Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

MotoGP Krisis Identitas

Perimbangan kekuatan tim-tim elite MotoGP saat ini terlihat mulai berlebihan. Ditambah, berkurangnya aksi menyalip yang kian mengkhawatirkan.

Francesco Bagnaia, Ducati Team race start

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Kejuaraan Dunia MotoGP 2022 mengawali paruh kedua musim dengan digelarnya GP Inggris di Sirkuit Silverstone, akhir pekan ini.

Setelah menjalani dua latihan bebas, pada Jumat (5/8/2022) kemarin, hari ini para pembalap akan melibas dua free practice (FP) lagi serta kualifikasi. Lomba MotoGP Inggris sendiri akan digelar pada Minggu (7/8/2022) petang WIB.

Fokus perhatian jelas akan tertuju pada pemimpin klasemen yang juga juara dunia bertahan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP).

Selisih poin El Diablo berkurang menjadi tinggal 21 poin atas Aleix Espargaro (Aprilia Racing) setelah tidak mampu finis pada balapan sebelumnya di Assen, Belanda. Tantangan bagi Quartararo di lomba GP Inggris bakal bertambah karena ia juga mendapat long lap penalty.

Peringkat ketiga sampai kelima klasemen pembalap ditempati trio pemakai Ducati: Johann Zarco (Prima Pramac Racing), Francesco “Pecco” Bagnaia (Ducati Lenovo), dan Enea Bastianini (Gresini Racing).

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Aleix Espargaro, Aprilia Racing, saat bersaing di MotoGP Belanda di Sirkuit Assen.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Aleix Espargaro, Aprilia Racing, saat bersaing di MotoGP Belanda di Sirkuit Assen.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sejauh musim MotoGP 2022 berjalan, peta kekuatan bisa dibilang sangat balans. Dari 11 balapan yang sudah digelar, lima pembalap dari empat pabrikan berbeda sudah berhasil menang.

Sejauh ini, hanya Quartararo yang mampu menang beruntun, tepatnya saat menjadi yang terbaik di GP Catalunya dan GP Jerman, putaran kesembilan dan ke-10. Satu kemenangan lagi juga direbut El Diablo di GP Portugal, putaran kelima.

Secara umum, persaingan di MotoGP terlihat makin merata. Tetapi, jika ditilik lebih dalam, kelas premier di Kejuaraan Dunia Balap Motor itu sebenarnya mengalami krisis identitas.

Saat ini, MotoGP tidak memiliki figur berkarakter yang bisa menarik perhatian seperti yang pernah dilakukan Valentino Rossi dan Marc Marquez.

Tidak sampai di situ, rivalitas sengit di MotoGP seperti yang pernah terjadi di antara Fantastic 4 (Rossi-Jorge Lorenzo-Dani Pedrosa-Casey Stoner, atau bersama Marquez).

Jika dibandingkan dengan musim-musim saat masih adanya Fantastic 4 atau sebelumnya, saat ini duel antarpembalap sangatlah sedikit. Balapan-balapan yang pemenangnya ditentukan di tikungan terakhir pun sudah sangat langka.

Baca Juga:

Saat ini, para pembalap MotoGP cenderung berkelompok namun dengan jarak antarpeleton tidak terlalu jauh. Ujungnya, penonton merasa datar saat menyaksikan balapan.

Uniknya lagi, makin banyak pembalap tidak konsisten. Banyak pembalap yang mampu finis podium pada satu Minggu tetapi justru keluar dari 10 besar pada balapan berikutnya. Jadi, sulit bagi penonton untuk menilai seberapa bagus performa sesungguhnya dari sang pembalap.

“Setelah sebelumnya Formula 1 menghadapi masalah level kompetitif dan kini mulai menemukan solusi untuk mempermudah overtaking. Kini, sepertinya problem itu berbalik ke MotoGP,” demikian analisis Matteo Aglio di La Stampa.

“Tidak ada dari 11 balapan yang ditentukan di lap-lap akhir. Padahal, inilah salah satu kunci sukses di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Kini, situasi balap sudah berubah. Pembalap biasanya sendirian saja mengambil alih pimpinan balapan sampai finis.

“Sayap-sayap serta flap yang memenuhi bodi motor membuat para pembalap yang mengejar makin sulit untuk melakukan overtake.

Sudah 12 pembalap berbeda mampu naik podium, minimal sekali. Jumlah itu separuh dari grid MotoGP saat ini (24 pembalap). Tetapi, perayaan mereka di podium terkesan hampa. Sudah saatnya otoritas MotoGP mecari solusi untuk mengatasi problem-problem ini.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Enea Bastianini Beri Kesan Positif Aero Baru Ducati
Artikel berikutnya Hasil FP3 MotoGP Inggris: Aleix Espargaro Tercepat, Ducati Mengancam

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia