Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pintu untuk Remy Gardner Tertutup karena Ayahnya

Remy Gardner mengutarakan tak mendapat keistimewaan dengan menyandang nama belakang Gardner. Di sisi lain, rookie MotoGP 2022 itu tidak merasa terbebani.

Remy Gardner, KTM Tech3

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Wayne Gardner merupakan salah satu pembalap andal kelas 500cc di masa lalu. Pria Australia itu mengunci gelar musim 1987 bersama Rothmans Honda-HRC.

Dalam kariernya, ia mengumpulkan 19 pole position, 18 kemenangan dan berdiri di podium 52 kali.

Ketika sang putra masuk ke ajang grand prix, perbandingan tak bisa dihindari. Itu menjadi beban tersendiri ketika jalan Remy tak terlalu mulus.

Memulai dari Moto3 2015, ia termasuk deretan penghuni bagian bawah klasemen. Meski hanya bertengger di urutan ke-30 klasemen kala itu, ia beruntung dapat kesempatan promosi untuk periode berikutnya.

Situasi sulit dikontrol pada awalnya. Ia baru bisa tembus zona podium pada MotoGP Argentina 2019. Saat itu, ia berstatus sebagai rider ONEXOX TKKR SAG Team.

Namanya makin dikenal usai memenuhi panggilan Red Bull KTM Ajo. Ia langsung menjuarai Moto2 dan naik ke MotoGP lewat jalur KTM.

Sepanjang kariernya, Gardner mengaku beberapa kali frustrasi dan nyaris putus asa.

“Hari-hari di Moto3, CEV juga tidak spektakuler, tapi terutama pada tahun pertama Moto3. Itu sangat menakutkan, sulit bagi saya,” ia mengisahkan kepada Motorsport.com Spanyol.

“Juga di Moto2, saya menghadapi tahun buruk. Tampaknya saya tidak bisa kemana-mana. Namun, meningkatkan sesuatu, jadi kritis pada diri sendiri, latihan keras dan selalu memberikan segalanya, pada akhirnya, itu datang.

Baca Juga:

“Saya kira mulai 2020, tahun sebelumnya motor sudah tepat dan opsi podium. Kami mendapatkannya satu pole dan podium pada 2019. Tapi, saya kurang pengalaman bersaing di depan, memetakan semua dan tak menggunakan otak saya lebih baik lagi.

“Itu tahun berat tapi saya banyak belajar. Selama musim dingin 2019 menuju 2020, saya bekerja keras mengontrol diri sendiri, menjadi lebih teknik dan tenang di atas motor.”

Ia kemudian melihat lagi tahun kemarin dan perjuangannya di Moto2. Balapan pembuka di Qatar 2019, Gardner mampu memulihkan posisi hingga lima slot dan finis P2. Temperatur tinggi di Sirkuit Jerez menghambatnya sehingga berada di urutan ketujuh.

Crash di Moto3 Austria sungguh disesali karena seolah membuang kans podium. Bencana menghampiri ketika melaju di Moto2 San Marino. Pemuda 24 tahun itu jatuh dan mematahkan kaki serta tangannya.

“Saya kira kami membawa ketekunan, inersia dan ritme pada akhir 2020 menuju 2021, di mana kami memulai dengan baik dan finis lebih baik,” ujarnya.

Ketika disinggung soal sang ayah, Gardner seolah tak terkesan dengan pertanyaan tersebut. Ia menegaskan bahwa mereka sosok berbeda, meski Wayne mengajarkan banyak hal.

Remy Gardner, KTM Tech3

Remy Gardner, KTM Tech3

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Tentu saja, dia memberi saya sesuatu dan mengambil sesuatu dari saya. Untuk beberapa hal, itu sangat sulit. Saya meyakinkan Anda 100 persen. Tapi, dia juga sudah membantu saya, khususnya di awal karier,” Gardner menegaskan.

“Dia melatih dan membantu saya belajar dengan cepat. Namun, ada juga sisi negatifnya, dia masih punya masalah dengan orang-orang dari masa lalu sehingga banyak pintu ditutup (untuk saya).

“Awalnya dia selalu mendampingi, sudah tidak lagi melakukan itu selama bertahun-tahun. Saya lebih tua sekarang dan bisa melakukan semua sendiri.

“Saya tidak pernah merasakan tekanan menyandang nama belakang itu. Saya orang lain, dengan ketertarikan lain dan sangat berbeda dari ayah. Kami dua orang berbeda dan pada dasarnya, nama belakang tak pernah mempengaruhi saya.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pertarungan Gelar MotoGP 2022 Mengerucut, 4 Nama Paling Berpeluang
Artikel berikutnya Ogah Balik ke Tech3, Miguel Oliveira Cari Opsi Selain KTM

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia