Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia

Rea Klaim Ban Michelin Penyebab Insiden di MotoGP

Peraih enam gelar juara dunia World Superbike, Jonathan Rea, mengkritik penyuplai ban MotoGP, Michelin, yang dianggap menempatkan pembalap dalam risiko besar.

Marc Marquez, Repsol Honda Team, crashes

Rea membandingkan kinerja ban Pirelli yang digunakan di WSBK dengan Michelin yang dipakai di MotoGP. Menurutnya, dua pabrikan tersebut memiliki karakter yang jauh berbeda.

Seperti diketahui, Michelin menjadi pemasok ban tunggal MotoGP sejak 2016 menggantikan Bridgestone yang menyuplai ban dalam kurun waktu 2009-2015.

Tetapi, Michelin memiliki masalah besar yang belum terselesaikan hingga saat ini. Pembalap MotoGP kerap terjatuh karena kehilangan daya cengkeram ban depan, terutama di sesi pagi.

Jika salah satu dari sisi ban mendingin, maka rider tak memiliki grip yang bagus dan mereka gagal memaksimalkan potensi motor. Tetapi, masalah seperti itu tak pernah terjadi di WSBK yang menggunakan ban Pirelli.

Meski suhu berada satu tingkat di atas titik beku, ban Pirelli bekerja dengan baik pada gelaran WSBK di Assen dua tahun lalu. Hal tersebut yang membuat Jonathan Rea mengkritik Michelin dan mempertanyakan konstruksi ban pabrikan Prancis itu.

“Mengapa ada banyak kecelakaan di MotoGP? Ada banyak insiden yang tak perlu terjadi. Saya berbicara tentang ban depan yang tergelincir karena berada di suhu dingin. Cukup jelas kepada siapa Anda harus mempertanyakannya,” kata Rea.

“Tidak ada jurnalis MotoGP yang berani membahas topik ini karena mereka takut kehilangan paspor. Berbeda dengan WSBK yang menerima segala kritik. Ban yang kami gunakan juga mengutamakan performa dan lebih aman.”

Baca Juga:

Motor WSBK memang merupakan hasil modifikasi dari motor komersil, berbeda dengan motor MotoGP yang dibangun dari awal.

Namun, saat ini perbedaan performa kedua motor tersebut tidak mencolok karena setiap pabrikan menjadikan motor MotoGP sebagai acuan.

“Sistem elektronik yang kami hampir sama. Performa motor? Anda tidak bisa mengatakan bahwa kecelakaan terjadi karena motor memiliki 50 tenaga kuda lebih besar. Jadi, saya menyalahkan ban,” ujar Rea.

“Saya juga pernah memiliki pengalaman buruk di atas motor MotoGP. Saya melakoni dua balapan di MotoGP ketika masih menggunakan Bridgstone. Ban tersebut menjadi hal yang paling rumit di motor MotoGP bagi saya.”

Namun, Jonathan Rea mengakui bahwa mengendarai motor prototipe lebih sulit daripada menggeber superbike yang berbasis dari motor jalan raya.

“Para pembalap MotoGP harus diberi dua acungan jempol karena sangat sulit memahami motor tersebut dan tak mudah mengeluarkan potensinya,” kata pria Irlandia itu mengungkapkan.

“Di WSBK, Anda bisa dengan cepat menemukan batasannya. Motor juga memberikan informasi yang sangat bagus tentang apa yang terjadi.”

Ban Michelin.

Ban Michelin.

Foto oleh: Michelin

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Quartararo: Tato Berikutnya Sebuah Perayaan Gelar Juara
Artikel berikutnya Motor Pembalap Pramac Tidak Akan Sama

Top Comments

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Edisi

Indonesia Indonesia