Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Quartararo Ingin Berduel dengan Marquez Versi 2019

Fabio Quartararo berharap Marc Marquez cepat pulih agar ia bisa menyaingi versi terbaik pembalap Repsol Honda tersebut dalam MotoGP selanjutnya.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Marc Marquez, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sejak juara dunia MotoGP enam kali itu mengalami patah humerus kanan akibat terjatuh, banyak pembalap muda menonjol. Titel juara berpindah dari Joan Mir dan Quartararo.

Ketika Marquez comeback musim lalu, ia mampu mencuri tiga kemenangan. Namun, terlalu memforsir lengannya membuat pembalap itu terseok-seok musim ini.

Dokter pun memintanya menjalani operasi humerus keempat di Amerika Serikat karena tulang di bagian cedera berotasi berlebihan. Marquez setuju walaupun mungkin membuatnya hanya bisa turun di bagian akhir musim ini, atau kemungkinan terburuk baru kembali tahun depan.

Situasi tersebut membuat Quartararo prihatin. Ia ingin melihat pembalap Spanyol itu kembali ke trek dalam kondisi prima.

Akan menyenangkan dua juara dunia bersaing secara adil. Pada 2019, pembalap Prancis menyulitkan Marquez menuju kemenangan di MotoGP San Marino dan Thailand. Pada akhirnya, Quartararo harus puas masuk garis di urutan kedua.

“Saya bicara sedikit dengan Marc. Ia adalah salah satu pembalap di paddock yang akrab dengan saya. Dia melewati momen sulit, tapi mari berharap dia kembali seperti sebelumnya. Saya telah belajar banyak darinya dan saya ingin terus belajar,” kata Quartararo kepada Motorsport.com Indonesia.

“Tentu saya ingin melihat versi terbaik Marc. Saya sangat menikmati musim 2019, terutama dua balapan yang saya lakukan dengan Marc, di Misano dan Thailand. Di sana, saya bersaing untuk kemenangan dengannya walaupun saat itu masih jadi rookie MotoGP, sungguh brutal.

“Saya baru tiba di kategori itu dan berkompetisi dalam balapan dengan juara dunia delapan kali. Itu hampir bernilai lebih dari sekadar titel. Tahun itu, sebagian besar orang berpikir hadirnya Fabio Quartararo di MotoGP tidak masuk akal. Itu kenapa jadi sangat penting.”

Tanpa Marquez, rider Yamaha Factory Racing menghadapi lawan dengan usia hampir sama dan kemampuan sepadan. Musim ini ada banyak kejutan dalam kompetisi, seperti lonjakan kinerja Aleix Espargaro dan Aprilia, bersinarnya Enea Bastianini dengan Ducati Desmosedici GP21, serta kemunduran Francesco Bagnaia, rivalnya musim lalu.

“Yang paling mengagetkan, Aleix. Di Qatar, di mana dia finis urutan keempat, saya lihat dia berkendara secara berbeda karena bagaimana dia menyalip. Di sana saya pikir, Apa yang terjadi di sini?” ucapnya.

Baca Juga:

“Di Argentina, motornya punya grip yang saya belum lihat dalam hidup, tapi dia tahu bagaimana memanfaatkan kesempatan. Anda harus melakukan apa yang dia lakukan di sana, lap tercepat, pole position dan kemenangan. Dia mengantongi lima podium dalam enam balapan.”

Sebagai juara dunia, Quartararo tentu mendapat kenaikan gaji dari Yamaha. Posisinya tentu saja nyaman dibanding dengan beberapa pembalap dengan bayaran kecil.

“Saya menjalani pekerjaan impian. Saya bahkan tidak menganggap itu sebagai pekerjaan. Keluarga saya sehat dan saya hidup dengan baik, jadi tidak ada alasan untuk marah. Saya tidak menghakimi siapa pun, tapi ada para pembalap yang mengeluh dan tak tahu betapa beruntung mereka,” ucapnya.

“Saya bukan hanya mengatakan ini untuk mereka di MotoGP, tapi juga mereka di Moto2 dan Moto3. Meski ketika saya melewati saat sulit, yang pastinya berimbas kepada saya, saya selalu bahagia.

“Pada akhirnya, saya beruntung bisa melakukan apa yang saya sukai. Ada banyak orang yang mengerjakan sesuatu yang tidak disukai, juga mendapat sedikit uang. Sebagaian besar dari mereka tidak mengeluh.”

Memiliki hobi mengebut di lintasan dalam kecepatan lebih dari 300 km/jam, bukan berarti Quartararo juga membawa kebiasaan itu di jalan raya.

“Saya tidak suka mengendarai motor di luar sirkuit. Saya lihat itu sangat berbahaya. Saya tidak punya SIM (Surat Izin Mengemudi) dan tak punya keinginan membuatnya sekarang,” pungkasnya.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Jake Dixon Dikabarkan Tolak Tawaran Gantikan Andrea Dovizioso
Artikel berikutnya Lorenzo Ungkap Betapa Sulitnya Melawan Rossi dan Marquez

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia