Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Redam Kontroversi, Bagnaia Klaim Komentarnya Diambil di Luar Konteks

Francesco Bagnaia dari Ducati menanggapi reaksi yang muncul baru-baru ini terkait komentar yang dibuatnya tentang daya saing MotoGP. Ia mengklaim kata-katanya dikutip di luar konteks.

Francesco Bagnaia, Ducati Team

Foto oleh: Ducati Corse

Sang juara dunia keluar dari MotoGP Prancis setelah tabrakan dengan Maverick Vinales saat keduanya bertarung untuk memperebutkan posisi ketiga. Sementara beberapa saat kemudian, di chicane Dunlop, terjadi kecelakaan menakutkan yang melibatkan Luca Marini dan Alex Marquez.

Hanya 13 pembalap yang berhasil mencapai garis finis di Le Mans, dan Bagnaia bertanya apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi jumlah kecelakaan di lap pertama pada 2023.

Pembalap asal Turki berkata, “Dari sudut pandang saya, kami telah mencoba untuk menang di beberapa lap pertama selama dua tahun ini. Dan seorang pembalap yang berada di belakang, yang tidak memiliki potensi untuk membalap di depan, mencoba menyalip enam pembalap sekaligus. Bukan seperti itu cara kerjanya.

"Kami semua berusaha sampai batas maksimal dan, jika saya mengerem di batas maksimal, mencari hal lain adalah kesalahan, dan terlebih lagi di bagian awal balapan. Sebagian besar kecelakaan terjadi di awal karena terlalu banyak gejolak.

"Dengan situasi yang kami hadapi hari ini, semua motor mampu meraih kemenangan. Hal ini perlu dipikirkan karena ini bukan skenario yang aman.

"Dari motor pertama hingga terakhir, semuanya bisa menang. Tidak ada lagi jarak enam atau tujuh persepuluh yang dulu ada di antara motor tim utama dan motor tim satelit.

"The 'Fantastic Four' (Valentino Rossi, Dani Pedrosa, Casey Stoner dan Jorge Lorenzo) muncul karena mereka adalah yang terbaik, dan karena mereka memiliki motor yang bagus. Yang lain tertinggal cukup jauh karena mereka tidak memiliki potensi untuk membalap di depan, tidak juga di level teknis.

Baca Juga:

"Sekarang, levelnya sangat ekstrem, semuanya didorong hingga ke batasnya. Akan sangat penting untuk memulihkan sedikit perbedaan antara motor pabrikan dan konsumen, atau menemukan solusi untuk menghindari situasi tertentu."

Cuplikan komentar tersebut dimuat di situs resmi MotoGP, demikian pula tanggapan dari bos tim Tech3 dan presiden asosiasi tim, Herve Poncharal, yang menggambarkan perkataan Bagnaia sebagai "omong kosong besar". Ia mengingatkan bahwa pembalap Italia itu memulai kariernya di kelas utama bersama tim satelit Pramac Racing.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Motorsport.com, Bagnaia pun memberikan klarifikasi atas situasi tersebutApa yang telah dipublikasikan di luar konteks karena interpretasi yang dibuat oleh beberapa orang," Bagnaia memulai.

"Saya ditanya tentang keselamatan dan alasan meningkatnya kecelakaan dan saya hanya mencoba membuat analogi dan mengatakan bahwa ini tidak terjadi sebelumnya.

"Saya pikir beberapa tahun lalu lebih sedikit terjadi kontak karena ada perbedaan besar antara pembalap top dan yang lainnya. Sekarang semuanya jauh lebih ketat. Saya sampai di MotoGP dengan tim satelit. Bagaimana saya akan menyarankan untuk menciptakan jarak antara motor kerja dan motor satelit?” dia mengungkapkan.   

Herve Poncharal, IRTA President

Herve Poncharal, IRTA President

Photo by: Dorna

"Meningkatnya jumlah kecelakaan disebabkan oleh semakin dekatnya kejuaraan dunia. Kami semua semakin dekat dan semakin dekat dan kami semua mengerem pada batas maksimal.

"Bahkan, ketika Anda memulai dari belakang dan Anda tahu Anda tidak memiliki kecepatan untuk menjadi yang terdepan. Anda mencoba untuk mendapatkan sebanyak mungkin tempat di awal untuk memaksimalkan ban baru.

"Itulah mengapa ada begitu banyak kecelakaan di bagian pertama balapan."

Bagnaia menambahkan bahwa situasi ini adalah bagian dari apa yang ia rasakan sebagai dinamika kontroversi yang terus berkembang dan sengaja disulut.

"Setelah Le Mans, saya memutuskan hubungan selama tiga hari, tanpa telepon, dan ketika saya terhubung kembali, saya melihat kontroversi yang telah dibuat dengan Poncharal, diperbesar oleh situs resmi kejuaraan," ia menambahkan.

"Bola salju itu semakin membesar, padahal saya sama sekali tidak pernah berkomentar untuk menciptakan kontroversi. Sebaliknya, saya sadar bahwa ini adalah masalah yang sangat serius seperti keselamatan.

Bagnaia mengklarifikasi kutipan "di luar konteks" menyusul kontroversi MotoGP Le Mans

"Sayangnya, kita memasuki sebuah dinamika di mana beberapa orang lebih memilih untuk mencari kontroversi daripada membicarakan siapa yang menang atau pertarungan indah yang terjadi di lintasan,” ucapnya.

"Akhir-akhir ini ada terlalu banyak pembicaraan tentang hal-hal yang bukan kompetensi saya.

"Saya seorang rider, saya jatuh cinta dengan olahraga ini dan satu-satunya tujuan saya adalah memenangkan balapan dan bekerja sama dengan tim saya. Mulai sekarang saya hanya akan berbicara tentang olahraga ini, yang merupakan hal yang paling saya kuasai, dan saya akan menyerahkan sisanya kepada orang lain.

"Saya lelah harus membenarkan setiap kata yang diambil di luar konteks sebagai dalih untuk membuka kontroversi."

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Suka Kemenangan, Ciabatti Tak Yakin Martin Mau ke Yamaha
Artikel berikutnya Bottas Ingin Hidupkan Lagi Proyek Sirkuit KymiRing

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia