Review MotoGP 2018: Andrea Dovizioso
Jadi Kuda hitam tahun lalu, Andrea Dovizioso diprediksi bisa meruntuhkan hegemoni Marc Marquez musim 2018.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Direkrut Ducati sebagai pengganti Valentino Rossi, 2013 lalu, Dovizioso butuh waktu tiga musim untuk kemenangan pertamanya bersama skuat Borgo Panigale di Sepang.
Itu hanya awalnya saja, DesmoDovi memberi kejutan dengan enam kemenangan sepanjang 2017, dan menjadi rival utama Marquez dalam pertarungan gelar hingga balapan terakhir.
Tertatih awal musim
Tak ingin dicap one-season-wonder, Dovizioso memulai musim dengan poin maksimal di Losail, mengungguli Marquez dan pembalap Yamaha, Valentino Rossi.
Namun ia tiga kali gagal finis pada empat balapan awal Eropa, yakni Jerez, melibatkan Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa, serta dua kecelakaan tunggal di Prancis dan Catalunya.
Kejadian Le Mans dan Catalunya memunculkan pertanyaan besar terkait kapabilitasnya sebagai penantang gelar, termasuk sang rival, Marquez.
Rentetan hasil minor membuat pembalap asal 32 tahun itu tercecer di peringkat keempat klasemen paruh musim. Dengan 88 poin, Dovizioso tertinggal 77 poin dari Marquez (165).
Antiklimaks seorang Dovizioso
Tak punya beban apapun, performa Dovizioso meningkat drastis memasuki paruh kedua. Diawali kemenangan di Ceko, DesmoDovi juga meraih hasil maksimal di Misano, serta tiga podium lainnya (Austria, Aragon, dan Buriram).
Tertinggal 77 poin, Dovizioso kembali melakukan kesalahan saat balapan, dan finis ke-18 di Motegi. Hasil ini memastikan kekalahan dua musim beruntun dari Marquez.
Menutup musim dengan kemenangan di Valencia, DesmoDovi mengumpulkan 245 poin, tertinggal 76 angka atas Marquez (321), juara dunia 2018.
Jika melihat bagaimana pertarungan gelar musim lalu, Dovizioso kerap melakukan kesalahan di saat-saat krusial. Saat itu, pembalap dengan nomor start 04 tertinggal 19 poin dari Marquez jelang MotoGP Valencia.
Tak punya pilihan lain selain menang, sembari berharap Marquez melakukan kesalahan, Dovizioso justru melakukan blunder yang membuatnya gagal finis.
Jelas ini merupakan sebuah pertanyaan, apakah Dovizioso bisa menjadi sosok pemutus hegemoni Marquez sejauh ini?
Konflik dengan Lorenzo
Selain rivalitas di dalam trek melawan Marquez, Dovizioso juga mulai merasakan ketegangan dengan rekan satu timnya, Lorenzo. Yang diawali saling lempar komentar jelang MotoGP Ceko.
Hubungan keduanya semakin memburuk saat Lorenzo melewatkan fase flyaway karena cedera yang diapatnya, Ducati bahkan harus turun tangan untuk meredakan ketegangan antar pembalapnya.
Statistik Dovizioso sepanjang 2018:
Balapan | 18 |
Pole | 2 |
Menang | 4 |
Podium | 9 |
Fastest Laps | 5 |
Start Rata-Rata | 4,56 |
Finis Rata-Rata | 6,94 |
Tidak finis (DNF) | 3 |
Poin | 245 |
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments