Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Franco Morbidelli Sadar Progres Performanya Sangat Lambat

Kinerja Franco Morbidelli sangat kontras dengan Fabio Quartararo. Sejak dipromosikan ke tim pabrikan Yamaha, progresnya lambat. Karena itu, runner-up MotoGP 2020 lega punya kontrak hingga 2023.

Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Rider Monster Energy Yamaha Franco Morbidelli dikritik bosnya di Sirkuit Jerez akhir pekan lalu akibat gagal tampil maksimal di atas M1 2022. Ia bisa menerima itu sebab performanya tak sesuai harapan.

Sepanjang MotoGP musim ini, setelah enam balapan bergulir, Franky, sapaan Morbidelli, baru satu kali mampu menembus 10 besar, yakni ketika finis P7 dalam Grand Prix Indonesia di Sirkuit Mandalika.

Fakta tersebut jelas mengecewakan bagi seorang pembalap yang telah membela tim pabrikan Yamaha sejak musim gugur 2021. Wajar bila Manajer Tim Yamaha Lin Jarvis mengungkapkan kekecewannya.   

“Kami mengharapkan lebih dari Franco (Morbidelli),” ujar Jarvis singkat, namun jelas setelah balapan GP Spanyol di Sirkuit Jerez, akhir pekan lalu.

Baca Juga:

“Saya sendiri mengharapkan lebih dari diri saya sendiri. Saya tidak berada di level rekan setim saya, yang memenangkan balapan,” Morbidelli merespons kekecewaan sang bos.

“Saya harus tampil dengan baik. Saya memiliki semua sumber daya yang saya butuhkan, tim dan motor. Tetapi saat ini semua itu tidak berhasil.”

Rentetan hasil buruk Franco Morbidelli biasanya membawa risiko, namun tak seperti banyak rider, pria Italia ini punya kontrak hingga 2023. Artinya, Franky tidak perlu mengkhawatirkan masa depannya.

Saat ditanya apakah itu sebabnya ia tampak lebih tenang dan tidak tertekan untuk tampil. Morbidelli tak menampik. Kendati demikian, bukan berarti hal ini membuatnya bisa santai tanpa berusaha bangkit.

Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Pasti. Tentu saja akan tiba masanya ketika tim meningkatkan tekanan, tetapi dengan saya itu tak terjadi saat ini. Saya masih punya kontrak selama satu tahun,” kata Morbidelli.  

“Setelah saya dapat melakukan apa yang saya mampu dengan motor ini, maka otomatis performa saya bakal meningkat,” tambahnya optimistis.

Lantas, di mana sebenarnya kesulitan yang dialami Morbidelli dan bagaimana mungkin Fabio Quartararo dapat begitu dominan di Yamaha saat ini?

“Perlahan tapi pasti feeling positif itu kembali. Perasaan saat pengereman membaik serta akselerasinya juga meningkat. Namun, di tengah tikungan saya masih kehilangan kecepatan,” jelas Franky.

Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Hal itu membuatnya mencapai batas lebih cepat dalam kualifikasi. Akibatnya, Morbidelli harus start dari posisi grid ke-16 pada GP Spanyol di Jerez.

Dalam kondisi yang panas di sana, ban depan menjadi lebih cepat aus dan masalah ini salah satu yang menyebabkannya kehilangan peluang untuk mendapatkan peringkat bagus selama balapan.

“Dalam balapan saya memang memiliki kecepatan yang bisa diterima dan mendapat konfirmasi tentang apa yang kami coba saat warm-up,” ucapnya.

“Namun dalam traffic selama balapan, tekanan ban depan langsung melambung tinggi. Akibatnya, saya tidak dapat mendorong motor lebih jauh lagi.”   

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Masa Depan Bastianini dan Martin Ditentukan Juni
Artikel berikutnya Kemenangan Dorong Bagnaia Tatap Titel MotoGP 2022

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia