Review MotoGP 2018: Maverick Vinales
Memasuki musim keduanya sebagai pembalap Yamaha, masalah YZR-M1 masih menjadi momok bagi Maverick Vinales.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Vinales membuka kisahnya sebagai pabrikan garpu tala dengan manis, ia memenangi tiga balapan pada paruh awal 2017, Qatar, Argentina, dan Prancis. Namun, performanya langsung merosot seiring menurunnya performa YZR-M1.
Tak dapat imbangi Honda-Ducati
Musim telah berganti, namun awan kelabu seolah enggan berlalu dari Iwata, markas Yamaha. Meski memimpin tes pramusim Sepang, Vinales serta rekan satu timnya, Valentino Rossi, tak berdaya menghadapi Ducati serta Honda.
Benar saja, Vinales tak mampu berbuat banyak pada paruh awal selain finis kedua di Austin. Jelang paruh musim, timbul secercah harapan menyusul podium beruntun di Assen dan Sachsenring.
Permintaan maaf Yamaha
Namun, ikonsistensi masih menjadi momok YZR-M1, yang kembali terkapar di Ceko dan Austria. Puncaknya, Yamaha meminta maaf kepada Rossi dan Vinales saat keduanya gagal menembus 10 besar pada kualifikasi.
Pabrikan Jepang itu bahkan memecahkan rekor puasa kemenangan terlamanya di Grand Prix di Aragon, saat Vinales finis ke-10, dua posisi di belakang The Doctor.
Sosok penyelamat
Namun, peruntungan Yamaha sedikit membaik setelah itu. Tampil menjanjikan di Thailand, Vinales muncul sebagai sosok penyelamat dengan menorehkan kemenangan di Phillip Island. Kemenangan pertama skuat Iwata dalam 25 balapan terakhir.
Dapatkan momentum, Vinales mengancam posisi Rossi di tempat ketiga klasemen akhir. Sayang ia gagal memaksimalkan peluang tersebut usai tersungkur di Valencia, meski start dari pole.
Statistik Vinales sepanjang 2018:
Statistik 2018 | Vinales |
Balapan | 18 |
Pole | 1 |
Menang | 1 |
Podium | 5 |
Fastest Laps | 1 |
Start Rata-Rata | 6,83 |
Finis Rata-Rata | 7,22 |
Tidak finis (DNF) | 2 |
Poin | 193 |
Pisah dengan Forcada, ketidakjelasan Yamaha
Bukan hanya di dalam trek, drama Vinales juga berlanjut di luar trek. Keretakan hubungannya dengan Ramon Forcara, sosok yang mengantarkan Jorge Lorenzo menuju tiga gelar juara dunia MotoGP, membebani pikirannya. Selain itu, sikap Yamaha dalam mengambil keputusan juga menambah nestapa pembalap Spanyol itu.
Memiliki dua pembalap yang sama-sama kuat dan dominan, ketidakjelasan Yamaha mengambil arah pengembangan motor menjadi faktor krusial mengapa Vinales tak kunjung menunjukkan potensinya musim ini.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments