Performa Impresif Enea Bastianini Takkan Ubah Keputusan Ducati

Tidak ada yang menyangsikan performa impresif yang ditunjukan Enea Bastianini (Avintia Esponsorama) dalam beberapa balapan terakhir MotoGP.

Setelah tidak mampu finis di GP Austria, 15 Agustus lalu, juara dunia Moto2 2020 itu tampil menggila pada lomba-lomba berikutnya.

Dalam lima balapan terakhir, Bastianini tidak hanya selalu mampu merebut poin tetapi juga dua kali naik podium. Setelah finis ketiga di GP San Marino, ia berhasil mengulangi torehan tersebut di sirkuit yang sama, Misano, pada GP Emilia Romagna.

Performa Bastianini mendapat sorotan pada balapan terakhir lalu. Jika sebulan lalu ia finis podium ketiga setelah start dari grid ke-12, pada Minggu (24/10/2021) lalu Bastianini menjadi pembalap dengan lompatan tertinggi untuk hasil finis, 13 (start grid ke-16, finis di P3).  

Melibas chequered flag di belakang duet Repsol Honda, Marc Marquez dan Pol Espargaro, Bastianini pun menjadi pembalap Ducati dengan hasil finis terbaik di MotoGP emilia Romagna lalu.

Enea Bastianini, Esponsorama Racing, merayakan finis podium ketiga MotoGP Emilia Romagna bersama duo Repsol Honda, Pol Espararo dan Marc Marquez, Minggu (24/10/2021).

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Duet tim pabrikan Ducati Lenovo, Jack Miller dan Francesco Bagnaia, serta rookie Jorge Martin (Pramac Racing), mengalami kecelakaan. Sementara, rekan setim Martin, Johann Zarco, serta Luca Marini (Sky VR46 Avintia) masing-asing finis P5 dan P9.

Bukti performa impresif Bastianini tidak sampai di situ. Dalam upayanya merebut podium ketiga GP Emilia Romagna, Bastianini berhasil melibas Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) yang akhirnya menjadi juara dunia MotoGP kendati finis keempat.

Tambahan 16 poin di Emilia Romagna memang tidak membuat posisi klasemen Bastianini beranjak, tetap ke-13. Tetapi, ia kini menjadi rookie dengan peringkat terbaik di klasemen setelah Martin yang sebelumnya berada di P11 turun menjadi P14.

“Setelah melihat hasil kualifikasi, saya berpikir rasanya mustahil untuk finis di podium (GP Emilia Romagna). Saya memang benar-benar tidak menduga. Jadi, aneh rasanya bisa berada di tiga besar,” tutur pembalap 23 tahun tersebut.  

“Ketika tahu Bagnaia terjatuh dan Quartararo tidak terlalu jauh, saya mulai menyadari harus mengerahkan semua kemampuan. Bisa saya bilang, ini menjadi style saya untuk finis seperti ini,” ucapnya dengan nada bercanda.

Melihat performanya yang semakin bagus dalam beberapa balapan terakhir, banyak pihak yang berharap pembalap berjulukan La Bestia (The Beast) tersebut akan mendapatkan Ducati Desmosedici GP22 untuk MotoGP 2022.

Seperti diketahui, Enea Bastianini – bersama Fabio Di Giannantonio (belum diresmikan) – akan memperkuat Gresini Racing dengan motor Ducati.

Melihat hasil-hasil musim ini, rasanya Bastianini sudah pantas mengendarai motor yang berspesifikasi sama dengan para pembalap tim pabrikan Ducati pada MotoGP 2022 nanti.

“Saya tetap akan mengendarai Ducati versi 2021 pada tahun depan, dengan komponen terbaik,” kata pembalap kelahiran Rimini, Emilia Romagna, tersebut.

“Sepanjang akhir pekan di Misano, saya sudah berbicara dengan Ducati dan Dall’Igna (Gigi Dall’Igna, Racing Director Ducati Corse). Mereka mengonfirmasi, mustahil bagi saya untuk memiliki GP22 (tahun depan).

“Jadi, kami masih harus bekerja keras untuk kompetitif dan mencoba merebut hasil terbaik pada lomba-lomba berikutnya.”