Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Opini: Vinales menang, Yamaha dihadapkan keputusan besar

Tak hanya mengakhiri puasa kemenangan Yamaha, tetapi podium tertinggi Maverick Vinales di Phillip Island juga menyoroti keputusan penting yang dihadapi pabrikan garpu tala.

Maverick Viñales - Australian GP Tata Communications feature

Foto oleh: Tata Communications

Satu pekan sebelum MotoGP Australia, Top Gun finis ketujuh, selisih 13 detik di belakang Marc Marquez – hasil balapan itu pun membuat sang pembalap Spanyol dalam semangat yang begitu rendah.

Usai pertemuan panjang dengan para engineer Yamaha, berlangsung lebih dari satu jam, Vinales meninggalkan Motegi dan menuju Tokyo. Ia mencoba menenangkan diri, serta mencari menjernihkan pikiran jelang Phillip Island.

Dalam salah satu momen tersebut, Vinales rupanya mengunjungi Kuil Meiji yang terkenal di Shibuya. Ia berdoa dan meminta bantuan dari roh-roh Kaisar Meiji untuk keluar dari situasi sulit yang dihadapinya.

Seakan itu tidak cukup, Vinales lalu berjanji kepada krunya di Phillip Island, bahwa jika menang pada Minggu (28/10), ia akan mencukur rambutnya.

“Saya pasti akan jelek, tapi saya harus melakukannya, karena janji adalah janji”, tukas pembalap berusia 23 tahun tersebut.

Vinales pun memenuhi janjinya. Ia mengakhiri rekor 25 balapan tanpa kemenangan untuk Yamaha. Dan bola pun kini berada di tangan pabrikan Iwata.

Baca Juga:

Hingga saat ini, baik Vinales dan Valentino Rossi telah meminta hal-hal yang sangat berbeda dari Yamaha – yang pada tahap ini harus memutuskan cara mana akan diikuti.

“Saya berharap Yamaha melihat bahwa saya bisa memenangi balapan pada Minggu dan karenanya berusaha untuk memberikan saya motor yang lebih kompetitif tahun depan, motor yang cocok untuk saya,” ucap Vinales.

Kendati tak ingin menjadi terlalu agresif, pembalap kelahiran 12 Januari 1995 itu mengakui dirinya mengeluhkan tentang keputusan Yamaha pada awal tahun, yakni saat ketika memasang mesin baru pada YZR-M1, untuk waktu yang lama.

Pada saat itu, Vinales ternyata lebih suka menggunakan evolusi spesifikasi yang dimiliki tim pada 2016, tepatnya yang digunakan pembalap Tech 3, Johann Zarco.

Salah satu masalah utama Vinales musim ini adalah adalah masuk ke tikungan cepat. Ia seringkali melebar karena tidak bisa menghentikan motor. Menurutnya, ini terjadi lantaran motor sekarang tidak memberinya cukup pengereman, dan itu menjelaskan kesalahan-kesalahannya di tikungan tertentu.

Akan tetapi, Yamaha telah mengatakan kepada Vinales, menjelang tes pramusim pertama di Valencia, ia akan dapat menjajal mesin baru dan diharapkan lebih cocok.

Hanya saja, kini semuanya bergantung pada Yamaha. Apakah akan mendengarkan permintaan dari pembalap, yang secara teoritis tetap harapan terbaik pabrikan garpu tala untuk memperebutkan kemenangan, serta titel dalam dua musim ke depan?

Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Second place Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Podium: race winner Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
Podium: race winner Maverick Viñales, Yamaha Factory Racing
10

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Vinales kacaukan balapannya, Rins murka
Artikel berikutnya Hasil bagus Bautista lantaran Desmosedici GP18

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia