Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Fabio Quartararo Kehilangan Salah Satu Kekuatan di Red Bull Ring

Akhir pekan ini Yamaha akan menghadapi sirkuit yang menuntut tenaga mesin motor sangat kuat di Kejuaraan Dunia MotoGP 2022.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sirkuit Red Bull Ring, tuan rumah Grand Prix Austria, akhir pekan ini (19-21/8/2022), dipastikan bakal menjadi ajang semua pabrikan yang bersaing dalam perebutan gelar juara dunia, untuk mengeluarkan semua senjata terbaik mereka.

Juara dunia Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) memang masih di posisi teratas klasemen pembalap dengan unggul 22 poin atas Aleix Esparparo (Aprilia Racing) di posisi kedua.

Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) – pemenang dua Grand Prix terakhir – menguntit di posisi ketiga dengan gap 49 poin dari El Diablo.

Sudah menjadi rahasia umum bila layout Red Bull Ring selama ini sangat cocok dengan karakteristik Ducati Desmosedici GP. Enam kemenangan dari delapan GP yang sudah digelar di sana sejak 2016, menjadi bukti.

Selama ini, Quartararo dan Yamaha mampu menyiasati kurangnya tenaga Yamaha YZR-M1 dibanding Ducati maupun Aprilia, dengan menguasai tikungan.

Kendati demikian, El Diablo selalu menyebut dengan power motor yang lebih besar, ia bakal mampu memberikan performa lebih baik. Dengan kondisi yang tidak berubah dari sisi teknis, alias defisit power motor, Quartararo diprediksi akan kembali kesulitan di Red Bull Ring.

Baca Juga:

Yamaha akan menghadapi sirkuit yang paling menuntut motor memiliki power besar, d antara seluruh trek dalam Kejuaraan Dunia MotoGP. Selama ini, Red Bull Ring menuntut para pembalap Yamaha mengeluarkan gaya lebih agresif karena kurangnya tenaga M1.

Saat ini, Yamaha YZR-M1 diperkirakan memiliki tenaga 245 hp. Bandingkan dengan 250 hp lebih yang dimiliki Ducati Desmosedici GP22 atau 260 hp milik Aprilia RS-GP.

Jika diubah ke performa, di sirkuit seperti Red Bull Ring, top speed M1 akan kurang 10 km/jam – atau bahkan lebih – dari para rivalnya yang memiliki tenaga mesin lebih besar.

Kepiawaian Quartararo mengendalikan M1 dan mengeluarkan potensi terbaiknya, memang sudah tidak perlu diragukan. Tetapi hasil buruk di dua balapan terakhir (tanpa poin di Assen dan hanya 8 poin di Silverstone), rival berat seperti Espargaro dan Bagnaia, serta layout baru Red Bull Ring, bakal membuat El Diabo dan Yamaha pusing.

Red Bull Ring memang memiliki area baru, yakni chicane di antara Tikungan 1 dan 3. Tikungan 2 yang lebih menyerupai trek lurus, selama ini menjadi salah satu area Aprilia dan Ducati mampu sangat kuat, karena dukungan dari power besar pada motor.

Namun kecelakaan hebat yang melibatkan Johann Zarco (Avintia Racing) dengan Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) pada GP Austria 2020 memaksa Komisi Keselamatan Balap MotoGP, FIM, serta pengelola sirkuit, melakukan modifikasi lintasan.

Hasilnya, di atas kertas, Red Bull Ring terlihat melambat dan motor-motor bertenaga besar sepertinya baru akan memaksimalkan power pada lintasan lurus kedua di trek tersebut.

Konfigurasi baru Red Bull Ring memperkenalkan sebuah chicane antara Tikungan 1 dan 3 demi mengurangi risiko kecelakaan. Dengan begitu, area yang selama ini dikenal sebagai Tikungan 2, sudah tidak ada lagi.

Chicane baru Sirkuit Red Bull Ring, tuan rumah MotoGP Austria, siap menjadi tantangan baru bagi para pembalap, akhir pekan ini (19-21/8/2022).

Chicane baru Sirkuit Red Bull Ring, tuan rumah MotoGP Austria, siap menjadi tantangan baru bagi para pembalap, akhir pekan ini (19-21/8/2022).

Menariknya, Fabio Quartararo justru terlihat tidak puas dengan ubahan tersebut. Menurut pembalap asal Prancis itu, feeling-nya mungkin akan mengatakan bila layout baru Red Bull Ring bakal lebih berbahaya daripada sebelum perbaikan.

Meskipun, dengan adanya chicane tersebut membuat titik pengereman kedua (usai perbaikan menjadi keempat) dapat dilakukan dengan kecepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya.

Sebelumnya, para pembalap harus terlebih dulu melibas trek lurus agak menanjak nan panjang, untuk kemudian melakukan deselerasi ekstrem untuk pengereman keras di Tikungan 3.

Kendati saat ini kondisi masih serba belum pasti karena para pembalap belum menjajal trek yang sesungguhnya, Fabio Quartararo sudah mengaku bakal kehilangan salah satu kekuatannya di Red Bull Ring, akibat modifikasi ini.

“Itu takkan membantu saya karena Tikungan 3 selama ini menjadi titik saya untuk melakukan pengereman super-lambat,” tutur Quartararo.

Late braking selama ini memang menjadi salah satu senjata andalan Fabio Quartararo untuk menyiasati kekurangan power M1. Dengan teknik ini, Quartararo bisa lebih mudah melewati lawan-lawannya.

Dengan teknik ini pula, pada musim 2022 Quartararo mampu merebut hasil-hasil bagus di trek-trek yang selama ini didominasi Ducati, yakni finis P2 di Mugello GP Italia serta menang di Barcelona pada GP Catalunya.  

Meskipun belum ada pembalap yang turun menguji langsung chicane baru ini, banyak yak yakin Aprilia akan superior saat melakukan tekanan di tikungan, maupun melibas Ducati saat berakselerasi di area start.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Francesco Bagnaia: Kondisi Akan Mendukung Kami Tampil Bagus
Artikel berikutnya Ducati Yakin Tim VR46 Tak Berpaling ke Pabrikan Lain

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia