Quartararo Klaim Motor Yamaha Kian Sempurna
Fabio Quartararo mengklaim bahwa Yamaha memberinya motor paket lengkap usai menyapu tiga kemenangan MotoGP musim ini.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Salah satu sinyal kebangkitan Yamaha bisa dilihat pada gelaran MotoGP Italia, akhir pekan kemarin. Pembalap tim pabrikan itu mampu meredam Johann Zarco setelah Francesco Bagnaia crash. Ia pun berakhir jadi pemenang edisi Mugello.
Pandangan bahwa Yamaha tak bisa mencapai top speed mulai berkurang. Setelah Losail, mereka mampu menantang Ducati di trek lurus kembali. Salah satu kunci sukses adalah perangkat holeshot yang dimutakhirkan.
“Saya kira kami telah memiliki paket komplet. Saya kira, ok, kami bukan yang terbaik dari sisi kecepatan tertinggi, tapi kami telah menang di dua trek yang sebenarnya miliki Ducati,” katanya kepada Motorsport.com.
“Setiap orang mengatakan Ducati akan dominan di Qatar, Ducati juga akan dominan di sini. Tapi sejatinya, saya pikir orang-orang tidak menyangka ada Yamaha, KTM dan Suziki di podium.”
Quartararo mengakui ada bagian yang kurang dari motor Yamaha sebelumnya. Perangkat untuk start karena mereka selalu kurang maksimal dalam awalan. Namun, kondisinya jauh lebih baik saat ini. Jika menilik bagaimana kerja keras yang dilakukan tim dan hasil yang tersaji, pembalap Prancis itu optimistis dengan masa depan tim.
“Jadi saya pikir pada satu lap, pertama-tama, kecepatan tertinggi tidak penting dan saya berpikir pada balapan. Saya yakin bahwa meski kami tidak mencapai kecepatan tertinggi, saya dapat berkendara tanpa itu,” ia menjelaskan.
“Tapi motor kami akan sangat bagus, saya punya feeling bagus di depan. Pada akhirnya, tidak ada banyak trek di mana ada lintasan lurus, jadi kami akan lihat di Barcelona, di mana saya biasanya tampil sangat bagus.”
Sebaliknya, rekan setim Quartararo, Maverick Vinales mesti menelan kekecewaan usai melakoni kualifikasi kontroversial dengan Marc Marquez. Ia start dari urutan ke-13 dan harus puas finis di urutan kedelapan.
Pembalap Spanyol tersebut mengambinghitamkan pilihan ban yang salah, yakni ban depan medium. Alhasil, ia tak mampu mengendalikan motor dengan baik ketika memacu YZR-M1.
“Saya memikirkan hasil akan sangat berbeda karena itu trek yang saya sukai, trek di mana saya merasa bagus,” Vinales mengungkapkan.
“Bagaimana pun setelah FP1, saya kehilangan feeling. Satu-satunya yang saya ubah dari FP1 ke FP2 adalah ban depan. Saya memasang ban medium dan masalah dimulai.”
“Saya tidak tahu kenapa kami tidak mencoba ban depan lunak lagi. Saya kira kami tidak cukup memperhatikan itu di FP1, sentuhan pertama fantastis. Saya bahkan mencatatkan 1:47,1 dalam enam lap. Jadi pada dasarnya, saya seperti banyak kehilangan karena spin. Kami perlu memeriksa dan menganalisis.
“Pada dasarnya, itu sulit karena saya mendapat hasil buruk, tapi di sisi lain, positif, sebab saya punya data dari FP1 untuk memahami penyebabnya. Itu hal yang paling penting. Kami punya data untuk dianalisis dan kami punya pembalap yang jadi pemenang.”
Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing, Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments