjalani berbagai macam perbaikan, tapi tetap saja sulit menandingi kecepatan lawan-lawannya.
Kendati demikian, pencapaiannya tidak bisa dibilang buruk meski jauh dari posisi dua besar klasemen. Pembalap 26 tahun itu sempat naik podium ketiga di MotoGP Spanyol, dan peringkat keempat di Portimao.
Dalam MotoGP Catalunya, ia berakhir di posisi kesembilan. Atas deretan pencapaian itu, Morbidelli pun jadi juru kunci 10 besar klasemen pembalap.
“Saya harus gembira dengan balapan meski ketinggalan jauh dari sisi top speed. Kecuali Anda cukup cepat di putaran-putaran awal balapan, Anda dapat kabur dan berkendara sendirian. Secara virtual, mustahil punya ambisi,” katanya dikutip dari Speedweek.
“Jadi saya harus puas dengan posisi ini karena menurut pandangan saya, itu hasil maksimal yang bisa saya dapatkan pada Minggu. Feeling serupa pada sesi latihan, mungkin level grip sedikit lebih rendah dan mungkin saya menderita sedikit dari itu, untuk alasan sederhana, saya harus melakukan semua pada tikungan.”
Pada balapan di Montmelo, kecepatan tertinggi M1 Spec-A, 336,4 km/jam. Kalah jauh dibandingkan dua penghuni podium, Jack Miller (Ducati), 350,6 km/jam dan Miguel Oliveira (Red Bull-KTM), 342,8 km/jam.
Runner-up MotoGP 2020 itu mengakui motornya lemah dari sisi tenaga, yang membuatnya kewalahan sejak awal.
“Jika Anda punya tenaga sangat kecil dan yang lain dapat memainkan keuntungan itu terhadap Anda, terutama pada lap-lap awal, Anda kehilangan banyak dari sisi akselerasi dan di trek lurus,” ia menuturkan.
“Saya kehilangan tiga tempat dalam sekejap saat jalur lurus start, dan dua (posisi) pada lap berikutnya. Jika Anda kehilangan banyak posisi dalam waktu singkat, itu juga menyedihkan. Tapi, saya tidak melihat apa yang dapat saya lakukan tentang itu.
“Sebelum balapan, saya mengharapkan sesuatu yang fantastis akan terjadi. Harapan mati paling terakhir. Berharap dan yakin sangat membantu. Wajar kalau seseorang percaya dan berharap bahwa mereka akan sukses sebelum lomba. Kompetisi membawa Anda kembali kepada realitas sedikit, tapi itu juga tidak buruk. Posisi 10 teratas tidak buruk sama sekali.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments