Oliveira Yakin Tinggal Tunggu Waktu Jadi Juara MotoGP

Belum pernah dalam sejarah MotoGP, empat juara dunia berbeda dinobatkan dalam beberapa tahun. Antara 2011-2019, hanya ada dua kampiun, yakni Jorge Lorenzo (2 kali) dan Marc Marquez (6).

Sejak pandemi Covid-19 melanda, mahkota juara berpindah ke tiga kepala: Joan Mir, Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia. Mereka mengubah kompetisi dengan dominasi yang jelas tanpa pemilik.

Dengan preseden tiga tahun terakhir dan pertanyaan apakah Honda akan mampu memberikan Marquez motor kompetitif, menjadi sangat sulit untuk menunjukkan favorit yang jelas untuk gelar musim 2023. Bahkan, sulit mempersempitnya menjadi kelompok kecil tiga atau empat rider.

Tidak ada yang meragukan bahwa Bagnaia akan mencoba untuk memvalidasi kembali prestasinya pada 2022, sama seperti Quartararo ingin merebut gelarnya yang hilang. Tantangan datang dari Enea Bastianini, Aleix Espargaro, Maverick Vinales, Brad Binder dan Jorge Martin.

Jika pengembangan Honda kembali ke jalan yang benar, bukan tak mungkin Mir dan Marquez akan merengkuh lagi trofi bergengsi.

Oliveira yang telah meninggalkan KTM mulai berani bermimpi. Menurutnya, tinggal masalah waktu dia menjadi juara MotoGP.

Pembalap Portugal tersebut mampu merajai dua balapan meski RC16 pada dasarnya mengalami kemunduran. Total lima kemenangan dipersembahkan untuk merek Austria dari kelas utama.

Seperti pada 2015, ketika ia meninggalkan Moto3 dengan Mahindra dan menandatangani kontrak jangka panjang dengan KTM, tahun 2023 jadi titik balik baru baginya. Ia memutus hubungan delapan tahun demi RNF serta Aprilia.

Baca Juga:

Masalahnya bukan pada daya tarik proyek, tetapi cara-cara para pemimpin KTM yang seolah menekannya dengan perekrutan Jack Miller. Oliveira tidak terintimidasi oleh desakan dari pabrikan.

Dia menghargai tawaran lain yang datang dari Gresini dan yang terpenting, Aprilia.

"Saya tidak akan mengatakan KTM jahat kepada saya sama sekali," kata Oliveira kepada Antena1. "Kami hanya memiliki cara pandang yang berbeda. Restrukturisasi tim berjalan seiring dengan keinginan untuk memiliki pembalap yang berbeda dari saya.

“Perbedaan ini secara alami menjauhkan kami dan kami tidak memiliki masa depan bersama. Bukannya pintu itu tidak terbuka karena mereka benar-benar ingin saya tetap berada di GasGas, yang pada dasarnya adalah KTM yang dicat merah.

"Gagasan mereka adalah untuk memulihkan merek GasGas dan memiliki sepasang pilot Iberia, karena mereknya adalah Iberia. Mereka menginginkan pilot Spanyol (Pol Espargaro) dan pilot Portugis, tetapi saya tidak terlalu menyukai ide itu."

Terlepas dari kenyataan bahwa tawaran finansial tidak begitu bagus, Oliveira membuat keputusan mempertaruhkan masa depannya dengan Aprilia. Pabrikan Noale telah memberinya kontrak pembalap resmi, meskipun ia akan berada di struktur tim satelit, RNF. dengan Raul Fernandez sebagai mitra.

"Sejujurnya, saya percaya bahwa ada saat-saat dalam hidup ketika Anda membutuhkan perubahan. Ada kereta yang hanya lewat sekali dan Anda harus memanfaatkan peluang itu. Saya benar-benar ingin melakukan perubahan itu dan keluar dari zona nyaman,” tuturnya.

Oliveira percaya pada proyek Aprilia, yang tahun lalu terbukti berada di jalur yang benar menuju kesuksesan. Ia memahami bahwa untuk berjuang maksimal, Anda harus bertaruh, bahkan jika itu berarti menambah kesulitan.

"KTM memberi saya banyak kenyamanan dalam karier balap saya. Saya dijamin empat tahun ke depan dalam hidup saya. Tapi, jauh di lubuk hati saya tahu bahwa ini bukan yang saya inginkan. Saya ingin merasakan peluang baru dan benar-benar menjadi juara dunia, yang saya pikir akan segera terjadi," ia menandaskan.