MotoGP butuh bursa transfer ala sepak bola
Bradley Smith meminta MotoGP untuk memiliki bursa transfer ala sepak bola, agar tak terjadi kegilaan menjelang berakhirnya masa kontrak pembalap.

Foto oleh: Toni Börner
‘Silly Season’ pada 2018 diprediksi panas, mengingat hampir keseluruhan grid - termasuk 12 pembalap pabrikan – akan berakhir kontraknya untuk musim depan.
Pada 2016, banyak kesepakatan besar diumumkan awal musim, salah satunya dengan Smith setuju menerima pinangan KTM sebelum seri pembuka MotoGP Qatar.
Dan dengan rumor beredar mengenai negosiasi 2019, Smith pun menganggap, bahwa musim 2017 yang tidak dapat diprediksi membuat diskusi tentang kontrak pembalap bakal menjadi gila. Karenanya, ia berpikir, jendela transfer dapat menghentikan hal ini terjadi.
“Kami selalu akan membicarakan kontrak. Jika Anda yakin beberapa rumor di paddock, maka komidi putar sudah dimulai,” tandas Smith.
“Saya sebenarnya berbicara dengan Marc (Marquez) dalam penerbangan kembali dari Malaysia, dan ini (bursa transfer pembalap) menjadi gila.
“Ketika Anda melihat musim ini secara keseluruhan, saya akan mengatakan tiga pabrikan berbeda terlihat paling kuat di tiga titik berbeda musim ini.
“Jadi, untuk bisa membicarakannya sekarang, Anda bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi tahun depan. Kami juga tidak tahu apa yang akan terjadi.
“Seharusnya ada jendela (transfer) dan kemudian kami mulai berbicara pada saat itu. Di situlah orang harus mengambil keputusan – bukan tiga musim sebelumnya, sudah memutuskan apa yang akan Anda lakukan untuk beberapa tahun mendatang.”
Sekilas informasi mengenai bursa transfer sepak bola. Berlangsung ketika musim kompetisi berakhir hingga musim baru dimulai, serta ketika jeda musim dingin. Di Eropa, bursa transfer umumnya berlangsung selama akhir Juni – awal September dan akhir Desember – awal Februari.
Masa depan Smith sempat tak menentu pada musim lalu, diiringi spekulasi ia bakal digantikan pembalap tes, Mika Kallio, menyusul hasil buruk saat balapan.
KTM akhirnya mengonfirmasi untuk tetap mempertahankannya. Akan tetapi, pembalap Inggris itu merasa dalam periode sulit, karena media terus menekan mengenai masalah kontrak.
“Bagian terburuk hari datang dan berbicara kepada kalian (media), saya akan jujur, karena kalian tidak akan melepaskan pertanyaan begitu saja,” tutur Smith.
“Ketika Anda tahu situasi tidak seperti seharusnya, ketika orang terus menekan tombol, tentu saja itu tidak akan mudah.
“Saya tahu harus menemukan jalan dengan motor dan bersama tim, dan akhirnya saya melihat beberapa balapan terakhir, performa (saya) menjadi lebih baik.
“Ini tentu membuat hidup sedikit lebih mudah saat orang-orang mengumumkan dan membuat semuanya jelas sebelum (seri) Jepang.”
Laporan tambahan oleh Gerald Dirnbeck
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Bradley Smith, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Artikel sebelumnya
Valentino Rossi masuk nominasi Laureus Awards
Artikel berikutnya
Makna di balik livery abu-abu Ducati

Tentang artikel ini
Kejuaraan | MotoGP |
Pembalap | Bradley Smith |
Tim | Red Bull KTM Factory Racing |
Penulis | Lewis Duncan |