Petrucci rela jual rumah demi podium Mugello
Pembalap Pramac Racing, Danilo Petrucci, rela menjual rumahnya demi mendapatkan podium di MotoGP Italia.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Petrucci start kesembilan usai kualifikasi, walau ia sebenarnya sempat di posisi kedua, tapi catatan waktunya dibatalkan karena melewati batas trek.
Selepas start, ia melonjak naik di posisi keenam pada lap pembuka. Ia lalu bergabung dengan Andrea Dovizioso dan duo pabrikan Yamaha: Maverick Vinales dan Valentino Rossi di grup terdepan.
Petrucci berhasil menyalip Vinales dan Rossi untuk posisi kedua. Namun, ia disalip Vinales dan akhirnya finis ketiga.
“Jika ada orang bertanya kepada saya, apa yang akan saya berikan untuk naik podium. Saya akan katakan, ‘Oke, saya bisa menjual rumah saya untuk podium di sini’,” tukasnya.
“Luar biasa. Sabtu cukup aneh karena saya terjatuh pada lap pertama setelah keluar dari pit, dan saya berkata, ‘Oke, pagi yang sangat bagus...”
“Dengan motor lain, saya mulai menekan dan menekan. Saya melihat catatan waktu selalu menurun, dan lalu saya mulai mencetak catatan waktu. Tapi saya terjatuh lagi.
“Saya mencetak lap yang sangat bagus (di Q2). Tapi sejujurnya saya tidak melewati kerb di Tikungan 5. Saya melanjutkan di atas kerb dan melewati segitiga hijau di ujung kerb.
“Itu seperti kerb, tapi tidak dicat. Saya membuat kesalahan dan semua orang berkata, ‘Oke, besok kamu bisa cepat.’ Saya pun berkata, ‘Oke, tapi hari ini hanya satu lap, besok 23 lap tidak akan mudah’.”
Petrucci tampil di Mugello dengan mengendarai motor spesifikasi sama seperti Andrea Dovizioso dan Jorge Lorenzo, yakni Desmosedici GP17.
Setelah berhasil finis ketiga, Petrucci kemudian melontarkan lelucon, bahwa ia merasa seseorang akan membunuhnya karena membuat Rossi gagal naik podium.
“Saya start sangat, sangat buruk pada balapan sebelumnya. Tapi pada akhirnya, saya cukup cepat selama balapan. Saya tahu harus bertahan dengan pembalap lain di depan,” ucapnya.
“Ketika saya keempat di belakang Maverick, Dovi dan Valentino, saya berkata, ‘Oke, saya keempat, tunggu sampai lap terakhir.’ Tapi setelah sebuah momen, saya berkata, ‘Oke, ini Grand Prix di rumah, ayo.’
“Saya menyalip Valentino. Lalu, setelah satu lap, saya menyalip Maverick, Saya kemudian berkata, ‘Oke, tinggal satu pembalap, ayo salip Dovi.’
“Itu sangat tidak mudah. Itu sangat, sangat dekat untuk bertahan dengan dia. Saya menghabiskan ban belakang. Saya berkata, ‘Oke, coba bertahan’.
“Ketika Maverick menyalip, saya melihat ke belakang, (berharap) mungkin Valentino sedikit jauh di belakang, tapi tidak. Akhirnya, saya berhasil naik podium dan itu hari yang hebat bagi saya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments