Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

MotoGP: Fabio Di Giannantonio Mulai Fleksibel dengan Perubahan

Fabio Di Giannantonio senang dengan kemenangan rekan setimnya di Gresini Racing, Enea Bastianini. Debutan itu bisa mengetahui kesalahan sehingga ada referensi untuk perbaikan.

Fabio Di Giannantonio, Gresini Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Pada MotoGP Qatar, pembalap Gresini Racing tersebut hanya finis P17, sementara rekan setimnya Enea Bastianini jadi pemenang. Ia pun mengakui ada problem dalam pengaturan awal sehingga tidak bisa tampil cepat.

“Ini tahun debut saya bertarung di MotoGP dan saya sudah tahu seperti apa MotoGP, yang mana itu bagus. Saya tahu feeling di grup. Lap pertama cukup bagus, tapi tidak dengan hasilnya karena tim salah dalam persiapan,” ujarnya.

“Pada akhirnya, kami lebih lamban dari ekspektasi. Kami harus belajar dari kesalahan ini.”

Di Giannantonio berharap pada pekan kedua kondisinya lebih baik. Pengaspalan ulang diharapkab bisa membantu mempersembahkan poin.

Prestasi itu akan membanggakan ketika digelar di Indonesia, yang notabene jadi ‘rumah’ keduanya terkait dengan sponsor.

“Pekan kedua saya di MotoGP, kami hanya harus terus bekerja dengan adaptasi di level ini. Mereka membuat perkembangan bagus di trek ini dibanding sebelumnya. Pengaspalan ulang membuat lebih cepat karena terakhir kali balapan di sini, permukaan kurang bagus, banyak material beterbangan. Sekarang cukup bagus,” ia menuturkan.

“Keren dukungan di sini. Saya selalu dapat support dari publik. Itu akan mendorong saya, saya bisa melaju lebih cepat, ketika ada di bawah tekanan, saya dapat dorongan dari crowd. Sangat spesial balapan di sini, dengan sponsor Indonesia. Saya harus meningkat dan dapat poin.”

Kemenangan Bastianini tak dipungkiri berdampak pada Diggia. Dari data koleganya, ia bisa mengetahui poin-poin mana yang mesti diperbaiki.

“Enea luar biasa, mungkin yang bagus dari performa Enea adalah kami berbagi data. Jadi kami bisa mengerti dengan baik bagaimana performa kami. Bagaimana kami mempersiapkan balapan. Bagi kami, sangat penting dapat dukungan dari Ducati. Ketika melihat data Enea, saya bisa tahu bagusan mana harus berkembang dan mendorong,” ia mengungkapkan.

Baca Juga:

“Dengan motor ini akan sangat bagus terutama pada awal musim. Motor 2021 masih berkembang. Saya tak sabar dapat feeling bagus untuk bertarung lebih tinggi.”

Menjadi seorang pendatang baru dari Moto2 ke MotoGP menyadarkan Di Giannantonio untuk beradaptasi dan kalau perlu berubah. Keyakinan pada motor berperan penting.

Rookie Fabio Di Giannantonio, tidak lagi keras kepala pada pekan kedua MotoGP 2022. Ia sudah lebih fleksibel setelah mendapat pengalaman.

“Ada keyakinan besar ke motor. Kalau Anda fokus ke gaya balap, Anda dapat meningkatkan waktu lap. Kecepatan Anda, jika Anda hanya mengendarai motor untuk menghindari masalah, maka Anda hanya punya setengah detik lebih lambat di tikungan. Pada akhirnya, jadi satu detik dan Anda jadi yang terakhir,” ia menerangkan.

“Itu yang berbeda dari MotoGP. Jika Anda lihat pembalap yang di depan, mereka mengendarai motor seperti yang mereka mau secara alami. Mereka perlu menambah bobot atau mengurangi, bisa berjalan natural.

.“Perbandingan saya yang dulu dan sekarang. Saya melakukan hal-hal untuk menghindari masalah yang saya tidak suka dari motor. Itu membuat saya kesulitan. Itu menjadi sebuah pengalaman. Itu jadi kompromi dari set-up, motor.

“Awalnya orang-orang bilang Anda harus superfokus pada hal-hal ini. Perbedaannya, saya tidak harus melakukan ini karena saya harus. Saya melakukan ini karena ingin lebih cepat. Jadi Anda melakukannya secara alami.

Fabio Di Giannantonio, Gresini Racing

Fabio Di Giannantonio, Gresini Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Jika saya harus mengerem tiga bar di belakang di tikungan depan karena ingin kencang, Saya tak peduli, yang penting melakukannya. Saya akan melakukan apa pun meski tidak natural.”

Ia mengingatkan betapa penting memiliki feeling, “Di MotoGP sangat penting memiliki feeling di depan terutama saat mengerem keras dan menyerang. Kalau tidak ada feeling bagus di depan, Anda tidak bisa time-attack dan tidak bisa mendorong. Pada akhirnya, bagian belakang sulit dikontrol, bagian depan bisa dikendalikan seperti yang Anda mau. Itu bukan seperti Moto2 yang berkebalikan. Pada akhirnya, Anda harus benar-benar hati-hati di depan.

“Di sini, jika Anda kehilangan bagian depan, maka Anda kehilangan semuanya. Anda akan lambat. Jadi kami salah persiapan. Saya tidak punya feeling tepat di depan untuk memulai third-attack, untuk melaju cepat.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Menuju MotoGP Indonesia, Darius Sinathrya Ingat Valentino Rossi
Artikel berikutnya Hasil FP2 MotoGP Indonesia: Quartararo Tercepat, Bastianini-Marquez Jatuh

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia