Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Quartararo Ingin Kendalikan Emosi Mulai Musim Depan

Fabio Quartararo ingin lebih mengendalikan emosi ke depannya. Pembalap Yamaha tersebut belajar dari kegagalannya merebut gelar juara dunia MotoGP 2020.

Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT

Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT

Gold and Goose / Motorsport Images

Di awal musim, ia digadang-gadang jadi salah satu kandidat kampiun seiring dengan performa impresif.

Pemuda 21 tahun tersebut mempersembahkan tiga kemenangan untuk Petronas SRT. Kinerjanya menurun mulai MotoGP Prancis. Ia hanya mendapatkan 19 poin dari enam balapan terakhir.

Karena gagal tembus enam besar di MotoGP Portugal, Quartararo pun terlempar ke peringkat delapan klasemen pembalap terpaut 44 poin dari sang juara dunia, Joan Mir. Rider Prancis itu pun merasa frustasi dengan performa Yamaha M1.

Agar masalah serupa tak terulang musim depan, Quartararo sudah menyusun strategi. Melangkah ke tim pabrikan membuka kesempatan besar untuk berkontribusi dalam pengembangan motor. Dengan kepala dingin, mereka akan lebih mudah menemukan pokok masalah dan solusi bersama-sama.

“Saya ingin bekerja di sisi emosi, di motor, di paddock dan luar paddock, hanya untuk mengurangi emosi,” ujarnya.

“Saya kira itu akan sangat penting untuk tahun depan. Juga, memberi komentar lebih baik kepada kepala kru, para engineer, karena ketika emosi Anda tinggi, Anda hanya bisa bicara bahwa motor tidak berfungsi dan Anda tidak tahu bagian mana tepatnya.

“Jadi saya kira akan sangat penting, tapi sekarang saya merasa perlu bekerja untuk itu.”

Baca Juga:

Quartararo mulai berkonsultasi dengan psikolog ketika musim 2020 berakhir. Perlahan kondisi psikologisnya mulai membaik.

Ia mengaku awal musim ini sebagai titik terendah dalam kariernya setelah Moto2 Argentina 2018 dan debut di MotoGP Qatar 2019, di mana ia harus start dari jalur pit.

“Saya mulai bekerja agar lebih tenang dan menekan emosi. Tapi, tentu saja, saya berencana menemui seorang psikolog. Saya sudah berkonsultasi beberapa kali, sepertinya butuh lebih sering lagi karena perbedaan kecil dapat membuat perubahan besar,” katanya.

“Jadi saya akan menemui psikolog lagi dan mengerjakan bagian itu karena menyentuh detail kecil dengan tim akan sangat penting.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Suzuki Mulai Cari Tim Satelit Terbaik
Artikel berikutnya Vinales Minta Yamaha Fokus Benahi Grip M1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia