Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Oliveira Enggan Pikirkan Perebutan Titel Juara Dunia MotoGP

KTM mulai menggeliat dalam gelaran MotoGP terakhir. Miguel Oliveira bahkan mengklaim podium teratas pada Grand Prix Catalunya, Minggu (6/6/2021). Awal yang bagus tidak membuatnya membidik gelar juara dunia.

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: MotoGP

Usai mengukir prestasi apik musim lalu, pabrikan Austria tersebut digadang-gadang mampu menyaingi dominasi produsen otomotif Jepang. Namun, kenyataannya performa KTM anjlok lagi sejak tes pramusim.

Butuh banyak eksprimen yang memakan waktu cukup lama, sebelum menemukan senjata mumpuni. Mulai lomba keenam, mereka menggunakan sasis dan jenis bahan bakar baru.

Oliveira yang belum pernah tembus 10 besar selama lima lomba awal, akhirnya menjadi runner-up di Mugello dan menang di Barcelona. Tambahan 45 poin melontarkannya dari peringkat 10 klasemen ke posisi ketujuh. Nilainya kini terpaut 61 dari Fabio Quartararo.

Baca Juga:

Pria Portugal itu mencoba realistis jika melihat gap lebar tersebut. Ia menandaskan terlalu dini memikirkan gelar juara dunia.

“Saya kira terlalu cepat bicara tentang titel atau sesuatu seperti itu. Kami punya start buruk di kompetisi dan itu menempatkan kami pada dasar klasemen. Sekarang, kami meningkatkan hasil,” katanya.

“Sungguh menggoda memikirkan kejuaraan dengan finis dua podium beruntun dan naik cepat dalam ranking, tapi saya memilih fokus setiap akhir pekan, mencoba melakukan yang terbaik dan mencetak poin sebanyak-banyaknya di setiap balapan.

“Pada akhirnya, kami akan melihat di mana kami berakhir, tapi sekarang ini jadi target utama.”

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing MotoGP

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing MotoGP

Photo by: Gold and Goose / Motorsport Images

Salah satu kunci suksesnya adalah pemilihan ban keras di depan dan belakang. Meskipun kombinasi itu pada akhirnya merosot di bagian akhir balapan, yang membuatnya bekerja keras mengamankan posisi dari jangkauan Johann Zarco (Pramac Racing).

“Sulit bagi saya untuk mengerti apa yang terjadi di belakang saya. Saya tahu ada dua perubahan posisi awalnya. Saya mendapat sedikit gap di mana saya cukup nyaman, dan saya bisa (berkendara) lebih halus dengan ban, berjalan di jalur saya dan tidak melakukan kesalahan. Itu adalah kunci,” ia mengungkapkan.

“Itu sungguh sulit bagi semuanya, saya kira. Tapi bagi saya lebih lagi karena saya punya ban keras di depan dan delapan lap terakhir sangat sulit bertahan di atas motor tanpa jatuh.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Stoner Nilai Remy Gardner Sudah Siap ke MotoGP
Artikel berikutnya Lorenzo Nilai Quartararo Tak Perlu Diberi Sanksi untuk Baju Balap Terbuka

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia