Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Opini: Vinales dan pesona bintang Rossi

Maverick Vinales tak pelak muncul sebagai idola baru dan calon bintang di skuad Yamaha. Namun, sang pembalap justru merasa mustahil untuk menyaingi pesona legenda hidup, Valentino Rossi.

Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Yamaha MotoGP

Vinales mulai meroket ketika resmi direkrut Yamaha pada pertengahan Mei 2016, menyusul keberhasilan finis ketiga di Le Mans. Namanya makin jadi perbincangan hangat berkat raihan apik meraih kemenangan di Silverstone.

Menjelang akhir musim, tepatnya saat tes Valencia, Vinales adalah bintang utama dalam setiap pemberitaan. Ia keluar sebagai pembalap tercepat. Pembalap Spanyol itu kembali mencuri perhatian usai keberhasilan memuncaki tes Sepang dan Phillip Island.

Tiga tes dan tiga kali mengungguli Rossi, serta label penantang titel MotoGP 2017, rupanya tak membuat Vinales merasa jadi favorit juara - terutama mengambil alih status bintang Rossi.

“Pada saat ini, ketika Anda mengendarai motor itu (Yamaha), semua orang melihat Anda di sana,” ucapnya.

“Yang bisa saya katakan adalah motor ini hebat. Tim punya banyak pengalaman dan mereka bekerja, jadi motor itu ada di sana. Saya hanya perlu untuk cepat dan konsisten.

“Anda tidak pernah tahu, mungkin kami tiba pada balapan pertama dan saya kesulitan.”

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose Photography

Vinales sepertinya mencoba untuk tak jemawa. Atau, mungkin ia sadar sepenuhnya masih ada Rossi yang berada di garasi sebelah. Sosok yang tak boleh dipandang sebelah mata begitu saja.

Lagipula, memang sudah menjadi rahasia umum bagaimana Yamaha tertuju penuh kepada Rossi. Bahkan kini, sembilan kali juara dunia itu adalah tumpuan utama dalam pengembangan YZR-M1. 

“Mustahil untuk merasa seperti bintang di tim ini. Anda tidak bisa membandingkan diri Anda sendiri dengan Valentino,” tukas Vinales.

“Dia mungkin kadang-kadang kesulitan. Tapi pada hari berikutnya, dia akan berada di depan.”

Ya, Vinales benar. Usia Rossi tak lagi muda, 38 tahun – sekaligus pembalap tertua di grid. Namun, semangat dan gairah The Doctor tak kunjung mengendur. Alih-alih memikirkan soal pensiun, Rossi tetap berambisi merengkuh gelar ke-10.

Kemudian, saya pun teringat kembali ketika Jorge Lorenzo menyebut Rossi sebagai “pembalap hari Minggu”, usai kualifikasi di Catalunya pada Juni 2015.

“Tidak begitu banyak pole position jika Anda membandingkan dengan berapa banyak jumlah kemenangan dia. Dan dia selalu ada dalam balapan,” tandas Lorenzo.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Adaptasi cepat di MotoGP tunjukkan level tinggi Moto2
Artikel berikutnya KTM targetkan bentuk tim satelit pada 2018

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia