Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Razlan Razali Ungkap Biang Kerok Perpisahan Petronas dan SRT

Razlan Razali akhirnya angkat bicara soal perceraian antara tim MotoGP miliknya dan Petronas. Semua berpangkal dari seorang petinggi perusahaan minyak Malaysia tersebut.

Razlan Razali

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Keputusan mendadak Petronas mundur dari sponsor Sepang Racing Team tak hanya membuat para penggemar terkejut. Razali lebih kaget lagi karena selama beberapa bulan sebelumnya negosiasi seolah berjalan positif.

Sinyal diberikan merujuk pada prestasi yang dicapai tim satelit Yamaha itu sepanjang 2019 dan 2020, di mana Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli sebagai penopang utama.

Pada 2019, mereka menghuni peringkat keempat klasemen tim berkat Quartararo ada di posisi kelima dan Morbidelli ke-10.

Musim berikutnya, yang terhambat pandemi Covid-19, skuad itu lebih moncer lagi dengan merebut runner-up. Kondisinya berkebalikan, Morbido mengisi peringkat kedua dengan motor versi lama dan pembalap Prancis finis urutan kedelapan.

Mereka mulai goyah setelah ditinggal Quartararo. Kehadiran Valentino Rossi ternyata tak berpengaruh apa pun karena kedigdayaannya sudah habis. Kondisi lebih parah ketika Morbidelli dibekap cedera lutut yang membuatnya absen lima putaran.

Rider berdarah Brasil-Italia lalu ditarik menggantikan Yamaha Factory Racing. Posisi kosong diisi Cal Crutchlow, Garrett Gerloff dan Jake Dixon, sebelum jadi permanen milik Andrea Dovizioso.

Faktor tersebut mungkin jadi pertimbangan Petronas untuk undur diri. Keputusan yang memukul Razali.

Baca Juga:

“Ya, itu sungguh kejutan. Kami sudah mendiskusikan perpanjangan kontrak pada akhir 2020. Kesepakatan awal kami untuk tiga tahun dan berakhir setelah 2021,” ujarnya kepada Speedweek.

“Saya menerima tawaran Juni. Tentu, mereka ingin memberi kami dana lebih sedikit. Saya menolak, ‘Kami tidak bisa menjalankan itu dengan uang lebih sedikit’. Saya minta kenaikan anggaran. Jika melihat ke belakang, saya seharusnya menerima tawaran itu sejak Juni.

“Kami menyepakati tenggat waktu untuk perjanjian pada akhir Juli. Ketika tiba tanggalnya, itu sepekan sebelum saya terbang ke GP Styria. Pada akhirnya, saya mendapat janji dengan penyelia departemen pemasaran, pada Rabu. Itu tanggal keberangkatan ke Austria.”

Mendapat tanggal mepet, membuat Razali bertanya-tanya apakah akan mendapat apa yang diinginkan.

“Saya memperhitungkan dua kemungkinan, antara mereka akan berkatan, ‘Tak ada tawaran lain, itu yang akan kami bayar’ atau mereka akan melanjutkan negosiasi. Ternyata, mereka memilih untuk mundur. Anda tidak memberi kesempatan untuk berdiskusi lagi,” tuturnya.

“Saya berbagi berita ini dengan CEO Sirkuit Sepang. Sebagai pemilik tim, dia lalu membuat janji dengan pemimpin Petronas dan para manajer atas. Mereka menginformasikan ketidakpastian situasi ekonomi karena Covid-19 dan pemerintah Malaysia, maka diputuskan mundur. Kami harus terima.”

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Usut punya usut, ternyata bukan itu saja masalah utamanya. Apalagi baru-baru ini Petronas memperkuat komitmen dengan tim Mercedes F1 dengan gelontoran dana lebih besar.

“Kami kira itu hanya alasan saja. Performa kami bukan penyebabnya karena tim MotoGP mulai dengan sangat bagus. Saat Petronas gabung Mercedes pada 2010, butuh beberapa tahun untuk sukses,” Razali menjelaskan.

“Kami lebih baik sebagai tim baru. Kami juga mendapat kurang dari lima persen atas apa yang mereka berikan di Formula 1.

“Bukan juga karena pembalap karena kami meminang Valentino untuk 2021. Petronas terima. Mereka ingin melakukan sesuatu dengannya, tapi tak pernah terjadi. Perubahan juga terjadi di Petronas.”

Menurut rumor, Datin Anita Azrina, Kepala Komunikasi Strategis Petronas, sebagai batu sandungan tim. Ia tak akur dengan Razali dan CEO Sirkuit Sepang, Azhan Shafriman Hanif.

Pria, yang mendirikan RNF MotoGP Team, mengisyaratkan bahwa kabar tersebut benar adanya.

“Dia hadir di dewan direksi Petronas dalam Motorsport pada saat yang sama, di mana saya dilantik jadi Sirkuit Sepang pada 2008. Pada saat itu, kolaborasi kami terbatas secara eksklusif untuk F1 GP Malaysia,” ia mengisahkan.

“Sebagai perusahaan besar, Petronas selalu menciptakan standar tinggi untuk sirkuit, sebagai sponsor ajang F1, mereka mau segalanya. Ada ketidaksepakatan di sana. Setiap saya memberi saran, saya tak digubris.

“Lalu, orang itu meninggalkan Petronas. Pada 2018, dua wanita baru datang dari Petronas sebagai teman diskusi. Lalu kedua wanita itu hengkang, wanita yang biasa berdebat dengan saya kembali. Boom!”

Mulai musim depan, Razali menjalankan timnya dengan dukungan WithU dari Italia.

Andrea Dovizioso, Petronas Yamaha SRT

Andrea Dovizioso, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Jorge Lorenzo: Fabio Quartararo Lakukan Pekerjaan Sulit dengan Yamaha
Artikel berikutnya Jorge Martin Pertimbangkan Operasi Kaki Sebelum ke Portimao

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia