Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Randy Mamola: Rossi harus belajar sopan santun

Dalam kolom terbarunya untuk Motorsport.com, mantan pembalap Grand Prix 500cc, Randy Mamola menyoroti sikap Valentino Rossi. Ia mengatakan The Doctor perlu untuk mengubah cara hidupnya – di dalam dan luar trek.

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, Marc Marquez, Repsol Honda Team

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, Marc Marquez, Repsol Honda Team

Gold and Goose / Motorsport Images

Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing
Sarron, Jorge Lorenzo, Yamaha Factory Racing
Brad Binder, Red Bull KTM Ajo, Dani Pedrosa, Repsol Honda Team
Brad Binder, Red Bull KTM Ajo, Dani Pedrosa, Repsol Honda Team, Valentino Rossi, Yamaha Factory Racing, Marc Marquez, Repsol Honda Team, Jorge Lorenzo, Yamaha Factory Racing, Alex Rins, Paginas Amarillas HP 40
Randy Mamola, manager of Bradley Smith, Tech 3 Yamaha

Jumat (23/9) lalu, kami mengetahui bahwa FIM, dipimpin oleh International Road-Racing Team Association (IRTA) menghubungi tim-tim MotoGP dan memberikan peringatan: perilaku tidak sopan dan gesture ofensif tidak menguntungkan kejuaraan dan mereka perlu menghindarinya – serta bahwa FIM berhak untuk menjatuhkan denda kepada siapapun yang melanggar aturan.

Ternyata, pesan tersebut beredar selama Grand Prix Misano. Akhir pekan yang sama ketika Valentino Rossi mengacungkan jari tengah kepada Aleix Espargaro, karena pembalap Spanyol ini melambat di trek lurus Sirkuit Misano, yang dipenuhi fans The Doctor dari Tavullia.

Gesture dari Rossi itu mungkin menghasut para penonton. Ibarat idiom jerami terakhir yang mematahkan punggung unta (tindakan yang tampaknya kecil, tapi menimbulkan reaksi besar dan tak terduga). Gesture tersebut juga menyebabkan FIM campur tangan. Saya sendiri dalam posisi yang mendukung.

Kadang-kadang, kami yang berada di paddock cenderung lupa tentang jutaan penonton yang menonton balapan. Namun, saya tidak berpikir meminta para pembalap untuk menjaga sikapnya adalah permintaan yang terlalu banyak.

Itu tidak selalu mudah, terutama dengan ketegangan di antara beberapa pembalap yang sama tingginya sekarang. Tapi ini sebuah upaya yang saya yakin membawa konsekuensi positig bagi kita semua yang mencintai olahraga ini.

Anda harus berhati-hati, karena sebuah gambar bisa menyebabkan banyak kerusakan. Pada hari Sabtu, Nicolo Bulega menjadi pembalap pertama yang didenda – 300 euro (setara 4,3 juta rupiah) – untuk gesture sama yang dilakukan bosnya di tim VR46.

Dan gambar itu, dari anak yang begitu muda – mengacungkan jari tengah kepada pembalap lain (Jorge Martin) – bahkan jauh lebih menyakitkan daripada yang dilakukan Valentino ke Aleix.

Memimpin dengan memberi contoh

Kami datang dari musim yang sangat sulit pada 2015, yang membawa penyelenggara kejuaraan harus meminta fans yang memenuhi tribun untuk berperilaku dengan cara beradab, dan untuk menghindari gesture tidak sopan seperti mencemooh.

Tapi kita tidak bisa mengharapkan itu terjadi jika kita tidak memimpin dengan memberi contoh.

Lalu, kita sekarang dapat beralih kepada hal yang menyebabkan kegemparan besar di San Marino: perang kata-kata antara Rossi dan Jorge Lorenzo saat konferensi setelah

Apa yang terjadi di sana adalah konfirmasi sederhana dari sebuah fakta: ketidakmungkinan untuk melanjutkan berbagi garasi yang sama. Itulah mengapa saya pikir baik bahwa mereka akan berpisah tahun depan.

Dalam kasus ini, MotoGP menghadapi berbagai jenis masalah yang memerlukan berbagai jenis tindakan dari penyelenggara. Saya berbicara tentang perilaku para pembalap selama penampilan publik mereka di siaran TV.

Di Misano, Lorenzo membahas lagi tentang kurangnya sikap sopan santun Rossi, yang cenderung untuk mulai bicara – dengan siapapun di sebelahnya – ketika pembalap lain mendapat giliran menjawab pertanyaan.

Sikap Rossi itu membuat para fotografer fokus untuk mengambil gambarnya, sesuatu hal logis dan mengganggu siapa pun yang sedang berbicara karena suara bising kamera. (Casey) Stoner pernah terdiam di tengah-tengah jawabannya dan menatap Rossi hingga dia menutup mulut, sebelum kemudian melanjutkan berbicara.

Masalahnya, seperti di banyak area lain dari kejuaraan ini, adalah menemukan seseorang yang bersedia mengkonfrontasi Valentino dan mengatakan apa yang diajarkan anak-anak di di taman kanak-kanak (TK): mengganggu seseorang ketika sedang berbicara itu sangat kasar, bahkan jika itu hanya chit-chat ringan.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Rossi khawatirkan penurunan performa Yamaha
Artikel berikutnya Hayden tak menyangka kesulitan di Aragon

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia