Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Penyebab Franco Morbidelli Lambat dari Fabio Quartararo

Team Manager RNF Yamaha, Wilco Zeelenberg, punya pendapat mengapa Franco Morbidelli kalah kencang dari Fabio Quartararo.

Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Talenta Morbidelli rasanya sudah tidak perlu diragukan lagi. Gelar juara dunia Moto2 2017, tiga kemenangan di MotoGP, serta runner-up musim 2020, adalah bukti nyata bahwa Italiano punya potensi besar pada masa depan.

Tetapi, semuanya berubah cepat ketika cedera lutut menghampiri Morbidelli. Salah satu anggota VR46 Riders Academy itu pun harus absen selama lima balapan. Walau begitu, Yamaha menawarinya kontrak pembalap pabrikan.

Berharap bisa mengulang performa apik dua tahun lalu, Franky — sapaan akrabnya — malah sering berjuang di barisan belakang. Sebaliknya, rekan setim Fabio Quartararo, kembali menjadi penantang kuat perburuan titel MotoGP 2022.

Lalu, apa yang menjadi penyebab di balik menurunnya kinerja Morbidelli? Zeelenberg pun memberikan opininya.

“Franco naik podium di Jerez tahun lalu,” kata Zeelenberg kepada Motorsport.com.

“Dan semuanya berjalan relatif baik. Kemudian dia cedera lutut. Sejak itu, dia tidak membalap di levelnya.

“Saat ini dia fit, tapi dia masih berjuang, dan itu menjadi misteri bagi saya. Saya pikir gaya balapnya tidak cocok dengan motornya.”

Team Manager RNF Yamaha, Wilco Zeelenberg

Team Manager RNF Yamaha, Wilco Zeelenberg

Foto oleh: RNF Racing

Lebih lanjut, Zeelenberg mengatakan, Quartararo membawa kecepatan menikung lebih banyak pada saat-saat tertentu, tetapi juga tidak membuat ban terlalu panas. #20 disebutnya berkendara dengan sudut kemiringan lebih sedikit.

Hal ini berbeda dengan Morbidelli. “Rekan satu timnya mengendarai (motor) dengan gaya yang lebih 'kuno'. Mereka mengerem keras dan masuk ke tikungan dengan menginjak rem,” ucap Zeelenberg.

“Fabio mengerem lurus, melepaskan rem lalu berbelok. Dia melakukan ini di setiap tikungan, dan berhasil menjadi satu atau dua km/jam lebih cepat di setiap tikungan.”

Apa yang dilontarkan Zeelenberg mengacu pada data antara Quartararo dan Morbidelli. El Diablo menangani motor dengan lebih baik ketimbang Franky. Namun demikian, kesulitan #21 merupakan kombinasi dari beberapa faktor.

Baca Juga:

Morbidelli sendiri mengaku perlu menyesuaikan gaya berkendaranya untuk mendapatkan lebih banyak potensi Yamaha M1. Kecepatan saat sesi latihan tak buruk, tapi kurangnya penampilan dalam kualifikasi berimbas ketika balapan.

“Kesepakatan terbesar adalah bahwa kami perlu mendapatkan kecepatan yang tepat,” tuturnya.

“Dan untuk mendapatkan kecepatan yang tepat dengan motor ini, kami harus sangat agresif. Dan saat ini itu bukan gaya saya. Menjadi agresif bukanlah cara saya berkendara.

“Jadi, kami akan mencoba untuk memahami dengan baik. Saya akan memilah sesuatu yang berbeda dalam gaya berkendara untuk menjadi lebih agresif dan membuat motor ini bekerja.”

Akhir pekan ini, Morbidelli bakal menghadapi balapan kandang MotoGP San Marino di Misano World Circuit Marco Simoncelli. Tahun lalu, pembalap Italia itu finis ke-18 dan menempati posisi ke-14.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Fokus Aerodinamika, KTM Akan Boyong Engineer Red Bull F1
Artikel berikutnya Tinggalkan KTM, Raul Fernandez Ucapkan Salam Perpisahan

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia