Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Opini: Apapun yang terjadi di Valencia, Dovizioso tetap menang

Peluang Andrea Dovizioso untuk meraih gelar pertamanya pada seri pamungkas Valencia sangat kecil. Namun, menurut Oriol Puigdemont, pembalap Ducati itu akan meninggalkan Spanyol sebagai pemenang, apapun yang terjadi.

Race winner Andrea Dovizioso, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Race winner Andrea Dovizioso, Ducati Team
Andrea Dovizioso, Ducati Team

Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images

Banyak yang mengkaitkan kejadian ini dengan apa yang terjadi pada musim 2006, ketika Nicky Hayden mematahkan dominasi Valentino Rossi untuk memenangi gelar di kelas premier, meski tidak ada yang menjagokannya saat itu.

Saat itu, Hayden hanya terpaut delapan poin dari Rossi, sedangkan kini Dovizioso selisih 21 poin dari Marc Marquez, mempuat peluang pembalap Ducati itu untuk meraih gelar terlihat mustahil.

Agar peluangnya tetap terbuka, Dovizioso harus menang di Valencia. Itu akan memberinya kemenangan ketujuh musim ini, serta menempatkannya di atas Marquez dalam jumlah kemenangan. Sebuah pencapaian yang luar biasa, terlepas klasemen akhir setelah balapan akhir pekan ini.

Jika kita mengesampingkan posisi klasemen untuk sesaat, tampaknya hampir dipastikan musim 2017 akan diingat terutama karena pencapaian Dovizioso, bukan Marquez pada tahun-tahun mendatang.

Dalam 12 bulan terakhir, Dovizioso telah mengubah posisinya di paddock MotoGP. Ia beralih dari pemain paruh waktu menjadi tokoh utama dalam kejuaraan dengan kemampuannya mengalahkan nama-nama tenar di kelas premier dengan tunggangan Desmosedici GP17.

Terlebih, Dovizioso mampu melakukan ini meski memulai musim dengan status sebagai pembalap kedua Ducati, setelah pabrikan Italia itu merekrut juara dunia tiga kali di kelas premier, Jorge Lorenzo.

Kebetulan, satu-satunya pembalap yang menyamai jumlah kemenangan Marquez sejak memulai debutnya di MotoGP adalah Lorenzo.

Ini akan membuat Dovizioso menjadi pembalap kedua yang dapat melakukan pencapaian tersebut, jika angkanya tetap 6-6 atau bahkan menjadi 7-6 untuk keunggulan pembalap Italia itu di Valencia.

Statistik seperti ini memfokuskan pada yang telah dicapai Dovizioso musim ini, dan fakta bahwa ia melakukan transformasi di umur 31 tahun membuat semuanya semakin luar biasa.

Tidak ada hal ajaib yang menjadi kunci kesuksesannya musim ini. Hanya kapasitas analisis yang luar biasa dan pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan dan kelemahan GP17 miliknya, serta fokus seperti laser untuk mengalami kelemahan tersebut ketiga balapan.

Desmo Dovi tidak hanya memperbaiki secara dramatis, tapi usahanya juga akan dihargai dengan baik melalui bonus performa, dan juga posisi negosiasi yang jauh lebih baik ketika waktu perpanjangan kontrak.

Gajinya yang saat ini sekitar dua juta euro pasti akan meningkat. Khususnya jika pabrikan lain - ia mengungkapkan awal tahun ini hampir kembali bergabung dengan Honda - kembali memberikan tawaran.

Karier Dovizioso berjalan di jalur yang tidak biasa. Setelah menjadi rival Lorenzo pada kelas 250cc, juara dunia 125cc 2004 itu tiba di MotoGP pada 2008 sebagai talenta yang menjanjikan.

Ia hampir mengalahkan Lorenzo untuk gelar Rookie of The Year dengan tim satelit JiR-Scot Honda. Prestasi itu memberinya promosi ke tim pabrikan, Repsol Honda, pada 2009.

Namun, ia hanya mampu meraih satu kemenangan dalam tiga musim, dan tak bisa mengimbangi Dani Pedrosa, dan Casey Stoner, saat Honda menambah satu motor lagi pada 2011.

Hal yang sama diperkirakan terjadi musim ini Ducati, mereka membutuhkan seorang 'alien' untuk membuka jalan untuk bersaing di kejuaraan. Pabrikan Italia itu mengeluarkan banyak uang untuk merekrut Lorenzo dari Yamaha, tim yang telah dibelanya sejak 2008.

Tak ada yang mengira, bahwa pabrikan asal Borgo Panigale itu akan melakukan team order pada pembalap bintangnya untuk memperkenankan Dovizioso melewatinya, demi menjaga asa untuk meraih gelar kedua mereka, atau yang pertama sejak 2007.

Race winner Andrea Dovizioso, Ducati Team
Marc Marquez, Repsol Honda Team, Andrea Dovizioso, Ducati Team
Andrea Dovizioso, Ducati Team, Marc Marquez, Repsol Honda Team
Andrea Dovizioso, Ducati Team, Jorge Lorenzo, Ducati Team
Marc Marquez, Repsol Honda Team, Andrea Dovizioso, Ducati Team
Andrea Dovizioso, Ducati Team
Andrea Dovizioso, Ducati Team
Race winner Andrea Dovizioso, Ducati Team
Andrea Dovizioso, Ducati Team
Marc Marquez, Repsol Honda Team, Andrea Dovizioso, Ducati Team
Marc Marquez, Repsol Honda Team, Jorge Lorenzo, Ducati Team, Andrea Dovizioso, Ducati Team
Marc Marquez, Repsol Honda Team, Andrea Dovizioso, Ducati Team
Marc Marquez, Repsol Honda Team, Andrea Dovizioso, Ducati Team
Andrea Dovizioso, Ducati Team, Marc Marquez, Repsol Honda Team
Race winner Andrea Dovizioso, Ducati Team, second place Marc Marquez, Repsol Honda Team
15

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rossi dan Dovizioso lontarkan pujian kepada Zarco
Artikel berikutnya Siapa gantikan Folger di Tech 3 pada 2018?

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia